BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Dari sekian banyak unsur sumber daya pendidikan,
kurikulum merupakan salah satu unsur yang bisa memberikan kontribusi yang
signifikan untuk mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi peserta
didik. Jadi tidak dapat disangkal lagi bahwa kurikulum, yang dikembangkan
dengan berbasis pada kompetensi sangat diperlukan sebagai instrumen untuk
mengarahkan peserta didik menjadi: (1) manusia berkualitas yang mampu dan
proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah; dan (2) manusia terdidik
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri; dan (3) warga negara yang demokratis dan
bertanggung jawab. Pengembangan dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi
merupakan salah satu strategi pembangunan pendidikan nasional sebagaimana yang
diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
Zaman
terus berubah, sehingga harus ada perkembangan kurikulum dibanding sebelumnya.
Rencana revisi kurikulum baru sebagai pengganti kurikulum lama KTSP 2006 telah
lama dicanangkan oleh pemerintah. Berdasarkan laporan McKinsey Global Institute
”Indonesia Today”, yang selalu menjadi acuan pemerintah, kompetensi dan
kreativitas pelajar Indonesia berada di bawah Jepang, Thailand, Singapura, dan
Malaysia, terutama di bidang matematika dan sains. Padahal, kedua bidang itu
merupakan dasar dari kemampuan berpikir rasional. Harapan pemerintah, kurikulum
yang baru itu juga akan mampu menjawab konvergensi peradaban. Ada keinginan,
Indonesia tidak sekadar membangun ilmu pengetahuan, tetapi juga membangun
peradaban dunia. Untuk mencapai itu, kompetensi siswa dan guru mau tidak mau
harus diubah karena tuntutan zaman pun berubah. Yaitu IPA dn IPS
menjadi obyek pembelajaran dalam tematik integratif. Artinya, kedua
bidang itu tidak menjadi mata pelajaran tersendiri, tetapi bergabung ke dalam
mata pelajaran Bahasa Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Integrasi
Kata “integrasi”
berasal dari bahasa latin integer, yang berarti utuh atau menyeluruh.
Berdasarkan arti etimologisnya itu, integrasi dapat diartikan sebagai pembauran
hingga menjadi kesatuan yang utuh atau bulat. Yang dimaksud dengan integrasi
bangsa adalah proses penyatuan berbagai kelompok sosial dan budaya ke dalam
kesatuan wilayah dalam rangka pembentukan suatu identitas nasional. Arti
lainnya dari integer adalah tidak bercampur murni.
Integrasi berasal dari
bahasa inggris "integration" yang berarti kesempurnaan atau
keseluruhan. Integrasisosial dimaknai sebagai proses penyesuaian di antara
unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga
menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memilki keserasian fungsi. Definisi
lain mengenai integrasi adalah suatu keadaan di
mana kelompok-kelompok etnik beradaptasi dan bersikap komformitas terhadap
kebudayaan mayoritas masyarakat, namun masih tetapmempertahankan kebudayaan
mereka masing-masing.
Integrasi memiliki 2 pengertian,
yaitu :
a. Pengendalian
terhadap konflik dan penyimpangan sosial dalam suatu sistem sosial tertentu.
b. Membuat
suatu keseluruhan dan menyatukan unsur-unsur tertentu. Sedangkan yang disebut
integrasi sosial adalah jika yang dikendalikan, disatukan, atau dikaitkan
satusama lain itu adalah unsur-unsur sosial atau kemasyarakatan.Suatu
integrasi sosial di perlukan agar masyarakat tidak bubar meskipun menghadapi
berbagai tantangan, baik merupa tantangan fisik maupun konflik yang terjadi
secara sosial budaya.
B. Pengertian Kurikulum
Kurikulum adalah program pendidikan yang disediakan oleh lembaga
pendidikan (sekolah) bagi siswa. Berdasarkan program pendidikan tersebut siswa
melakukan berbagai kegiatan belajar, sehingga mendorong perkembangan dan
pertumbuhanya sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Dengan
kata lain, dengan program kurikuler tersebut, sekolah atau lembaga pendidikan
menyediakan lingkungan pendidikan bagi siswa untuk berkembang. Itu sebabnya,
kurikulum disusun sedemikian rupa yang memungkinkan siswa melakukan beraneka
ragam kegiatan belajar. Kurikulum tidak terbatas pada sejumlah mata pelajaran,
namun meliputi segala sesuatu yang dapat mempengaruhi perkembangan siswa,
seperti: bangunan sekolah, alat pelajaran, perlengkapan sekolah, perpustakaan,
karyawan tata usaha, gambar-gambar, halaman sekolah, dan lain-lain.
Dalam sistem pendidikan nasional, dinyatakan bahwa kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan isi dan lahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan belajar mengajar. Rumusan ini lebih spesifik yang mengandung
pokok-pokok pikiran, sebagai berikut:
1)
Kurikulum
merupakan suatu rencana/perencanaan.
2)
Kurikulum
merupakan pengaturan, berarti mempunyai sistematika dan struktur tertentu.
3)
Kurikulum
memuat/berisikan isi dan bahan pelajaran, menunjuk kepada perangkat mata ajaran
atau bidang pengajaran tertentu.
4)
Kurikulum
mengandung cara, atau metode atau strategi penyampaian pengajaran.
5)
Kurikulum
merupakan pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.
6)
Kendatipun
tidak tertulis, namun telah tersirat didalam kurikulum, yakni kurikulum
dimaksudkan untuk mencapai tujuan pendidikan.
7)
Berdasarkan
butir 6, maka kurikulum sebenarnya adalah suatu alat pendidikan.
C.
Konsep
Kurikulum
Kurikulum adalah rencana tertulis tentang kemampuan yang harus
dimiliki berdasarkan standar nasional, materi yang perlu dipelajari dan
pengalaman belajar yang harus dijalani untuk mencapai kemampuan tersebut, dan
evaluasi yang perlu dilakukan untuk menentukan tingkat pencapaian kemampuan
peserta didik, serta seperangkat peraturan yang berkenaan dengan pengalaman
belajar peserta didik dalam mengembangkan potensi dirinya pada satuan
pendidikan tertentu.
