BAB II
PEMBAHASAN
A.
INSTRUMEN TES
Teknik tes merupakan suatu kenyataan
bahwa manusia dalam hidupnya berbeda antara individu yang satu dengan individu
lainnya. Tidak ada dua individu yang persisi sama, baik dari segi fisik maupun
segi psikisnya.
Dengan adanya perbedaan individu
itu, maka perlu diciptakan alat untuk mendiagnosis atau mengukur keadaan
individu, dan alat pengukur itulah yang lazim disebut tes. Dengan alat pengukur
itulah yang berupa tes tersebut, maka orang akan berhasil mengetahui adanya
perbedaan antar individu. Karena adanya aspek psikis yang berbeda-beda yang
dapat membedakan individu yang satu dengan individu yang lain, maka kemudian
timbul pula bermacam-macam tes.
1.
Pengertian Tes
Secara harfiah, kata “tes” berasal
dari bahasa Perancis Kuno : testum dengan arti :”piring untuk menyisihkan
logam-logam mulia, dalam bahasa Inggris ditulis dengan test yang dalam bahasa
Indonesia diterjemahkan dengan “tes”,”ujian”,atau”percobaan”. Testing berarti
saat dilaksanakannya atau peristiwa berlangsungnya pengukuran dan penilaian.
Tester adalah orang yang melaksanakan tes atau pembuat tes. Testee adalah pihak
yang dikenai tes (peserta tes).
Dari segi istilah, menurut Anne Anastasi dalam karya tulisnya berjudul
Psychological Testing, yang dimaksud dengan tes adalah alat pengukur yang
mempunyai standar yang obyektif sehingga dapat digunakan secara meluas, serta
dapat betul-betul digunakan untuk mengukur dan membandingkan keadaan psikis
atau tingkah laku individu.
Dalam dunia evaluasi pendidikan,
yang dimaksud dengan tes adalah cara atau prosedur dalam pengukuran dan
penilaian di bidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian
tugas/baik berupa pertanyaan-pertanyaan (yang harus dijawab), atau
perintah-perintah oleh testee, sehingga dapat dihasilkan nilai yang
melambangkan tingkah laku atau prestasi testee, nilai mana dapat dibandingkan
dengan nilai-nilai yang dicapai oleh testee lainnya, atau dibandingkan dengan
nilai standar tertentu.
2.
Persyaratan Tes
Tes diusahakan mengikuti aturan
tentang suasana, cara, dan prosedur yang telah ditentukan namun tes itu sendiri
mengandung kelemahan-kelemahan.Syarat tes :
a.
Adakalanya tes (secara psikologis terpaksa)
menyinggung pribadi seseorang
b.
Tes menimbulkan kecemasan sehingga mempengaruhi hasil
belajar
c.
Tes mengategorikan siswa secara tetap
d.
Tes tidak mendukung kecemerlangan dan daya kreasi
siswa
e.
Tes hanya mengukur aspekk tingkah laku yang sangat
terbatas
3.
Klasifikasi Tes
Tes dapat diklasifikasikan atas :
a.
Bagaimana ia diadministrasikan (tes individual atau
kelompok)
b.
Bagaimana ia di skor (tes objektif atau tes subjektif)
c.
Respon apa yang ditekankan (kemampuan atau kecepatan)
d.
Tipe respon yang bagaimana yang harus dikerjakan
subjek (tes unjuk kerja atau tes kertas dan pensil )
e.
Apa yang akan diukur (tes sampel atau tes sign)
f.
Hakikat dari kelompok yang akan diperbandingkan ( tes
buatan guru atau tes baku)
4.
Ciri – Ciri Tes
Tes memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a.
Validitas
b.
Reliabilitas
c.
Objektifitas
d.
Praktis
e.
Ekonomis
5.
Penggolongan Tes
Berdasarkan fungsi :
a.
Tes seleksi
Tes seleksi sering dikenal dengan istilah “ujian
saringan” atau “ujian masuk”. Tes ini dilaksanakan dalam rangka penerimaan
calon siswa baru, dimana hasil tes digunakan untuk memilih calon peserta didik
yang tergolong paling baik dari sekian banyak calon yang mengikuti tes.
Sebagai tindak lanjut dari hasil tes seleksi, maka
para calon yang dipandang memenuhi batas persyaratan minimal yang telah
ditentukan dinyatakan sebagai peserta tes yang lulus dan dapat diterima sebagai
siswa baru, dinyatakan tidak lulus dan karenanya tidak dapat diterima sebagai
siswa baru.
b.
Tes awal
Tes awal sering dikenal dengan istilah pre-test. Tes
jenis ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh manakah materi
atau bahan pelajaran yang akan diajarkan telah dapat dikuasai oleh para peserta
didik. Jadi tes awal adalah tes yang dilaksanakan sebelum bahan pelajaran
diberikan kepada peserta didik. Karena itu maka butir-butir soalnya dibuat yang
mudah-mudah.
