BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu ciri khas manusia
adalah sifatnya yang selalu ingin tahu tentang sesuatu hal. Rasa ingin tahu ini
tidak terbatas yang ada pada dirinya, juga ingin tahu tentang lingkungan
sekitar, bahkan sekarang ini rasa ingin tahu berkembang ke arah dunia luar.
Rasa ingin tahu ini tidak dibatasi oleh peradaban. Semua umat manusia di dunia
ini punya rasa ingin tahu walaupun variasinya berbeda-beda. Orang yang tinggal
di tempat peradaban yang masih terbelakang, punya rasa ingin yang berbeda
dibandingkan dengan orang yang tinggal di tempat yang sudah maju
Keberhasilan suatu proses belajar
mengajar di dalam kelas dipengaruhi langsung oleh guru yang mengajar. Dengan
menggunakan strategi, pendekatan dan metode yang tepat dan sesuai dengan
keadaan kelas akan sangat membantu guru untuk menyampaikan materi pembelajaran
yang ingin di sajikan dan murid juga akan sangat mudah memahami materi
tersebut. Di dalam bab pembahasan akan dijelaskan beberapa
strategi, pendekatan, dan metode pada pembelajaran IPA yang dapat digunakan
dalam menjelaskan materi ataupun konsep-konsep IPA di SD. Perlu diketahui bahwa
tidak ada metode yang dapat diserap 100% oleh siswa, namun dengan menggunakan metode
yang tepat akan sangat membantu siwa dalam mencapai tujuan belajarnya dengan
optimal.
B. Rumusan Masalah
1. Apa
hakikat dan tujuan pembelajaran IPA
2. Bagaimanakah strategi dan metode pada pembelajaran IPA
C. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai melalui
penulisan makalah ini adalah :
1. Dapat menjelaskan hakikat dan tujuan pembelajaran IPA
2. Dapat menjelaskan strategi dan metode pada pembelajaran IPA
di SD.
BAB II
PEMBAHASAN
I.
HAKIKAT
DAN TUJUAN PEMBELAJARAN IPA
A. HAKIKAT IPA
1.
Pengertian
IPA
Secara umum istilah sains (science) diartikan
sebagai ilmu atau ilmu
pengetahuan . Istilah
‘science’ yang berasal dari scio, scire (bahasa latin) yang
berarti tahu. Begitupun
juga ilmu berasal dari kata ‘alima’ (bahasa arab) yang juga berarti tahu. Jadi, baik ilmu maupun
science secara etimologis berarti pengetahuan. Dalam
arti sempit Ilmu pengetahuan alam (IPA) atau sains merupakan disiplin ilmu yang
terdiri dari physical sciensces (ilmu
fisik) dan life sciences (ilmu biologi). Yang termasuk physical sciences adalah
ilmu ilmu astronomi, kimia, geologi, mineralogy, meteorology, dan fisika.
Sedangkan, life sciences meliputi anatomi, fisiologi, zoology,
citologi, embriologi, mikrobiologi.
IPA
(sains) berupaya membangkitkan minat manusia agar mau meningkatkan kecerdasan
dan pemahamannya tentang alam dan seisinya yang penuh dengan rahasia yang tak
habis habisnya. Dengan tersingkapnya tabir rahasia alam itusatu persatu, serta mengalirnya
informasi yang dihasilkannya. Jangkauan sains semakin luas dan lahirlah sifat
terapannya, yaitu teknologi adalah lebar. Namun dari waktu jarak tersebut
semakin lama semakin sempit,sehingga semboyan “sains hari ini adalah teknologi
hari esok” merupakan semboyan yang berkali-kali dibuktikan oleh sejarah. Bahkan
kini sains dan teknologi manunggal menjadi budaya ilmu pengetahuan dan
teknologi yang saling mengisi (komplementer), ibarat mata uang, yaitu satu
sisinyamengandung hakikat sains (the nature of scince) dan sisi yang lainnya
mengandung makna teknologi (the meaning).
IPA membahas tentang gejala-gejala alam
yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan
pengamatan yang dilakukan oleh manusia. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan
oleh powler (dalam wina-putra, 1992:122) bahwa IPA merupakan ilmu yang
berhubungan dengan gejala-gejala dan kebendaan yang sistematis yang tersusun
secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil observasi dan
eksperimen.