· Standar nasional pendidikan adalah pernyataan mengenai kualitas
hasil dan komponen-komponen sistem yang berkenaan dengan penyelenggaraan
pendidikan diseluruh wilayah hukum R.I. Pada jenjang, jenis atau jalur
pendidikan tertentu. Standar nasional pendidikan mencakup standar isi, standar
pembelajaran, standar pengembangan tenaga kependidikan, standar sarana dan
prasarana, dan standar evaluasi pendidikan yang wajib dicapai oleh
masing-masing satuan pendidikan pada setiap jenis dan jenjang pendidikan.
· Pengajaran adalah proses interaksi peserta didik dan sumber belajar
disuatu lingkungan belajar tertentu dalam upaya pendidikan tertentu.
· Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan
potensi dirinya melalui pengalaman belajar yang tersedia pada jalur, jenis, dan
jenjang pendidikan tertentu.
· Satuan pendidikan adalah lembaga penyelenggaraan pendidikan,
seperti kelompok bermain, tempat penitipan anak, taman kanak-kanak, sekolah,
perguruan tinggi, kursus dan kelompok belajar.
Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional
dengan memperhatikan tahap perkembangan peserta didik dan kesesuaiannya dengan
lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta kesenian, sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing satuan
pendidikan.
a.
Komponen-komponen
Kurikulum
Kurikulum sebagai suatu sistem keseluruhan memiliki
komponen-komponen yang berkaitan satu dengan yang lainnya, yakni:
1) Tujuan
4) Organisasi, dan
2) Materi
5) Evaluasi
3) Metode
Komponen-komponen tersebut, baik secara sendiri-sendiri maupun
secara bersama-sama menjadi dasar utama dalam upaya mengembangkan sistem
pembelajaran.
b.
Peranan
Kurikulum
Kurikulum sebagai pedoman pendidikan yang telah direncanakan secara
sistematis, mengemban peranan yang sangat penting bagi pendidikan siswa. Kalau kita
analisis sifat dari masyarakat dan kebudayaan, dimana sekolah sebagai institusi
sosial melaksanakan operasinya, maka kita akan menentukan paling tidak 3 jenis
peranan kurikulum yang dinilai sangat penting, yakni: 1). Peranan Konservatif, 2).
Peranan Kritis dan Evaluatif, dan 3). Peranan Kreatif. Ketiga peranan ini sama
pentingnya dan antara ketiganya perlu dilaksanakan secara berkeseimbangan.
D.
Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) diberlakukan mulai tahun
ajaran 2006/2007. Berbeda dengan kurikulum sebelumnya, KTSP disusun oleh satuan
pendidikan masing-masing. Pemerintah (Depdiknas) hanya memberikan rambu-rambu
penyusunan atau pengembangannya. Melalui rambu-rambu yang telah ditetapkan
diharapkan satuan pendidikan (SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA) diharapkan bisa
mengembangkan KTSP sebagai dasar untuk merencanakan, melaksanakan, dan menilai
pembelajaran bagi siswa.
KTSP yang merupakan penyempurnaan dari kurikulum 2004 (KBK) adalah
kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan
pendidikan/sekolah. Penyusunan KTSP yang dipercayakan pada setiap tingkat
satuan pendidikan hampir senada dengan prinsip implementasi KBK (Kurikulum
2004) yang disebut Pengelolaan Kurikulum Berbasis Sekolah (KBS). Prinsip ini
diimplementasikan untuk memberdayakan daerah dan sekolah dalam merencanakan,
melaksanakan, dan mengelola serta menilai pembelajaran sesuai dengan kondisi
dan aspirasi mereka. Prinsip pengelolaan KBS mengacu pada “kesatuan dalam
kebijaksanaan dan keberagaman dalam pelaksanaan”. Yang dimaksud dengan
“kesatuan dalam kebijaksanaan” ditandai dengan sekolah-sekolah menggunakan
perangkat dokumen KBK yang “sama” dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan
Nasional. Sedangkan “keberagaman dalam pelaksanaan” ditandai dengan keberagaman
silabus yang akan dikembangkan oleh sekolah masing-masing sesuai dengan
karakteristik sekolahnya.
1.
Pembelajaran IPA dalam KTSP
Suatu program
pembelajaran akan dapat mencapai hasil seperti yang diharapkan apabila
direncanakan dengan baik. Ditengarai ada tiga hal yang menjadi perhatian banyak
pihak dalam kegiatan pembelajaran. materi apa yang akan diajarkan, bagaimana
cara mengajarkan serta bagaimana cara mengetahui bahwa proses pembelajaran
dapat berlangsung dengan efektif.
Pertama,
Kurikulum Tingkat Satuan Pendiidkan dirancang untuk dapat menghasilkan lulusan
yang kompeten memiliki pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai-nilai dasar
yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak sesuai dengan tiga
hal pokok dalam pembelajaran.
Kurikulum IPA
pada Sekolah Menengah Pertama (SMP) juga dirancang sebagai pembelajaran yang
berdimensi kompetensi. Sebab, IPA memegang peranan penting sebagai dasar
pengetahuan untuk mengungkap bagaimana fenomena alam terjadi. Dengan begitu, IPA
menjadi sangat penting dalam kehidupan manusia sebagai bagian dari pengetahuan
yang harus dimiliki memasuki era informasi dan teknologi. IPA sekaligus memberi
kontribusi besar bagi pengetahuan yang terkait dengan isu-isu global dan
mutakhir.
Standar kompetensi
IPA untuk lulusan SMP dirumuskan dengan mempertimbangkan standar kompetensi
yang telah dikuasai lulusan sekolah dasar dan juga tingkat perkembangan mental
peserta didik SMP. Pengembangan kurikulum IPA merespon secara proaktif berbagai
perkembangan informasi, ilmu pengetahuan, dan teknologi, serta tuntutan
desentralisasi. ini dilakukan untuk meningkatkan relevansi program pembelajaran
dengan keadaan dan kebutuhan setempat.
Lebih lanjut,
IPA umumnya memiliki peran penting dalam peningkatan mutu pendidikan, khususnya
di dalam menghasilkan peserta didik yang berkualitas, yaitu manusia yang mampu
berfikir kritis, kreatif, logis dan berinisiatif dalam menanggapi isu di
masyarakat yang diakibatkan oleh dampak perkembangan IPA dan teknologi.
Sehingga pengembangan kemampuan peserta didik dalam bidang IPA merupakan salah
satu kunci keberhasilan peningkatan kemampuan dalam menyesuaikan diri dengan
perubahan dunia memasuki era teknologi informasi.