Setelah tes awal berakhir, maka sebagai tindak
lanjutnya adalah :
a)
Jika dalam
tes awal itu semua materi yang ditanyakandalam tes sudah dikuasai dengan baik
oleh peserta didik, maka materi yang telah ditanyakan dalam tes awal itu tidak
diajarkan lagi,
b)
Jika materi
yang dapat dipahami oleh peserta didik baru sebagian saja, maka yang diajarkan
adalah materi pelajaran yang belum cukup dipahami oleh para peserta didik
tersebut.
c. Tes akhir
Tes akhir sering dikenal dengan istilah
post-test. Tes akhir dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui apakah semua
materi pelajaran yang tergolong penting sudah dapat dikuasai dengan
sebaik-baiknya oleh para peserta didik.
d. Tes diagnostik
Tes diagnostik adalah tes yang dilaksanakan untuk
menentukan secara tepat. Jenis kesukaran yang dihadapi oleh para peserta didik
dalam suatu pelajaran tertentu. Dengan diketahuinya jenis-jenis kesukaran yang
dihadapi oleh para peserta didik dalam suatu mata pelajaran tertentu. Dengan
diketahuinya jenis-jenis kesukaran yang dihadapi oleh peserta didik itu maka
lebih lanjut akan dapat dicarikan upaya berupa pengobatan yang tepat. Tes
diagnostik juga bertujuan ingin menemukan jawab atas pertanyaan “apakah peserta
didik sudah dapat menguasai pengetahuan yang merupakan dasar atau landasan
untuk dapat menerima pengetahuan selanjutnya?”.
Materi yang ditanyakan dalam tes diagnostik pada
umumnya ditekankan pada bahan-bahan tertentu yang biasanya atau menurut
pengalaman sulit dipahami siswa. Tes jenis ini dapat dilaksanakan secara lisan,
tertulis, perbuatan atau kombinasi dari ketiganya.
e. Tes formatif
Tes formatif adalah tes hasil belajar yang bertujuan
untuk mengetahui, sudah sejauh manakah peserta didik “telah terbentuk” setelah
mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.
Tes formatif ini biasanya dilaksanakan di
tengah-tengah perjalanan program pengajaran, yaitu dilaksanakan pada setiap
kali satuan pelajaran atau subpokok bahasan berakhir atau dapat diselesaikan.
Di sekolah-sekolah tes formatif ini biasa dikenal dengan istilah “ulangan
harian”.
Tindak
lanjut yang perlu dilakukan setelah diketahuinya hasil tes formatif adalah :
a)
Jika materi
yang diteskan itu telah dikuasai dengan baik, maka pembelajaran dilanjutkan
dengan pokok bahasan yang baru.
b)
Jika ada
bagian-bagian yang belum dikuasai, maka sebelum dilanjutkan dengan pokok
bahasan baru, terlebih dahulu diulangi atau dijelaskan lagi bagian-bagian yang
belum dikuasai oleh peserta didik.
f. Tes sumatif
Tes sumatif adalah tes hasil belajar yang dilaksanakan
setelah sekumpulan satuan program pengajaran selesai diberikan. Tes sumatif
dilaksanakan secara tertulis, agar semua siswa memperoleh soal yang sama.
Butir-butir soal yang dikemukakan dalam tes sumatif ini pada umumnya juga lebih
sulit atau lebih berat daripada butir-butir soal tes formatif.
Yang menjadi tujuan utama tes sumatif adalah untuk
menentukan nilai yang melambangkan keberhasilan peserta didik setelah mereka
menempuh proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.
Berdasarkan Aspek Psikis :
a) Tes
intelegensi, yakni tes yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mengungkap atau
mengetahui tingkat kecerdasan seseorang.
b) Tes
kemampuan, yakni tes yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mengungkap kemampuan
dasar atau bakat khusus yang dimiliki oleh testee.
c) Tes sikap,
yakni salah satu jenis tes yang dipergunakan untuk mengungkap predisposisi atau
kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu respon tertentu terhadap dunia
sekitarnya, baik berupa individu-individu maupun obyek-obyek tertentu.
d) Tes
kepribadian, yakni tes yang dilaksanakan dengan tujuan mengungkap ciri-ciri
khas dari seseorang yang banyak sedikitnya bersifat lahiriah.
e) Tes hasil
belajar, yang juga sering dikenal dengan istilah tes pencapaian, yakni tes yang
biasa digunakan untuk mengungkap tingkat pencapaian atau prestasi belajar.
Penggolongan Lain – Lain
Dari Segi Yang Mengikuti Tes:
a)
Tes individual
Yaitu tes
dimana tester hanya berhadapan dengan satu orang testee saja.
b)
Tes kelompok
Yaitu tes dimana tester berhadapan dengan lebih dari satu orang testee.