James, 1997 (Samatowa, 2006: 1)
mendefinisikan Sains sebagai suatu deretan konsep serta skema konseptual yang
berhubungan satu sama lain dan yang tumbuh sebagai hasil eksperimentasi dan
observasi, serta berguna untuk diamati dan dieksperimentasikan lebih
lanjut. Kemudian Whitehead, 1999 (Samatowa, 2006: 1) menyatakan
bahwa Sains dibentuk karena pertemuan dua orde pengalaman.
Hampir setengah abad yang lalu,
Vessel (1965: 2) memberikan jawaban yang sangat singkat tetapi bermakna yakni “science
is what scientists do”. Sains adalah apa yang dikerjakan para ahli Sains
(saintis). Setiap penemuan setiap aspek dari lingkungan sekitar,
yang menjadikan seseorang dapat mengukurnya sebaik mungkin, mengumpul dan
menilai data dari hasil penelitiannya dengan hati-hati dan terbuka. Pada bagian
lain, Vessel (1965: 3) mengemukakan bahwa “science is an intellectual search
involving inquiri, rational trough, and generalization”. Hal itu mencakup
tehnik Sains yang sering disebut sebagai proses Sains. Sedangkan hasilnya yang
berupa fakta-fakta dan prinsip biasa disebut dengan produk Sains.
Pengertian lain yang juga sangat
singkat tetapi bermakna adalah “science is an away of knowing” (Trowbridge
& Baybee, 1990: 48) frase ini mengandung ide bahwa Sains adalah proses yang
sedang berlangsung dengan fokus pada pengembangan dan pengorganisasian
pengetahuan. Oleh sebab itu Sains juga dapat dipandang dari berbagai segi, 3
(tiga) diantaranya menurut Abruscato (1992: 6) adalah :
Science is the name we give to group
of processes through which we can systematically gather information about the
natural world. Science is also the knowledge gathered throughthe use of such as
processes. Finally, science is characterized by those values and atituted
prosessed by people who use scientific processes to gather knowledge.
Secara umum petikan di atas
memberikan pengertian (1) Sains adalah sejumlah proses kegiatan mengumpulkan
informasi secara sistematik tentang dunia sekitar, (2) Sains adalah pengetahuan
yang diperoleh melalui proses kegiatan tertentu, dan (3) Sains dicirikan oleh
nilai-nilai dan sikap para ilmuwan menggunakan proses ilmiah dalam memperoleh
pengetahuan. Dengan kata lain, Sains adalah proses kegiatan yang dilakukan para
saintis dalam memperoleh pengetahuan dan sikap terhadap proses kegiatan
tersebut.
a. IPA sebagai Metode Khusus
Metode khusus yang dimaksud merupakan langkah-langkah
seorang ilmuwan dalam memperoleh pengetahuan. Pengetahuan tersebut
diperoleh berdasarkan gejala-gejala alam. Pengetahuan berupa teori yang
diperoleh melalui hasil perhitungan atau pemikiran tidak akan bertahan kalau
tidak sesuai dengan hasil observasi, sehingga suatu teori tidak dapat berdiri
sendiri. Teori selalu didasari oleh hasil pengamatan.
Planet
Neptunus tidak akan dapat ditemukan secara teoritis jika sebelumnya tidak ada
pengamatan yang menyaksikan suatu keanehan dalam lintasan planet lainya. Atau
dapat dikatakan bahwa Planet Neptunus tidak ditemukan berdasarkan hasil
observasi melainkan melalui perhitungan-perhitungan .
Demikian
halnya dengan pembuktian teori Einstein yang secara ekperimental tidak
dilakukan oleh Einstein.
b. IPA sebagai
Metode Ilmiah
Jika IPA merupakan suatu jenis pengetahuan
teoritis yang diperoleh dengan cara yang khusus, maka cara tersebut dapat
berupa observasi, eksperimentasi, pengambilan kesimpulan, pembentukan teori,
observasi dan seterusnya. Cara yang demikian ini dikenal dengan metode ilmiah (scientific
method)
2.