Dalam Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pokok pembelajaran IPA memiliki materi yang
memuat kajian dimensi objek, tingkat organisasi objek dan tema atau persoalan
aspek fisis, kimia dan biologi. Pada aspek biologi, IPA mengkaji berbagai
persoalan yang berkait dengan berbagai fenomena pada makhluk hidup berbagai
tingkat organisasi kehidupan dan interaksinya dengan faktor lingkungan. Untuk
aspek fisis, IPA memfokuskan diri pada benda tak hidup. Untuk aspek
kimia, IPA mengkaji berbagai fenomena atau gejala kimia baik pada makhluk hidup
maupun benda tak hidup yang ada di alam semesta.
Meminjam
bahasanya Bentley dan Watts bahawa Pengajaran IPA dikembangkan berdasarkan
persoalan atau tema IPA untuk dapat dikaji dari aspek kemampuan peserta didik
yang mencakup aspek mengkomunikasikan konsep secara ilmiah, aspek pengembangan
konsep dasar IPA, dan pengembangan kesadaran IPA dalam konteks ekonomi dan
social . Konsep pembelajaran IPA tersebut berarti mengandung seluruh aspek yang
berhubungan dengan pengetahuan untuk dapat menanggapi isu lokal, nasional,
kawasan, dunia, sosial, ekonomi, lingkungan dan etika, serta menilai
secara kritis perkembangan dalam bidang IPA dan teknologi serta
dampaknya.
Agar peserta
didik SMP dapat mempelajari IPA dengan benar, maka IPA harus dikenalkan secara
utuh, baik menyangkut objek, persoalan, maupun tingkat organisasi dari
benda-benda yang ada di dalam alam semesta. Dengan begitu agar peserta didik
SMP dapat mengenal kebulatan IPA sebagai ilmu, maka seluruh tema dan persoalan
IPA pada berbagai jenis objek dan tingkat organisasinya hendaknya kajiannya
luas memenuhi keutuhannya. Dengan kata lain bahwa IPA sebagai mata pelajaran di
SMP hendaknya diajarkan secara utuh atau terpadu, tidak dipisah-pisahkan antara
biologi, fisika, kimia dan bumi antariksa.
Pada konteksnya
IPA di SMP diajarkan dengan pemisahan antara biologi, fisika dan kimia.
Ketidakutuhan konsep IPA dalam pembelajarannya sebagai ilmu yang mencakup aspek
IPA, teknologi dan masyarakat tidak terlingkupi, juga secara psikologis berat
bagi peserta didik SMP. Padahal, mengingat perkembangan mental peserta didik
usia SMP oleh Piaget sebagian besar pada taraf transisi dan fase kongkrit ke
fase operasi formal, maka diharapkan sudah mulai dilatih untuk mampu berpikir
abstrak. Artinya, pembelajaran IPA di SMP secara utuh mengajak peserta didiknya
untuk mulai ke arah berpikir abstrak dengan mengenalkan IPA secara utuh dengan
harapan muncul upaya penyelidikan-penyelidikan ilmiah.
Menjadikan
materi IPA di SMP secara terpadu seperti yang digariskan oleh Kurikulum KTSP
semata untuk merespon pertanyaan kritis mengenai materi IPA sebelumnya yang
hanya menekankan pada “subject matter oriented program”. Sehingga, materi IPA
kurikulum KTSP untuk SMP didesain untuk menjawab persoalan-persoalan pada
masalah-masalah global. Sayangnya, sistem pendidikan nasional secara nyata
sampai saat ini belum melahirkan secara khusus guru IPA, melainkan menghasilkan
guru biologi, kimia dan fisika. Untuk itulah IPA di SMP diajarkan secara
terpisah sekaligus mengakomodasi keberadaan guru biologi dan fisika.
2.
Implementasi Pembelajaran IPA
Landasan filosofis pembelajaran IPA terpadu ialah filsafat
pendidikan Progresivisme yang dikembangkan oleh para ahli pendidikan seperti
John Dewey, William Kilpatrick, George Count, dan Harold Rugg diawal abad 20 .
Progresvisme merupakan pendidikan yang berpusat pada siswa dan memberi
penekanan lebih besar pada kreativitas, aktivitas, belajar “naturalistik”,
hasil belajar “dunia nyata” dan juga pengalaman teman sebaya.
Pembelajaran IPA terpadu merupakan konsep pembelajaran IPA dengan
situasi lebih alami dan situasi dunia nyata, serta mendorong siswa membuat
hubungan antar cabang IPA dan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan sehari hari. Pembelajaran IPA terpadu merupakan
pembelajaran bermakna yang memungkinkan siswa menerapkan konsep-konsep IPA dan
berpikir tingkat tinggi dan memungkinkan mendorong siswa peduli dan tanggap
terhadap lingkungan dan budayanya.
Dalam pembelajaran IPA hendaknya guru dapat merancang dan
mempersiapkan suatu pembelajaran dengan memotivasi awal sehingga dapat
menimbulkan suatu pertanyaan. Dengan begitu, guru yang bertugas dapat
mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir siswa dalam melaksanakan
pembelajaran berdasarkan inkuari. Ciri utama pembelajaran IPA adalah dimulai
dengan pertanyaan atau masalah dilanjutkan dengan arahan guru menggali
informasi, mengkonfirmasikan dengan pengetahuan yang sudah dimiliki dan
mengarahkan pada tujuan apa yang belum dan harus diketahui. Jadi terlihat bahwa
siswa akan dapat menemukan sendiri jawaban dari masalah atau pertanyaan yang
timbul diawal pembelajaran. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh
diharapkan tidak dengan jalan mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi dengan
jalan menemukan dan menggeneralisasi sendiri sebagai hasil kemandiriannya.
Dengan begitu, untuk pembelajaran IPA hendaknya dilakukan dalam
kelompok-kelompok kecil yang anggotanya heterogen, untuk dapat bekerja sama,
saling berinteraksi dan mendiskusikan hasil secara bersama sama, saling
menghargai pendapat teman, sampai dapat memutuskan kesimpulan yang disepakati
bersama.
Beberapa model pembelajaran yang sesuai untuk diterapkan dalam
pembelajaran antara lain adalah: model pembelajaran langsung, model
pembelajaran kooperatif, model pembelajaran berdasarkan masalah, dan sebagainya.
3.