Dari segi
waktu :
a)
Power tes
yakni tes dimana waktu yang
disediakan buat testee untuk menyelesaikan tes tersebut tidak dibatasi.
b)
Speed tes
yaitu tes dimana waktu yang
disediakan buat testee untuk menyelesaikan tes tersebut dibatasi.
Dari segi
responnya :
a)
Verbal tes ,
yakni suatu tes yang menghendaki respon yang
tertuang dalam bentuk ungkapan kata-kata atau kalimat, baik secara lisan maupun
secara tertulis.
b)
Non verbal tes,
yakni tes
yang menghendaki respon dari testee bukan berupa ungkapan kata-kata atau
kalimat, melainkan berupa tindakan atau tingkah laku, jadi respon yang
dikehendaki muncul dari testee adalah berupa perbuatan atau gerakan-gerakan
tertentu.
Dari cara mengajukan tanya – jawab
a)
Tes tertulis
yakni jenis tes dimana tester dalam
mengajukan butir-butir pertanyaan atau soalnya dilakukan secara tertulis dan
testee memberikan jawabannya juga secara tertulis.
b)
Tes lisan
yakni tes dimana didalam mengajukan
pertanyaan-pertanyaan atau soalnya dilakukan secara lisan dan testee memberikan
jawabannya secara lisan pula.
7.
Fungsi Tes
1)
Fungsi Untuk
Kelas
a.
Mengadakan
diagnosis terhadap kesulitan belajar siswa
b.
Mengevaluasi
celah antara bakat dengan pencapaian
c.
Menaikkan tingkat
prestasi
d.
Mengelompokkan
siswa dalam kelas pada waktu metode kelompok
e.
Merencanakan
kegiatan proses belajar mengajar untuk siswa secara perorangan
f.
Menetukan
siswa mana yang memerlukan bimbingan khusus
g.
Menentukan
tingkat pencapaian untuk setiap anak
2)
Fungsi Untuk
Bimbingan
a.
Menentukan
arah pembicaraan dengan orang tua tentang anak mereka
b.
Membantu
siswa dalam menentukan pilihan
c.
Membantu
siswa mencapai tujuan pendidikan dan jurusan
d.
Memberi
kesempatan kepada pembimbing, guru, dan orang tua dalam memahami kesulitan anak
3)
Fungsi Untuk
Adminitrasi
a.
Memberi
petunjuk dalam mengelompokkan siswa
b.
Penempatan
siswa baru
c.
Membantu siswa
memilih kelompok
d.
Menilai
kurikulum
e.
Memperluas
hubungan masyarakat
f.
Menyediakan
informasi untuk badan-badan lain
8.
Bentuk – Bentuk Tes
1) Tes Subjektif
Pada umunya berbentuk esai (uraian). Tes bentuk esai
adalah sejenis tes kemajuan belajar yang memerlukan jawaban yang bersifat
pembahasan atau uraian kata-kata.
Kelebihan tes subjektif :
a.
Mudah
disiapkan dan disusun
b.
Tidak
memberi banyak kesempatan untuk berspekulasi atau untung-untungan
c.
Mendorong
siswa untuk berani mengemukakan pendapat serta menyusun dalam bentuk kalimat
yang bagus
d.
Memberi
kesempatan kepada siswa untuk mengutarakan maksudnya denga gaya bahasa dan cara
sendiri
e.
Dapat
diketahui sejauh mana siswa mendalami sesuatu masalah yang diteskan
Kelemahan
tes subjektif :
a.
Kadar
validitas dan realibilitasnya rendah karena sukar diketahui segi-segi mana dari
siswa yang betul-betul telah dikuasai
b.
Kurang
representative dalam hal mewakili seluruh scope bahan pelajaran yang akan dites
karena soalnya hanya beberapa buah saja
c.
Kurang
representative dalam hal mewakili seluruh scope bahan pelajaran yang akan dites
karena soalnya hanya beberapa buah saja
d.
Cara
pemeriksaannya banyak dipengaruhi oleh unsur-unsur subjektif
e.
Pemeriksaannya
lebih sulit sebab membutuhkan pertimbangan individual
f.
Waktu untuk
mengoreksinya lama dan dapat diwakilkan kepada orang lain.
2) Tes Objektif
Tes objektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya
dapat dilakukan secara objektif. Hal ini memang dimaksudkan untuk mengatasi
kelemahan-kelemahan dari tes bentuk esai.
Kelebihan tes objektif :
a.
Mengandung
lebih banyak segi-segi yang positif, lebih representative mewakili isi yang luas
b.
Lebih mudah
dan cepat cara pemeriksaannya
c.
Pemeriksaannya
dapat diserahkan kepada orang lain
d.
dalam
pemeriksaannya tidak ada unsur subjektif yang mempengaruhi.