Karakteristik
IPA
IPA disiplin ilmu memiliki ciri-ciri sebagaimana disiplin
ilmu lainnya. Setiap disiplin ilmu selain mempunyai ciri umum, juga
mempunyai ciri khusus/karakteristik. Adapun ciri umum dari suatu ilmu
pengetahuan adalah merupakan himpunan fakta serta aturan yang yang menyatakan
hubungan antara satu dengan lainnya. Fakta-fakta tersebut disusun secara
sistematis serta dinyatakan dengan bahasa yang tepat dan pasti sehingga mudah
dicari kembali dan dimengerti untuk komunikasi (Prawirohartono, 1989: 93).
Ciri-ciri khusus tersebut dipaparkan berikut ini.
a.
IPA mempunyai nilai ilmiah artinya kebenaran dalam IPA dapat dibuktikan
lagi oleh semua orang dengan menggunakan metode ilmiah dan prosedur seperti
yang dilakukan terdahulu oleh penemunya.
Contoh
:
nilai ilmiah ”perubahan kimia” pada lilin yang dibakar. Artinya benda yang
mengalami perubahan kimia, mengakibatkan benda hasil perubahan sudah tidak
dapat dikembalikan ke sifat benda sebelum mengalami perubahan atau tidak dapat
dikembalikan ke sifat semula.
b. IPA
merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, dan
dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam.
c. IPA merupakan pengetahuan
teoritis.
Teori
IPA diperoleh atau disusun dengan cara yang khas atau khusus, yaitu dengan
melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori,
eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara
yang satu dengan cara yang lain
d. IPA merupakan suatu rangkaian
konsep yang saling berkaitan.
Dengan
bagan-bagan konsep yang telah berkembang sebagai suatu hasil eksperimen dan
observasi, yang bermanfaat untuk eksperimentasi dan observasi lebih lanjut
(Depdiknas, 2006).
e. IPA meliputi empat unsur, yaitu
produk, proses, aplikasi dan sikap.
Produk
dapat berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum. Proses merupakan prosedur
pemecahan masalah melalui metode ilmiah; metode ilmiah meliputi pengamatan,
penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen, percobaan atau penyelidikan,
pengujian hipotesis melalui eksperimentasi; evaluasi, pengukuran, dan penarikan
kesimpulan.
Aplikasi
merupakan penerapan metode atau kerja ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan
sehari-hari. Sikap merupakan rasa ingin tahu tentang obyek, fenomena alam,
makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang
dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar.
3. Kedudukan IPA sebagai proses,
produk, dan sikap Ilmiah
A. Ipa sebagai proses
Mari
kita telusuri materi kajian IPA sebagai proses dari sajian berikut ini. IPA
sebagai proses mengandung pengertian cara berpikir dan bertindak untuk
menghadapi atau merespons masalah-masalah yang ada di lingkungan. Jadi, IPA
sebagai proses menyangkut proses atau cara kerja untuk memperoleh hasil
(produk) inilah yang kemudian dikenal sebagai proses ilmiah. Melalui
proses-proses ilmiah akan didapatkan temuan-temuan ilmiah.
Perwujudan
proses-proses ilmiah ini berupa kegiatan ilmiah yang disebut
sebagai inkuiri/penyelidikan ilmiah.
Sejumlah proses
IPA yang dikembangkan para ilmuwan dalam mencari pengetahuan dan kebenaran
ilmiah itulah yang kemudian disebut sebagai keterampilan proses IPA. Iskandar
(1997:5) mengartikan keterampilan proses IPA adalah keterampilan yang
dilakukan oleh para ilmuwan. Ditinjau dari tingkat kerumitan dalam
penggunaannya, keterampilan proses IPA dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu
keterampilan:
·
Proses Dasar (Basic Skills) dan
·
Keterampilan Proses Terintegrasi (Integrated
Skills)
(Moejiono
dan Dimyati, 1992:16).
1.
Proses Dasar
Keterampilan-keterampilan proses dasar menjadi dasar untuk
keterampilan-keterampilan proses terintegrasi yang lebih kompleks.
Contoh
: seseorang untuk dapat menabulasikan data (jenis keterampilan proses
terintegrasi) maka orang tersebut harus memiliki keterampilan mengukur (jenis
keterampilan proses dasar).
2.