Intergrasi
Sains dengan Bidang Lain dalam KTSP
Integrasi sains dalam pembelajaran di SD
yaitu menggunakan pembelajaran tematik. Pembelajaran tematik dapat diartikan suatu
kegiatan pembelajaran dengan mengintegrasikan materi beberapa mata pelajaran dalam
satu tema/topik pembahasan. Sutirjo dan Sri Istuti Mamik (2004: 6) menyatakan
bahwa pembelajaran tematik merupakan satu usaha untuk mengintegrasikan
pengetahuan, keterampilan, nilai, atau sikap pembelajaran, serta pemikiran yang
kreatif dengan menggunakan tema. Dari pernyataan tersebut dapat ditegaskan
bahwa pembelajaran tematik dilakukan dengan maksud sebagai upaya untuk
memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan, terutama untuk mengimbangi
padatnya materi kurikulum. Disamping itu pembelajaran tematik akan memberi
peluang pembelajaran terpadu yang lebih menekankan pada
partisipasi/keterlibatan siswa dalam belajar. Keterpaduan dalam pembelajaran
ini dapat dilihat dari aspek proses atau waktu, aspek kurikulum, dan aspek
belajar mengajar.
Ditinjau dari cara memadukan konsep, keterampilan, topic
dan unit tematisnya, Forgaty (1991) mengemukakan bahwa ada sepuluh cara atau
modeldalam merencanakan pembelajaran tematik :
1. Model penggalan ( fragmented ) memisah-misahkan disiplin
ilmu atas mata pelajaran-mata pelajaran, seperti matematika, bahasa Indonesia,
IPA, dan sebagainya.
2.
Model keterhubungan (Connected) dilandasi oleh anggapan bahwa butir-butir pembelaaajaran
dapat dipayungkan pada induk mata pelajaran tertentu.
3.
Model sarang (Nested)
merupakan pemaduan bentuk penguasaan konsep keterampilan melalui sebuah kegiatan pembelajaran.
4.
Model urutan / rangkaian (Sequenced) merupakan model pemaduan topic-topik antar mata
pelajaran yang berbeda secara pararel.
5.
Model bagian (Shared)
merupakan pemaduan pembelajaran akibat adanya”overlapping”konsep atau ide pada
dua mata pelajaran atau lebih.
6.
Model jarring laba-laba (Webbed) model ini bertolak dari pendekatan tematis sebagai pemadu
bahan dan kegiatan pembelajaran.
7.
Model galur (Thereaded)
merupakan model pemaduan bentuk ketrampilan.
8.
Model ketematikan (Integrated) merupakan pemaduan sejumlah topic dari mata pelajaran
yang berbeda, tetapi esensinyasama dalam sebuah topic tertentu.
9.
Model celupan (Immerrsed) model ini dirancang untuk membantu siswa dalam menyaring
dan memadukan berbagai pengalaman dan pengetahuan dihubungkan dengan
pemakaiannya.
10. Model jaringan (Networked) merupakan model pemaduan
pembelajaran yang mengandalkan kemungkinan, pengubahan konsepsi, bentuk
pemecahan masalah, maupun tuntutan bentuk ketrampilan baru setelah siswa
mengadakanstudy lapangandalam situasi, kondisi maupun konteks yang
berbeda-beda.
Dalam menerapkan dan melaksanakan pembelajaran
tematik, ada beberapa prinsip dasar yang perlu diperhatikan yaitu 1) Bersifat terintegrasi dengan lingkungan, 2) Bentuk belajar dirancang agar siswa menemukan
tema, dan 3) efisiensi. Agar diperoleh gambaran yang lebih jelas berikut ini
akan diurakan ketiga prinsip tersebut,
berikut ini.
1.
Bersifat kontekstual atau terintegrasi dengan lingkungan.
Pembelajaran yang dilakukan perlu
dikemas dalam suatu format keterkaitan, maksudnya pembahasan suatu topik
dikaitkan dengan kondisi yang dihadapi siswa atau ketika siswa menemukan
masalah dan memecahkan masalah yang nyata dihadapi siswa dalam kehidupan
sehari-hari dikaitkan dengan topik yang
dibahas.
2. Bentuk belajar harus
dirancang agar siswa bekerja secara sungguh-sungguh untuk menemukan tema
pembelajaran yang riil sekaligus mengaplikasikannya. Dalam melakukan
pembelajaran tematik siswa didorong untuk mampu menemukan tema-tema yang
benar-benar sesuai dengan kondisi siswa, bahkan dialami siswa.
3.
Efisiensi
Pembelajaran
tematik memiliki nilai efisiensi antara lain dalam segi waktu, beban materi,
metode, penggunaan sumber belajar yang otentik sehingga dapat mencapai
ketuntasan kompetensi secara tepat.
4.
Kurikulum 2013 (KURTILAS)
Terjadi perubahan
struktur kurikulum dari KTSP ke Kuriklum 2013. Struktur
kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran, beban belajar, dan kalender
pendidikan. Mata pelajaran terdiri atas:
- Mata
pelajaran wajib diikuti oleh seluruh peserta didik di satu satuan pendidikan
pada setiap satuan atau jenjang pendidikan
- Mata pelajaran pilihan yang diikuti oleh peserta
didik sesuai dengan pilihan mereka.
Kedua kelompok mata pelajaran tersebut
(wajib dan pilihan) terutama dikembangkan dalam struktur kurikulum pendidikan
menengah (SMA dan SMK) sementara itu mengingat usia dan perkembangan psikologis
peserta didik usia 7 – 15 tahun maka mata pelajaran pilihan belum diberikan
untuk peserta didik SD dan SMP.
1.
Struktur Kurikulum SD
Beban
belajar dinyatakan dalam jam belajar setiap minggu untuk masa belajar selama
satu semester. Beban belajar di SD Tahun I, II, dan III masing-masing 30, 32, 34 sedangkan untuk Tahun
IV, V, dan VI masing-masing 36 jam setiap minggu. Jam belajar SD adalah 40
menit.