Kelemahan tes objektif:
a.
Persiapan
untuk menyusunnya jauh lebih sulit daripada esai karena soalnya banyak dan
harus teliti untuk menghindari kelemahan-kelemahan yang lain
b.
Soal-soalnya
cenderung untuk mengungkapkan ingatan dan daya pengenal kembali saja, dan sukar
untuk mengukur proses mental yang tinggi
c.
Banyak
kesempatan untuk main untung-untungan
d.
“Kerja sama”
antar siswa pada waktu mengerjakan soal tes lebih terbuka
B.
INSTRUMEN NON TES
Pada bab
terdahulu, sudah disebutkan bahwa salah satu cara untuk mengukur kemampuan
siswa adalah dengan tes dengan berbagai variasinya. Tapi perlu diketahui bahwa
tes bukanlah satu-satunya cara untuk melakukan evaluasi hasil belajar siswa,
teknik lain yang dapat dilakukan adalah teknik non tes. Dengan teknik ini
evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan tanpa menguji peserta didik
tersebut, melainkan dilakukan dengan pengamatan secara sistematis (observation), melakukan wawancara (interview), penyebaran angket (questionnaire), memeriksa atau meneliti
dokumen-documen (documentari analysis).
Teknik non tes ini memegang peranan penting terutama dalam rangka evaluasi
hasil belajar peserta didik dalam ranah sikap hidup (affective domain) dan ranah keterampilan (psychomotoric domain), sedangkan teknik tes sering digunakan untuk
mengevaluasi hasil belajar peserta didik dari segi ranah berfikirnya (cognitive domain).
1)
Pengamatan (Observasi)
Secara umum,
pengertian observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang
dilakukan dengan cara pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap
fenomena-fenomena yang dijadikan sasaran pengamatan.
Observasi
dapat dilakukan secara partisipasif dan non partisipatif.pada observasi
partisipatif, observer melibatkan diri ditengah-tengah observe. Sedangkan pada
observasi nonpartisipatif, observer bertindak sebagai penonton saja. Observasi
juga dapat bersifat eksperimental, yang dilakukan dalam situasi buatan atau
yang dilakukan dalam situasi yang wajar. Sedangkan observasi sistematis
dilaksanakan dengan perencanaan yang sangat matang.
Observasi
atau pengamatan dapat dilakukan dalam berbagai cara. Berdasarkan cara dan
tujuan, observasi dapat dibedakan menjadi 3 yaitu:
1. Observasi
partisipatif dan nonpartisipatif
Observasi partisipatif adalah yaitu observasi yang
dilakuakan oleh pengamat diamna pengamat sendiri memasuki atau mengikuti
kegiatan kelompok yang sedang diamati. Sedangkan observasi nonpartisipatif,
observasi tidak mengambil bagian dalam kegiatan yang dilakukan oleh objeknya.
Atau evaluator berada “diluar garis” seolah-olah sebagai penonton belaka.
Contoh observasi partisipatif : Misalnya guru
mengamati setiap anak. Kalau observasi nonpartisipatif, guru hanya sebagai
pengamat, dan tidak ikut bermain.
2. Observasi
sistematis dan observasi nonsitematis
Observasi sistematis adalah observasi yang sebelum
dilakukan, observer sudah mengatur sruktur yang berisi kategori atau kriteria,
masalah yang akan diamati Sedangkan observasi nonsistematis yaitu apabila dalam
pengamatan tidak terdapat stuktur ketegori yang akan diamati.
Contoh observasi sistematis misalnya guru yang sedang
mengamati anak-anak menanam bunga. Disini sebelum guru melaksanakan observasi
sudah membuat kategori-kategori yang akan diamati, misalnya tentang: kerajinan,
kesiapan, kedisiplinan, ketangkasan, kerjasama dan kebersihan. Kemudian
ketegori-kategori itu dicocokkan dengan tingkah laku murid dalam menanam bunga.
Kalau observasi nonsistematis maka guru tidak membuat kategori-kategori diatas,
tetapi langsung mengamati anak yang sedang menanam bunga.
3. Observasi
Eksperimental
Observasi eksperimental adalah observasi yang
dilakukan secara nonpartisipatif tetapi sistematis. Tujuannya untuk mengetahui
atau melihat perubahan, gejala-gejala sebagai akibat dari situasi yang sengaja
diadakan.
Sebagai alat evaluasi , observasi digunakan untuk:
1.
Menilai
minat, sikap dan nilai yang terkandung dalam diri siswa.
2.
Melihat
proses kegiatan yang dilakukan oleh siswa maupun kelompok.
3.