Jenis-jenis Keterampilan Proses dan
Pengertiannya
a). Mengamati
Mengamati adalah kegiatan yang melibatkan satu atau lebih
alat indera. Pada tahap pengamatan orang hanya mengatakan kejadian yang
mereka lihat, dengar, raba, rasa, dan cium. Pada tahap ini seseorang belajar
mengumpulkan petunjuk. Kegiatan inilah yang membedakan antara pengamatan
dengan penarikan kesimpulan atau pengajuan pendapat.
Contoh : merasakan air
gula, meraba permukaan daun, mendengarkan bunyi dari dawai yang dipetik,
mengamati daur air, mencium bau tape.
Hasil dari pengamatan ini disebut fakta.
Pengamatan dapat bersifat kualitatif dan
kuantitatif. Pengamatan kualitatif terjadi apabila
pelaksanaan pengamatan hanya
menggunakan pancaindera dalam rangka untuk memperoleh informasi. Pengamatan kuantitatif terjadi
manakala dalam pelaksanaannya selain menggunakan
pancaindera juga menggunakan peralatan lain yang memberikan
informasi khusus dan tepat.
b). Menggolongkan/Mengklasifikasi
Menggolongkan adalah memilah berbagai obyek dan/atau
peristiwa berdasarkan persamaan sifat khususnya, sehingga diperoleh
kelompok sejenis dari obyek atau peristiwa yang dimaksud. Dua hal penting yang
perlu dicermati dalam mengembangkan keterampilan mengklasifikasi adalah:
kegiatan menghimpun hasil pengamatan dan menyajikan dalam bentuk tabel
hasil pengamatan, dan kegiatan memilah hasil pengamatan sesuai sifat
khusus yang dimiliki oleh obyek dan/atau peristiwa serta menyajikannya dalam
tabel klasifikasi atau penggolongan atau pengelompokan.
c). Mengukur
Mengukur adalah kegiatan membandingkan benda yang diukur
dengan satuan ukuran tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Untuk
kegiatan mengukur diperlukan bantuan alat-alat ukur yang sesuai dengan benda
yang diukur.
Contoh
: mengukur panjang, lebar, tinggi almari dengan menggunakan alat ukur panjang
yang sesuai yaitu meteran gulung (roll meter), bukan menggunakan penggaris
plastik. Hal penting yang perlu diperhatikan ketika akan menggunakan alat
ukur adalah:
·
cara menggunakan alat ukur,
·
kapasitas maksimal alat ukur, dan
·
nilai skala alat ukur.
Kesalahan
dalam cara menggunakan alat ukur tertentu dapat menimbulkan kecelakaan kerja.
d). Mengkomunikasikan
Mengkomunikasikan adalah kegiatan menyampaikan
perolehan fakta, konsep dan prinsip ilmu pengetahuan dalam bentuk audio,
visual, dan/atau audio visual. Cara-cara komunikasi yang sering digunakan dalam
ilmu pengetahuan selain dengan bahasa tulis maupun lisan adalah melalui sajian
bentuk grafik, tabel, gambar, bagan, simbol/lambang, persamaan matematika.
Contoh :
mempresentasikan hasil pengamatan, membuat laporan penyelidikan, membacakan
peta dan yang lainnya.
e). Menginterpretasi Data
Menginterpretasi adalah memberi makna pada data yang
diperoleh dari pengamatan karena data tidak berarti apa-apa sebelum
diartikan. Menginterpretasi berarti memberi arti/makna, misal: mengartikan
tabel data, mengartikan grafik data. Menginterpretasi juga diartikan menduga
dengan pasti sesuatu yang tersembunyi dibalik fakta yang teramati.
f). Memprediksi
Memprediksi ialah menduga
sesuatu yang akan terjadi berdasarkan pola-pola peristiwa atau fakta yang
sudah terjadi. Prediksi biasanya dibuat dengan cara mengenal kesamaan dari hasil
berdasarkan pada pengetahuan yang sudah ada, mengenal bagaimana kebiasaan
terjadinya suatu peristiwa berdasarkan pola kecenderungan..
Prediksi berkaitan
erat dengan:
v observasi,
v klasifikasi,
dan
v penarikan
kesimpulan.