Struktur
Kurikulum SD adalah sebagai berikut:
MATA
PELAJARAN
|
ALOKASI WAKTU BELAJAR PER
MINGGU
|
||||||
I
|
II
|
III
|
IV
|
V
|
VI
|
||
Kelompok A
|
|
|
|||||
1.
|
Pendidikan Agama
|
4
|
4
|
4
|
4
|
4
|
4
|
2.
|
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
|
5
|
6
|
6
|
6
|
6
|
6
|
3.
|
Bahasa Indonesia
|
8
|
8
|
10
|
10
|
10
|
10
|
4.
|
Matematika
|
5
|
6
|
6
|
6
|
6
|
6
|
Kelompok B
|
|||||||
1.
|
Seni Budaya dan Keterampilan
(termasuk muatan lokal)
|
4
|
4
|
4
|
6
|
6
|
6
|
2.
|
Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan
(termasuk muatan lokal)
|
4
|
4
|
4
|
4
|
4
|
4
|
Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu
|
30
|
32
|
34
|
36
|
36
|
36
|
=
Pembelajaran Tematik Terintegrasi
|
Kelompok A adalah mata
pelajaran yang memberikan orientasi kompetensi lebih kepada aspek intelektual
dan afektif sedangkan kelompok B adalah mata pelajaran yang lebih menekankan
pada aspek afektif dan psikomotor.
Integrasi konten IPA dan IPS
adalah berdasarkan makna mata pelajaran sebagai organisasi konten dan bukan
sebagai sumber dari konten. Konten IPA dan IPS diintegrasikan ke dalam mata
pelajaran PPKn, Bahasa Indonesia dan Matematika yang harus ada berdasarkan
ketentuan perundang-undangan.Pembelajaran tematik
merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi
dari berbagai mata pelajaran.
Pengintegrasian
tersebut dilakukan dalam 2 (dua) hal, yaitu integrasi sikap,
kemampuan/keterampilan dan pengetahuan dalam proses pembelajaran serta
pengintegrasian berbagai konsep dasar yang berkaitan. Tema memberikan makna
kepada konsep dasar tersebut sehingga peserta didik tidak mempelajari konsep
dasar tanpa terkait dengan kehidupan nyata. Dengan demikian, pembelajaran
memberikan makna nyata kepada peserta didik. Tema yang dipilih berkenaan dengan
alam dan kehidupan manusia. Keduanya adalah pemberi makna yang substansial
terhadap bahasa, PPKn, matematika dan seni budaya karena keduanya adalah
lingkungan nyata dimana peserta didik dan masyarakat hidup. Disinilah kemampuan
dasar/KD dari IPA dan IPS yang diorganisasikan ke mata pelajaran lain yang
memiliki peran penting sebagai pengikat dan pengembang KD mata pelajaran
lainnya.
Berdasarkan
sudut pandang psikologis, tingkat perkembangan peserta didik tidak cukup
abstrak untuk memahami konten mata pelajaran secara terpisah-pisah. Pandangan
psikologi perkembangan dan Gestalt memberi dasar yang kuat untuk integrasi KD
yang diorganisasikan dalam pembelajaran tematik. Dari sudut pandang transdisciplinarity maka pengotakan
konten kurikulum secara terpisah ketat tidak memberikan keuntungan bagi
kemampuan berpikir selanjutnya.
2. Struktur
Kurikulum SMP
Beban belajar
di SMP untuk Tahun VII, VIII, dan IX masing-masing 38 jam per minggu. Jam
belajar SMP adalah 40 menit.
Struktur Kurikulum SMP adalah
sebagai berikut:
MATA PELAJARAN
|
ALOKASI WAKTU BELAJAR PER MINGGU
|
|||
VII
|
VIII
|
IX
|
||
Kelompok A
|
|
|
|
|
1.
|
Pendidikan Agama
|
3
|
3
|
3
|
2.
|
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
|
3
|
3
|
3
|
3.
|
Bahasa Indonesia
|
6
|
6
|
6
|
4.
|
Matematika
|
5
|
5
|
5
|
5.
|
Ilmu Pengetahuan Alam
|
5
|
5
|
5
|
6.
|
Ilmu Pengetahuan Sosial
|
4
|
4
|
4
|
7.
|
Bahasa Inggris
|
4
|
4
|
4
|
Kelompok B
|
||||
1.
|
Seni Budaya (termasuk muatan lokal)
|
3
|
3
|
3
|
2.
|
Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan
(termasuk muatan lokal)
|
3
|
3
|
3
|
3.
|
Prakarya
(termasuk muatan lokal)
|
2
|
2
|
2
|
Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu
|
38
|
38
|
38
|
Kelompok
A adalah mata pelajaran yang memberikan orientasi kompetensi lebih kepada aspek
intelektual dan afektif sedangkan kelompok B adalah mata pelajaran yang lebih
menekankan pada aspek afektif dan psikomotor.
3) STRATEGI IMPLEMENTASI
A.
Implementasi
Kurikulum
Implementasi kurikulum adalah usaha bersama
antara Pemerintah dengan pemerintah daerah propinsi dan pemerintah daerah
kabupaten/kota.
1.
Pemerintah bertanggungjawab dalam mempersiapkan
guru dan kepala sekolah untuk melaksanakan kurikulum.
2. Pemerintah
bertanggungjawab dalam melakukan evaluasi pelaksanaan kurikulum secara
nasional.
3. Pemerintah
propinsi bertanggungjawab dalam melakukan supervisi dan evaluasi terhadap
pelaksanaan kurikulum di propinsi terkait.
4. Pemerintah
kabupaten/kota bertanggungjawab dalam memberikan bantuan profesional kepada
guru dan kepala sekolah dalam melaksanakan kurikulum di kabupaten/kota terkait.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Jadi dapat disimpulkan bahwa “Integrasi Sains dengan Bidang lain dalam kurikulum” adalah penyesuaian
di antara bidang-bidang
pelajaran lain yang saling
berbeda dalam kurikulum sehingga
menghasilkan pola yang memilki
keserasian fungsi. Dimana kelompok-kelompok mata pelajaran beradaptasi dan
bersikap komformitas terhadap mata pelajaran lain,
namun masih tetap mempertahankan jati
diri masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA
Oemar Hamalik. Cet ke-2 2007. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Masnur
Muslich.
Cet ke-3 2008. KTSP; Dasar Pemahaman dan Pengembangan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Fauzi,Ahmad.2014.
Manajemen
Pembelajaran.
Yogyakarta: Deepublish.