Suatu tes
essay / obyektif tidak dapat menunjukan seberapa kemampuan siswa dapat
menjelaskan pendapatnya secara lisan, dalam bekerja kelompok dan juga kemampuan
siswa dalam mengumpulkan data
Langkah-langkah Pengembangan
Observasi
1. Merumuskan
tujuan
2. Merumuskan
kegiatan
3. Menyusun
langkah-langkah
4. Menyusun
kisi-kisi
5. Menyusun
panduan observasi
6. Menyusun
alat penilaian
Dalam evaluasi hasil belajar dimana mempergunakan
observasi nonsistematis, yaitu observasi dimana observer atau evaluator dalam
dalam melakukan pengamatan dan pencatatan tidak dibatasi oleh kerangka kerja
yang pasti. Maka kegiatan observasi hanya dibatasi oleh tujuan dari observasi
itu sendiri.
Contoh: seorang guru mengadakan observasi pada
beberapa mushola, guna mengetahui dan kemudian menilai keaktifan siswa-siswanya
dalam menjalankan ibadah shalat taraweh dan witir.
Kelebihan
dari observasi adalah:
a.
Data
observasi didapatkan langsung dari lapangan, data yang demikian bersifat
objektif dalam melukiskan aspek-aspek kepribadian peserta didik menurut
kenyataannya.
b.
Data
observasi mencakup berbagai aspek kepribadian masing-masing individu peserta
didik.
Kelemahan
dari observasi adalah:
a.
Jika guru
kurang cakap dalam melakukan observasi, maka observasinya menjadi kurang dapat
diyakini kebenarannya.
b.
Kepribadian
dari observer atau evaluator seringkali mempengaruhi penilaian yang dilakukan
dengan cara observasi.
c.
Data yang diperoleh
dari observasi umumnya baru mengungkap “kullit luar”nya saja.
2)
Wawancara ( Interview)
Secara umum wawancara adalah cara
menghimpun keterangan yang dilaksanakan dengan cara tanya jawab lisan secara
sepihak, berhadapan muka, dan dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan.
Dua jenis wawancara yang yang dapat
digunakan sebagai alat evaluasi adalah:
a.
Wawancara
terpimpin (guided interview) yang
dikenal dengan wawancara berstruktur atau wawancara sistematis. Pada wawancara
sistematis evaluator melakukan Tanya jawab lisan dengan peserta didik, orang
tua peserta didik untuk menghimpun keterangan yang diutuhkan untuk proses
penilaian terhadap peserta didik tersebut. Wawancara ini dipersiapkan secara
matang dengan berpegang pada panduan wawancara.
b.
Wawancara
tidak terpimpin (un-guided interview) yang
dikenal dengan wawancara bebas, wawancara sederhana atau wawancara tidak
sistematis. Dalm wawancara ini pewawancara selaku evaluator mengajukan
pertanyaan-pertanyaan kepada peserta didik atau orang tua peserta didik tanpa
dikendalikan oleh pedoman tertentu.
Kelebihan
dari wawancara adalah:
a.
Pewawancara
dapat berkomunikasi langsung dengan peserta didik sehingga menghasilkan
penilaian yang lengkap dan mendalam.
b.
Peserta
didik dapat mengeluarkan isi hatinya secara lebih bebas.
c.
Data yang
didapat dapat berupa data kualitatif dan data kuantitatif.
d.
Pertanyaan
yang kurang jelas dapat diulang dan dijelaskan kembali dan jawaban yang belum
jelas dapat diminta lagi penjelasannya biar lebih terarah.
e.
Wawancara
dapat dilengkapi dengan alat bantu agar data yang didapat bisa dicatat dengan
lebih lengkap.
Kelemahan dari wawancara adalah: Jika wawancara yang dilakukan
adalah wawancara bebas, maka kelemahannya terletak pada pertanyaan dan jawaban
yang beraneka ragam dan terkadang tidak terarah kepada focus evaluasi
3)
Angket (Questionnaire)
Angket adalah suatu alat evaluasi
yang digunakan untuk mengungkap latar
belakang peserta didik/ orang tua peserta didik, menemukan kesulitan-kesulitan
yang dialami peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran, motivasi
belajar, fasilitas belajar dan lain sebagainya.
Kelebihan angket dibandingkan wawancara dan observasi
adalah:
a.
Pegumpulan
data jauh lebih praktis
b.
Menghemat
waktu dan tenaga.
Kekurangan angket diantaranya adalah:
a.
Jawaban yang
diberikan seringkali tidak sesuai dengan kenyataan.
b.
Pertanyaan
yang disajikan sering kurang tajam, mengakibatkan jawaban yang diberikan
diperkirakan hanya untuk melegakan pihak penilai.
Contoh :
ANGKET MINAT SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN
Mata
Pelajaran :……………
Kelas/
Semester :……………
Hari/tanggal
: ……………
Petunjuk :
- Pada angket ini terdapat 5 pernyataan.