Prediksi didasarkan pada observasi yang
seksama dan penarikan kesimpulan yang sahih mengenai
hubungan antara peristiwa-peristiwa yang diobservasi. Sejumlah kemampuan yang
tercakup dan mendukung keterampilan memprediksi yaitu mengantisipasi
berdasarkan kecenderungan, mengantisipasi berdasarkan pola, dan mengantisipasi
berdasarkan hubungan antara data atau informasi.
g). Menggunakan Alat
Menggunakan alat
adalah kegiatan merangkai dan menggunakan alat-alat untuk kegiatan
pengujian atau kegiatan percobaan/eksperimen.
h). Melakukan Percobaan
Melakukan
percobaan adalah keterampilan untuk mengadakan pengujian terhadap
ide-ide yang bersumber dari fakta, konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan
sehingga dapat diperoleh informasi yang menerima atau menolak ide-ide itu.
i). Menyimpulkan
Menyimpulkan
adalah keterampilan memutuskan keadaan suatu objek berdasarkan fakta,
konsep, prinsip yang diketahui.
B.
Ipa sebagai produk
Produk IPA adalah sekumpulan hasil kegiatan empirik dan
kegiatan analitik yang dilakukan oleh para ilmuwan selama berabad-abad. Produk
IPA yang disebut istilah adalah sebutan, simbol atau nama dari benda-benda dan
gejala-gejala alam, orang, tempat.
Contoh:
1. malaria
(sebutan),
2. lamda
(simbol untuk panjang gelombang),
3. matahari
(nama benda),
4. angin
puting beliung (gejala alam),
5. Newton
(nama orang),
6. Galapagos
(nama tempat).
Iskandar (1997: 3) menyatakan bahwa fakta adalah
pernyataan-pernyataan tentang benda-benda yang benar-benar ada, atau
peristiwa-peristiwa yang benar-benar terjadi dan sudah dikonfirmasi secara
objektif. Sementara itu Susanto (1991: 3) mengartikan fakta
sebagai ungkapan tentang sifat-sifat suatu benda, tempat, atau waktu adanya
atau terjadinya suatu benda atau kejadian. Sifat yang dimaksud dapat berupa
wujud, bentuk, bangun, ukuran, warna, bau, rasa dan yang lainnya.
Contoh:
o
fakta mengenai sifat: air jeruk rasanya asam.
o
fakta mengenai waktu: Kemerdekaan Indonesia
diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945.
o
fakta mengenai tempat: Ujung Kulon (tempat suaka
badak bercula satu)
o
fakta mengenai orang: Mukibat (adalah orang
Indonesia penemu teknik menyambung singkong).
Susanto
(1990/1991: 3 Konsep dapat diartikan dari beberapa tinjauan.) mengartikan
konsep dari berbagai sudut pandang:
v
konsep dapat merupakan istilah yang sudah
diberi makna khusus,
v
konsep dapat merupakan penjelasan tentang
ciri-ciri khusus dari sekelompok benda, gejala, atau kejadian, atau
penjelasan tentang ciri-ciri utama untuk mengklasifikasikan atau
mengkategorikan sekelompok benda atau kejadian.
Sedangkan
Iskandar (1997:3) mengartikan ”konsep IPA adalah suatu ide yang
mempersatukan fakta-fakta IPA”.
Jadi
konsep merupakan hubungan antara fakta-fakta yang memang berhubungan.
Contoh:
1)
Konsep merupakan istilah yang diberi makna khusus:
o Gerhana adalah istilah, tetapi jika gerhana tersebut diberi makna
khusus menjadi sebuah konsep tentang gerhana. Makna khusus yang dimaksud adalah
Gerhana adalah peristiwa alam terhalangnya cahaya sampai ke bumi.
2)
Konsep yang merupakan penjelasan ciri-ciri khusus dari sekelompok benda:
Konsep
tentang zat cair (kelompok benda-benda seperti air, minyak, alkohol, bensin,
spiritus) adalah zat yang mempunyai ciri-ciri bentuk selalu berubah sesuai
bentuk wadah/tempat yang ditempatinya, volume dan beratnya selalu tetap, dapat
mengalir dari tempat yang tinggi menuju ke tempat yang lebih rendah, tidak
dapat dimampatkan.
3)
Konsep yang merupakan hubungan antara fakta-fakta, yaitu konsep bunyi.