CONTOH RPP INTEGRASI UNTUK
IPA SD & SMP
|
CONTOH RPP INTEGRASI UNTUK
IPA SD
|
Subtema
1 : Hewan dan Tumbuhan di
Lingkungan Rumahku
Pemetaan
Kompetensi Dasar 1 dan 2
Pemetaan
Kompetensi Dasar 3 dan 4
Pembelajaran
1
Jaringan Kompetensi Dasar dan
Indikator
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SD Negeri 16 lembak
Kelas/Semester : IV / 1
Tema :
Peduli Terhadap Makhluk Hidup
Subtema 1 :
Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku
Pembelajaran : 1
Fokus Pembelajaran : Matematika, IPA,
dan SBdP
Alokasi Waktu : 6 X 35 menit
I. Kompetensi Inti
1. Menerima, menjalankan menghargai dan
ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur,
disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi
dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan
care mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin
tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda
yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam
bahasa yang jelas dan logis dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam
gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan
perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
II. Kompetensi Dasar
1. Matematika
3.1
Mengenal konsep pecahan senilai dan melakukan operasi hitung pecahan
menggunakan benda kongkret/gambar.
4.3
Mengurai sebuah pecahan menjadi sebagai hasil penjumlahan atau pengurangan dua
buah pecahan lainnya dengan berbagi kemungkinan jawaban.
2.IPA
3.1 Menjelaskan bentuk luar tubuh hewan
dan tumbuhan dan fungsinya.
4.1
Menuliskan hasil pengamatan tentang bentuk luar (morfologi) tubuh hewan
dantumbuhan serta fungsinya.
3. SBdP
3.2 Mengenal gambar alambenda, dan
kolase.
4.2 Membuat karya seni kolasedengan
berbagai bahan di lingkungan sekitar.
III.
Indikator
1. Matematika
a. Menentukan pecahan
setelah mengamatigambar dan melengkapi table.
b. Membedakan
pecahan senilai dan tidaksenilai setelah melakukan eksplorasidengan gambar
pecahan dan diskusi kelas.
2. IPA
a. Menjelaskan bentuk luar
(morfologi)tubuh hewan dan fungsinya setelahmengamati gambar.
3. SBdP
a. Menciptakan
karya seni kolasemenggunakan bahan alam dan barangbekas.
IV.
Tujuan Pembelajaran
1. Saat mengamati gambar dan membaca teks tentang hewan dilingkungan
rumahku, pada saat diskusi semua siswa mampu melengkapi tabeldan menentukan nilaipecahan dengan benar.
2. Setelah melakukan diskusi di kelas, siswa mampu menentukanpecahan
senilai dengan pecahan yang ditentukan.
3. Setelah mengamati gambar, siswa mampu menjelaskan bentuk luar
(morfologi) tubuhhewan dan fungsinya dengan benar.
4. Dengan menggunakan bahan alam dan barang bekas, siswa mampu membuat
karyaseni kolase dengan teknik yang benar.
V. Materi
1.
Matematika :
Pecahan Senilai
2.
IPA : Hewan dan Tumbuhan
3.
SBdP :Karya Seni Kolase
VI.
Model dan Metode Pembelajaran
1. Pendekatan Pembelajaran :
Scientific
2. Metode Pembelajaran :Ceramah, Tanya jawab, Diskusi,
Penugasan,dan
Percobaan.
VII. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan
|
Deskripsi Kegiatan
|
Alokasi Waktu
|
Pendahuluan
|
3. Guru mengucapkan salam
(assalamualaikum wr.wb)
4. Mengajak semua siswa membaca do’a menurut
agama dan kepercayaannya masing-masing.
5. Mengecek kehadiran siswa.
6. Menata kelas sampai kondusif
(mengajak siswa untuk merapikan tempat duduknya, dan meminta siswa mengeluarkan
alat-alat tulisnya).
7. Melakukan apersepsi :
Guru bertanya “ Coba siapa yang
bisa menyanyikan lagu mawar melati dan burung kakak tua ? “
“ Siapa yang dirumahnya ada
tanaman bunga melati dan bunga mawar ? “
“ Siapa yang memelihara
burung-burung dirumahnya ?” coba burung apa saja ?
8. Menuliskan tema di papan tulis
9. Menyebutkan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
|
10 menit
|
Inti
|
10. Siswa diminta mengamati gambar dan
membaca teks tentang hewan di lingkungan rumahku.
11. Setelah mengamati gambar dan
membaca teks siswa diminta membentuk kelompok untuk berdiskusi.
12. Siswa dibagi dalam 4 kelompok yang
heterogen (berdasarkan jenis kelamin, dan kemampuan kognitif) beranggotakan
5-6 orang siswa.
13. Masing-masing
anggota kelompok diminta mengamati
gambar, membaca teks, dan menjawab pertanyaan, dan kemudian mendiskusikan
jawabandalam kelompok.
14. Masing-masing kelompok diminta
mendiskusikan pertanyaan dan menjawab soal diskusi.
15. Setelah selesai salah satu perwakilan
tiap kelompok membacakan hasil diskusi mereka didepan kelas.
16. Setiap kelompok diberi kesempatan
untuk memberikan pertanyaan pada kelompok yang membacakan hasil diskusi, dan
kelompok yang ditanya menjawab berdasarkan hasil diskusi terhadap pertanyaan
yang diberikan kelompok lain.
17. Setelah selesai membahas diskusi,
masing-masing ketua kelompok mengumpulkan hasil diskusi kepada guru.
|
190 menit
|
Penutup
|
18. Siswa dibimbing guru merangkum
pelajaran yang telah dipelajari pada hari ini.
19. Siswa diminta mengerjakan evaluasi.
20. Siswa diminta menuliskan renungan
mereka di buku siswa.
21. Siswa diberikan umpan balik berupa
PR.
22. Mengucapkan salam
(wassalamuialaikum wr.wb).
|
10 menit
|
VIII. Media/ Alat Bantu dan sumber belajar
1.
Media/ Alat Bantu :
a. Daun kering
b. Kertas warna (origami).
c. LKS (terlampir)
d. Evaluasi (terlampir)
2.
Sumber Belajar :
a.
Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Peduli
Terhadap Makhluk Hidup: Buku Guru / Buku Tematik Terpadu Kuikulum 2013. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
b.
Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Peduli
Terhadap Makhluk Hidup : Buku Siswa / Buku Tematik Terpadu Kuikulum 2013. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
IX.