Pertimbangkan baik-baik setiap pernyataan dalam kaitannya dengan materi
pembelajaran yang baru selesai kamu pelajari, dan tentukan kebenaranya.
- Berilah jawaban yang benar sesuai dengan
pilihanmu.
- Pertimbangkan setiap pernyataan secara terpisah
dan tentukan kebenarannya. Jawabanmu jangan dipengaruhi oleh jawaban
terhadap pernyataan lain.
- Catat responmu pada lembar jawaban yang tersedia,
dan ikuti petunjuk-petunjuk lain yang mungkin diberikan berkaitan dengan
lembar jawaban. Terima kasih.
Keterangan
pilihan jawaban:
1.
= sangat
tidak setuju
2.
= tidak
setuju
3.
= ragu-ragu
4.
= setuju
5.
= sangat setuju
NO
|
Pertanyaan
|
Pilihan Jawaban
|
||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
||||||
1.
|
Saya merasa bahwa pembelajaran ini memberikan banyak
kepuasan kepada saya
|
|||||||||
2.
|
Dalam pembelajaran ini, saya mencoba menentukan
standar keberhasilan yang sempurna
|
|||||||||
3.
|
Saya berpendapat bahwa nilai dan penghargaan lain
yang saya terima adalah adil jika dibandingkan dengan yang diterima oleh
siswa lain
|
|||||||||
4.
|
Siswa di dalam pembelajaran ini tampak rasa ingin
tahunya terhadap materi pelajaran
|
|||||||||
5.
|
Saya senang aktif dalam pembelajaran ini
|
|||||||||
4)
Pemeriksaan Dokumen (Documentary
Analysis)
Evaluasi mengenai kemajuan,
perkembangan, atau keberhasilan belajar peserta didik tanpa menguji juga dapat
dilakukan dengan cara melakukan pemeriksaan terhadap dokumen-dokumen seperti
infornasi mngenai riwayat hidup peserta didik atau pun orang tua peserta didik.
Informasi - informasi tersebut dapat direkam melalui sebuah dokumen berbentuk
formulir yang harus diisi oleh peserta didik saat pertama kali diterima sebagai
siswa di sekolah yang bersangkutan.
5) Skala Sikap
Tes skala sikap adalah perasaan suka
atau tidak suka atau kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu atau objek.
Seperti : sikap terhadap materi pelajaran, guru, proses pembelajaran,
norma-norma tertentu dan sebagainya.
Penilaian tes skala sikap atas 3
komponen berikut :
a) Komponen
afektif adalah perasaan yang dimiliki oleh seseorang terhadap objek.
b) Komponen
kongnisi adalah kepercayaan atau keyakinan yang menjadi pegangan seseorang.
c) Komponen
konasi adalah kecenderunan untuk berperilaku atau berbuat dengan cara-cara
tertentu terhadap sesuatu objek.
Contoh soalnya sebagai berikut :
No
|
Pernyataan
|
SS
|
S
|
TS
|
STS
|
1.
2.
3.
4.
|
Mau
menerima pendapat orang lain meupakan ciri bertoleransi
Untuk
mewujudkan cita-cita harus memaksakan kehendak
Saya suka menerima
pendapat orang lain.
Bekerja
sama dengan orang yang berbeda suku harus dihindarkan
Saya
memilih teman disekolah saja dan mengutamakan yang pintar saja.
|
Keterangan :
SS = sangat setuju
S = setuju
TS = tidak setuju
STS = sangat tidak setuju
6) Portofolio
Pengertian
Portofolio, Secara etimologi, portofolio berasal dari dua kata, yaitu port (singkatan
dari report) yang berarti laporan dan folio yang berarti penuh atau lengkap.
Jadi portofolio berarti laporan lengkap
segala aktivitas seseorang yang dilakukannnya (Erman S. A., 2003 dalam Nahadi
dan Cartono, 2007). Secara umum portofolio merupakan kumpulan dokumen
seseorang, kelompok, lembaga, organisasi, perusahaan atau sejenisnya yang
bertujuan untuk mendokumentasikan perkembangan suatu proses dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
Portofolio dapat digunakan untuk
menggambarkan mutu kinerja siswa yang ingin di evaluasi. Dibidang pendidikan
portofolio juga banyak digunakan untuk tujuan pengumpulan data kinerja siswa.
Secara definitif, fortofolio menurut Johnson dan Johnson (2002) dapat diartikan
sebagai pengumpulan data secara terorganisasi yang dilakukan dalam periode
waktu tertentu atas siswa atau perkembangan program kelompok mahasiswa,
pencapaian keterampilan atau sikap.
Portofolio dapat berupa sekumpulan
file yang terdiri atas topik pilihan tugas atau pekerjaan yang telah dan akan
diselesaikan siswa dalam satu semester, satu tahun atau sejak masuk sampai
selesai menjadi siswa atau mahasiswa, tergantung tujuan penggunaan portofolio
tersebut. Alat ini juga dapat menggambarkan kinerja siswa dalam satu atau
beberapa mata peajaran atau bahkan semua mata pelajaran yang telah dicapainya.
Dilihat dari siapa sasarannya, portofolio dapat bervariasi misalnya untuk satu
orang siswa maupun satu group siswa untuk satu orang portofolio. Di samping
itu, portofolio dapat juga disimpan dalam map guru, dalam note book, kotak atau
dalam CD.
Apa isi fortofolio? Pada prinsipnya,
portofolio juga dapat berisi bermacam-macam informasi, misalnya untuk keperluan
menyimpan data sekolah, maka dapat berisi semua mata pelajaran, atau bahkan
semua nilai rapor siswa selama belajar disekolah tersebut.
Mengapa portofolio sampai sekarang masih banyak digunakan, diantara jawabannya dapat dilihat sebagai berikut :
Mengapa portofolio sampai sekarang masih banyak digunakan, diantara jawabannya dapat dilihat sebagai berikut :
1. Portofolio
dapat memberikan kesempatan siswa untuk dapat mengarahkan potensi belajar
mereka sesuai dengan kemampuan
2. Menentukan
tingkat pencapaian hasil belajar
3. Mengetahui
perkembangan usaha belajar siswa
4. Portofolio
dapat digunakan untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas kurikulum dan
instruksional
Kegunaan portofolio sebenarnya masih banyak sekali
sehingga para guru atau para administrator dapat mengembangkannya sesuai dengan
bidang keahlian dan tujuan mereka.
Langkah-langkah menyusun instrumen
non-tes portofolio
1.
Menetapkan
tujuan portofolio
2.
Menetapkan
prosedur pengembangan portofolio
3.
Melakukan
tugas dan menyusun portofolio
4.
Merangkum
dan melaporkan
5.
Mengadakan
proses evaluasi
Contoh Portofolio
Nama : …………………… Kelas/No. : ............. / ........... |
||
Standar
Kompetensi
|
Kompetensi
Dasar
|
Indikator
|
7. Memahami saling ketergantungan dalam ekosistem.
|
7.2
Mengidentifikasi pentingnya keanekaragaman mahluk hidup dalam pelestarian
ekosistem.
|
·
Membuat
tulisan (Majalah dinding, “leaflet”, artikel) beserta foto/gambarnya,
memperkenalkan jenis, bentuk, dan manfaat tumbuhan/hewan langka yang
dilindungi.
·
Mendeskripsikan
usahausaha yang dapat dilakukan manusia untuk pelestarian keanekaragaman
hayati
|
Tugas
Portofolio:
1.
Menulis
sebuah artikel yang berkaitan dengan sains. Misalnya, membuat artikel singkat
mengenai jenis-jenis tumbuhan dan hewan langka yang dilindungi, dengan
melengkapkan bentuk/ciri khusus dan manfaat tiap jenis tumbuhan atau hewan
langka ini. Tuliskan pula cara atau langkah perlindungan dan pelestarian yang
dilakukan pemerintah terhadap hewan dan tumbuhan langka.
2.
Buat laporan untuk kegiatan ini
beserta:
·
Bukti referensi (copy,
printed/repro)
·
Jadwal pelaksanaan kegiatan
pengumpulan
·
Data pengumpulan etiket (hari,
tanggal, tempat pengambilan, dan sebagainya)
·
Lain-lain yang dianggap penting
untuk disertakan sebagai bukti/informasi.
3.
Laporan dikumpulkan paling
lambat minggu ke-4 bulan April 2008.
|
Jadwal
kegiatan pelaksanaan penyusunan portofolio: (disusun bersama oleh guru dan kelompok siswa untuk: (1) memonitor
pelaksanaan kegiatan; (2) mengevaluasi pelaksanaan kegiatan)
|
||||||||
No
|
Kegiatan
|
Maret (minggu
ke)
|
April (minggu
ke)
|
Keterangan
|
||||
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
|||
1
|
Mendapat tugas
|
X
|
||||||
2
|
Merencanakan kegiatan
|
X
|
||||||
3
|
Monitoring ke 1
|
X
|
Melaporkan hasil pengumpulan
tahap pertama.
|
|||||
4
|
Monitoring ke 2
|
X
|
Melaporkan hasil pengumpulan
tahap pertama.
|
|||||
5
|
Pengecekan kelengkapan data dan
bukti
|
X
|
||||||
6
|
Penyusunan laporan
|
x
|
||||||
7
|
Penjilidan laporan
|
x
|
||||||
8
|
Penyerahan laporan
|
x
|
Penilaian:
Nama siswa :
………………… Kelas/No. :
…………. / …………
Tanggal :
…………………
No.
|
Aspek yang Dinilai
|
Portofolio ke
|
||
1
|
2
|
3
|
||
1.
|
Latar Belakang Masalah/ pendahuluan
|
|||
2.
|
Kajian Pustaka
|
|||
3.
|
Ketajaman pembahasan/ analisis
|
|||
4.
|
Penyimpulan/penutup
|
|||
5.
|
Tata tulis dan bahasa
|
|||
Skor Total
|
Keterangan: *) Skor maksimum
untuk tiap aspek yang dinilai adalah:
1.