Penilaian Proses dan Hasil Belajar
1. Prosedur tes :
- Tes Proses
- Tes Akhir
2. Jenis tes : Lisan dan Tulisan
3. Bentuk tes : Essay
4. Alat penilaian : - Soal-soal dan LKS (terlampir)
- Kunci
jawaban (terlampir)
- Pensekoran
(terlampir)
Pensekoran
:
No.
|
Bobot Nilai
|
1
|
20
|
2
|
20
|
3
|
20
|
4
|
20
|
5
|
20
|
Jumlah Nilai
|
100
|
Mengetahui, Lubuk
Enau, 6 Oktober 2014
Kepala SD N 16
Lembak Wali Kelas IVC,
INNAMA, S.Pd. Tiurida Intika, S.Pd.
NIP.
196310151986052001
Bahan
Ajar
Hewan di Lingkungan Rumahku
Amati
gambar dan baca teks di halaman berikutnya.
Edo mempunyai halaman rumah yang luas.Halaman
tersebut ditumbuhi pohon-pohon yangsangat rindang.Udara di sekitar rumah terasa
sejuk.Ibu Edo juga mempunyai kebiasaan menanam bunga beraneka warna di halaman
rumah. Suasana rumah Edo terlihat sangat hijau sehingga membuat berbagai burung
dan serangga datang ke sana.
Pecahan
Setelah selesai mengamati hewan di
taman, Edo menuju ke halaman belakang untukmengamati burung. Salah satu burung
yang sering hinggap di pohon adalah burung pelatuk.Burung ini mempunyai kebiasaan
membuat lubang pada pohon tersebut ketika lapar.
Dari pengamatan Edo, terdapat beberapa
lubang pada pohon tersebut.Berikut adalah informasi dari Edo tentang
lubang-lubang yang terdapat pada pohon.Bantulah Edo menggambar lubang sesuai
yang disampaikan Edo.
Pecahan
Senilai
Burung-burung yang berkunjung dan
bermain di pohon-pohon belakang rumah Edosemakin banyak.Edo berencana membuat
rumah singgah burung di atas salah satu pohon.Edo meminta bantuan ayah untuk
membuat rumah tersebut.Edo mendapat tugas dari ayahnya memotong kayu dan hasilnya
adalah sebagai berikut.
Semua kayu telah terpotong sesuai ukuran
di atas. Sebelum merakitnya menjadi rumahsinggah burung, Ayah meminta Edo
mengelompokkan potongan potongan kayu yang sama panjangnya dengan
. Hal ini bertujuan untuk
memudahkan melakukan perakitan.Bantulah Edo mengelompokkannya dengan melengkapi
diagram.Sebelumnya perhatikan pecahan senilai berikut.
LEMBAR KERJA SISWA
Kelompok : ………………………
Nama Kelompok : 1. ……………………
2.
……………………
3.
…………………....
4.
……………………
5.
……………………
|
Petunjuk :
Alat dan Bahan :
1. Kertas Warna (origami)
2. Lem Lukol
Pertanyaan
:
Amati
gambar dan baca teks di halaman berikutnya.
Edo mempunyai halaman rumah yang luas.Halaman
tersebut ditumbuhi pohon-pohon yangsangat rindang.Udara di sekitar rumah terasa
sejuk.Ibu Edo juga mempunyai kebiasaan menanam bunga beraneka warna di halaman
rumah. Suasana rumah Edo terlihat sangat hijau sehingga membuat berbagai burung
dan serangga datang ke sana.
Jawablah
pertanyaan di bawah ini :
1.
Berapa banyak semua hewan ?
Jawab : ………………………………………………………………………………………
2.
Berapa banyak semua serangga ?
Jawab : ………………………………………………………………………………………
3.
Berapa banyak kucing pada hewan ?
Jawab : ………………………………………………………………………………………
Nyatakan dalam bentuk pecahan!
4.
Jumlah kucing terhadap jumlah
seluruh hewan.
Jawab : ……………………………………………………………………………………..
5.
Jumlah ayam terhadap jumlah
seluruh hewan.
Jawab : ……………………………………………………………………………………..
6.
Jumlah kupu-kupu terhadap jumlah
seluruh hewan
Jawab
: ……………………………………………………………………………………..
EVALUASI
Nama
: ………………………….
Kelas
: ………………………….
|
Jawablah
pertanyaan ini dengan tepat dan benar !
1. Temukan pecahan senilai lainnya untuk 14 dan 13 dengan melengkapi
jaringan berikut.
2.
Bantulah Edo menuliskan bagian-bagian tubuh burung merpati dan lengkapi tabel
di bawahnya.
No.
|
Bagian Tubuh
|
Fungsi
|
1.
|
Paruh
|
|
2.
|
Sayap
|
|
3.
|
Ekor
|
|
4.
|
Cakar
|
|
5.
|
Mata
|
|
Soal Renungan :
1. Tuliskan apa saja yang telah kamu pelajari dari kegiatan hari ini.
2. Materi apa yang sudah kamu pahami dengan baik? Jelaskan !
3. Materi apa yang masih belum kamu pahami? Jelaskan!
4. Apa yang ingin kamu ketahui lebih lanjut tentang hewan dan tumbuhan?
Soal
Pekerjaan Rumah (PR) :
Hewan dan
tumbuhan di sekitar rumahku
Kamu adalah seorang detektif hewan. Kamu
akan melakukan petualangan di sekita rumah. Ajaklah orang tuamu melakukan
petualangan ini.Temukan ciri-ciri hewan di sekitar rumahmu dan lengkapi tabel
berikut. Hasil petualanganmu akan dilaporkan kepada guru dan didiskusikan bersama
teman.
Ciri-ciri Hewan
No.
|
Nama Hewan
|
Fungsi
|
Ciri-ciri
|
1.
|
|
|
|
2.
|
|
|
|
3.
|
|
|
|
4.
|
|
|
|
Catatan:
Untuk
pembelajaran esok hari, bawalah satu hewan yang ada di sekitar rumahmu (ayam, kucing,
laba-laba, serangga, dan lain sebagainya) ke sekolah untuk diamati.
CONTOH RPP INTEGRASI UNTUK
IPA SMP
|
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMP N 1 LEMBAK
Kelas / Semester : VII (tujuh)/Semester 1
Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
Alokasi waktu : 4 X
40’
Standar Kompetensi : 1. Memahami
prosedur ilmiah untuk mempelajari benda-benda alam dengan menggunakan
peralatan.
Kompetensi Dasar : 1.1 Mendeskripsikan besaran pokok dan besaran
turunan beserta satuan-nya.