Latar belakang masalah, skor
maksimum 10, dengan rincian:
·
Dirumuskan dalam kalimat-kalimat yang
runtut/redaksinya benar (2,5)
·
Menunjukkan pentingnya masalah (7,5)
2.
Pengkajian pustaka, skor maksimum
15, dengan rincian:
·
Isi relevan dengan permasalahan yang ada (5)
·
Dipungut/diambil dari sumber yang benar/dibenarkan
(5)
·
Dirumuskan dalam kalimat-kalimat yang runtut (2)
·
Cara penulisannya benar (3)
3.
Pembahasan, skor maksimum 25,
dengan rincian:
·
Mampu menafsirkan / menganalisis data yang ada (10)
·
Menghubungkan antara data dengan pustaka sebagai
referensi (10)
·
relevan dengan tujuan (5)
4.
Rumusan simpulan, skor maksimum
10, dengan rincian:
·
Relevan dengan permasalahan/tujuan (2,5)
·
Relevan dengan data dan pembahasannya (7,5)
5.
Tata tulis
dan Bahasa
·
Tata tulis
benar (15)
·
Bahasa
menggunakan bahasa Indonesia Baku (10)
(Total skor (maksimum) 90)
Nama :
Kelas :
|
Guru :
Tanggal :
|
Isi dari portofolio :
Kompetensi yang berkembang :
Komentar Guru :
|
Tanda tangan guru
|
Lembar
Penilaian Diri
Nama :
Kelas :
|
Mata
Pelajaran :
Tanggal :
|
Sejauh ini
saya belajar banyak tentang :
|
|
Saya ingin
tahu lebih banyak tentang :
|
|
Besok saya
akan belajar :
|
|
Saya
senang belajar dengan cara :
|
|
Saya sulit
memahami :
|
|
Di kelas
saya termasuk :
|
|
Mengetahui
Orang Tua/Wali Tanda
tangan dan nama siswa
.................................................. ..................................................
|
PENUTUP
A.
Simpulan
Instrumen dapat dibagi dua yaitu tes dan non tes. Berdasarkan
bentuk atau jenisnya, tes dibedakan menjadi tes uraian dan obyektif, sedangkan
non tes terdiri dari observasi, wawancara (interview), angket (questionaire),
pemeriksaan dokumen (documentary analysis), dan sosiometri.Instrumen
hasil belajar bentuk tes uraian memiliki banyak keunggulan seperti mudah
disusun, tidak memberi banyak kesempatan untuk berspekulasi dan mampu mendorong
siswa untuk berani mengemukakan pendapat serta menyusun jawaban dalam bentuk
kalimat. Namun perdebatan di kalangan guru dan bahkan dikalangan orang tua,
adalah memandang bahwa tes uraian sering tidak adil. Di saping itu penggunaan
nontes untuk menilai hasil dan proses belajar masih sangat terbatas jika
dibandingkan dengan penggunaan alat melalui tes dalam menilai hasil dan proses
belajar. Padahal ada aspek-aspek yang tidak bisa terukur secara “realtime”
dengan hanya menggunakan tes, seperti pada mata pelajaran matematika.
B.
Saran
Berdasarkan
permasalahan-permasalahan yang di temukan diatas, maka diperlukan adanya
kombinasi dan suatu langkah-langkah untuk penyusunan dan pengembangan baik tes
uraian maupun nontes. Hal ini juga dapat digunakan untuk memperoleh tes yang
valid, sehingga hasil ukurnya dapat mencerminkan secara tepat hasil belajar
atau prestasi belajar yang dicapai oleh masing-masing individu peserta tes
setelah selesai mengikuti kegiatan pembelajaran.
DAFTAR
PUSTAKA
Ahmad
Hisbullah.2012.Teknik Tes dan Non Tes
dalam Evaluasi. http://www.tuanguru.com/
2012/01/teknik-tes-dan-non-tes-dalam-evaluasi.html. Diakses pada tanggal 14 September
2013
Endang
Poerwanti, dkk.2008.Asesmen Pembelajaran
SD.Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan
Nasional.
Muchlisin
Ali.2011.Teknik Tes dan Teknik Nontes
Sebagai Alat Evaluasi Hasil Belajar.http://inmuchlis.blogspot.com/2012/01/teknik-tes-dan-teknik-nontes-sebagai.html.
Diakses pada
tanggal 14 September 2013
0 comments:
Post a Comment