Tujuan Pembelajaran : Peserta
didik dapat:
1. Menjelaskan pengertian besaran dan satuan.
2. Mengelompokkan besaran pokok dan besaran
turunan.
3. Menggunakan Satuan Internasional sesuai
dengan besaran yang diukur dalam pengukuran.
4. Mengkonversi satuan panjang, massa dan
waktu terhadap hasil pengukuran.
5. Memecahkan masalah yang berkaitan dengan
besaran pokok dan besaran turunan dalam kehidupan sehari-hari.
v Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline )
Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence
)
Tanggung jawab ( responsibility )
Ketelitian ( carefulness)
Materi Pembelajaran : Besaran dan Satuan
Metode Pembelajaran : Model
- Direct Instruction (DI)
- Cooperative Learning
Metode
- Diskusi kelompok
- Eksperimen
Langkah-langkah Kegiatan
PERTEMUAN PERTAMA
a. Kegiatan
Pendahuluan
. Motivasi dan apersepsi
- Apakah semua gejala alam termasuk ke dalam
besaran?
- Apakah manfaat satuan dalam pengukuran yang
kita lakukan?
. Prasyarat pengetahuan
- Apakah yang dimaksud dengan besaran dan satuan?
- Apakah Satuan Internasional?
. Pra eksperimen
- Berhati-hatilah dalam membaca skala mistar.
b. Kegiatan
Inti
§ Eksplorasi
Dalam
kegiatan eksplorasi, guru:
F Menjelaskan pengertian besaran dan satuan
F melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang
topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam
takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber;
F menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan
sumber belajar lain;
F memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara
peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
F melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran; dan
F memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium,
studio, atau lapangan.
§ Elaborasi
Dalam
kegiatan elaborasi, guru:
F membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui
tugas-tugas tertentu yang bermakna;
F memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan
lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;
F Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok.
F Secara kelompok, peserta didik mendiskusikan pengertian besaran dan
klasifikasinya, kemudian membuat kesimpulan sementara dan anggota masing-masing
kelompok meng-komunikasikannya.
F Guru menanggapi jawaban peserta didik dan memberikan informasi yang
sebenarnya.
F Setiap kelompok diberi tugas untuk mengukur panjang dan lebar meja
guru dengan jengkalnya masing-masing dan mistar plastik.
F Peserta didik secara berkelompok melakukan pengukuran panjang dan
lebar meja guru dengan jengkalnya masing-masing dan mistar plastik.
F memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan
masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;
F memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan
kolaboratif;
F memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk
meningkatkan prestasi belajar;
F memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan
baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;
F memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual
maupun kelompok;
F memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival,
serta produk yang dihasilkan;
F memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri
peserta didik.
§ Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
F memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan,
tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik,
F memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta
didik melalui berbagai sumber,
F memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh
pengalaman belajar yang telah dilakukan,
F memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna
dalam mencapai kompetensi dasar:
Ø berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan
peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku
dan benar;
Ø membantu menyelesaikan masalah;
Ø memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil
eksplorasi;
Ø memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;
Ø memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum
berpartisipasi aktif.
c. Kegiatan Penutup
Dalam
kegiatan penutup, guru:
F bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran;
F melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
F memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
F merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi,
program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas
individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik;
PERTEMUAN KEDUA
a. Kegiatan
Pendahuluan
. Motivasi dan apersepsi
Secara klasikal guru memberi
pertanyaan; apakah manfaat Satuan Internasional?
. Prasyarat pengetahuan
Peserta didik diminta untuk
menyebutkan satuan untuk besaran panjang, waktu dan massa.
b. Kegiatan Inti
§ Eksplorasi
Dalam
kegiatan eksplorasi, guru:
F Guru memberikan informasi cara mengkonversikan satuan dengan memakai
tangga konversi dimana setiap kali turun 1 anak tangga dikali 10, sedangkan
jika naik dibagi 10.
F melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang
topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam
takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber;
F menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan
sumber belajar lain;
F memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara
peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
F melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran; dan
F memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium,
studio, atau lapangan.
§ Elaborasi
Dalam
kegiatan elaborasi, guru:
F Melalui diskusi kelas, guru memberikan informasi tentang Satuan
Internasional dari besaran pokok dan besaran turunan.
F Melalui diskusi kelompok, peserta didik diberi tugas untuk menuliskan
beberapa contoh penyajian hasil pengukuran, kemudian mengkonversikannya ke
dalam Satuan Internasional.
F Guru memberikan contoh soal latihan cara mengkonversi satuan panjang
dengan menggunakan tangga konversi.
F Peserta didik diminta untuk menyebutkan beberapa hasil pengukuran yang
biasa mereka temui dalam kehidupan sehari-hari, kemudian mengkonversikannya ke
dalam Satuan Internasional.
§ Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
F Guru bertanya jawab
tentang hal-hal yang belum diktahui siswa
F Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan penyimpulan
c. Kegiatan Penutup
Dalam
kegiatan penutup, guru:
F Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat
rangkuman.
F Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal tentang besaran dan
satuan
Sumber
Belajar
a. Buku IPA Terpadu
b. Buku kerja
c. Lingkungan sekitar
d. Alat ukur
Penilaian :
Indikator Pencapaian Kompetensi
|
Teknik Penilaian
|
Bentuk Instrumen
|
Instrumen/ Soal
|
§ Mengidenti-fikasikan
besaran-besaran fisika dalam kehidupan sehari-hari lalu mengelompok-kannya
dalam besaran pokok dan besaran turunan.
§ Mengguna-kan Satuan
Internasio-nal dalam pengukuran.
§ Mengkon-versi satuan panjang,
massa dan waktu secara sederhana.
§ Mengguna-kan besaran pokok dan
besaran turunan dalam kehidupan sehari-hari.
|
Tes tertulis
|
Tes uraian
|
a. Berikan
contoh Besaran Fisika dalam kehidupan
b. Jelaskan
dengan singkat Apa yang dimaksud Satuan Internasional
c. Konversikan macam macam satuan secara
sederhana
|
Mengetahui,
Kepala SMP/MTs ……………
(__________________________)
NIP/NIK :
|
|
…..,…………………… 20
…….
Guru Mapel Ilmu Pengetahuan Alam
(_______________________)
NIP/NIK :
|
0 comments:
Post a Comment