Fakta-fakta
yang berhubungan misalnya:
·
gong dipukul bergetar menghasilkan bunyi,
·
dawai gitar dipetik bergetar menghasilkan bunyi,
·
kaleng dipukul bergetar menghasilkan bunyi,
terompet ditiup membrannya bergetar menghasilkan bunyi dan fakta yang lainnya.
Fakta-fakta tersebut berhubungan dalam hal benda yang
bergetar-menghasilkan bunyi. Dari fakta-fakta yang berhubungan ini dibuatlah konsep”bunyi”
sebagai ”bunyi adalah sesuatu yang dihasilkan dari getaran suatu benda”.
Contoh
prinsip dalam IPA:
Semua
benda dipanaskan mengalami kenaikan suhu.
Prinsip tersebut menghubungkan konsep-konsep benda, pemanasan,
suhu. Prinsip ini dibangun melalui berpikir analitik, sebab merupakan
generalisasi induktif yang ditarik dari beberapa fakta.
Bersifat tentatif
karena prinsip sewaktu-waktu dapat berubah jika observasi baru dilakukan
menghasilkan hal baru. Para ilmuwan mengatakan bahwa prinsip merupakan
deskripsi yang paling tepat tentang obyek atau kejadian/fenomena.
Dalam IPA prinsip dapat
berupa hipotesis, teori atau hukum.
Produk dalam IPA dapat berupa prosedur. Prosedur diartikan
sebagai “langkah-langkah dari suatu rangkaian kejadian, suatu proses, atau
suatu kerja” (Susanto,1991: 4). Contoh prosedur:
Ø
Prosedur kerja generator pembangkit listrik
Ø
Prosedur fotositesis
Ø
Proses terjadinya angin
Ø
Proses fermentasi alkohol
C.
Ipa Sebagai sikap Ilmiah
Sikap ilmiah adalah sikap tertentu yang diambil dan
dikembangkan oleh ilmuwan untuk mencapai hasil yang diharapkan (Iskandar,
1996/1997: 11).
Sikap-sikap
ilmiah meliputi:
1)
Obyektif terhadap fakta
Obyektif
artinya menyatakan segala sesuatu tidak dicampuri oleh perasaan senang atau
tidak senang.
Contoh
: Seorang peneliti menemukan bukti pengukuran volume benda 0,0034 m3, maka ia
harus mengatakan juga 0,0034m3, padahal seharusnya 0,005m3.
2)
Tidak tergesa-gesa mengambil kesimpulan bila
belum cukup data yang mendukung
kesimpulan
itu.
Contoh : Ketika seorang ilmuwan
menemukan hasil pengamatan suatu burung mempuyai paruh yang panjang dan lancip,
maka dia tidak segera mengatakan semua burung paruhnya panjang dan lancip,
sebelum data-datanya cukup kuat mendukung kesimpulan tersebut.
3)
Berhati terbuka artinya bersedia
menerima pandangan atau gagasan orang lain, walaupun gagasan tersebut
bertentangan dengan penemuannya sendiri. Sementara itu, jika gagasan orang lain
memiliki cukup data yang mendukung gagasan tersebut maka ilmuwan tersebut tidak
ragu menolak temuannya sendiri.
4)
Tidak mencampuradukkan fakta dengan
pendapat. Contoh : tinggi batang kacang tanah di pot A pada umur lima (5)
hari 2 cm, yang di pot B umur lima hari tingginya 6,5 cm. Orang lain mengatakan
tanaman kacang tanah pada pot A terlambat pertumbuhannya, pernyataan orang ini
merupakan pendapat bukan fakta.
5)
Bersikap hati-hati. Sikap hati-hati
ini ditunjukkan oleh ilmuwan dalam bentuk cara kerja yang didasarkan pada sikap
penuh pertimbangan, tidak ceroboh, selalu bekerja sesuai prosedur yang telah
ditetapkan, termasuk di dalamnya sikap tidak cepat mengambil kesimpulan.
Pengambilan kesimpulan dilakukan dengan penuh kehati-hatian berdasarkan fakta-fakta
pendukung yang benar-benar akurat.
6)
Sikap ingin menyelidiki atau
keingintahuan (couriosity) yang tinggi. Bagi seorang ilmuwan hal
yang dianggap biasa oleh orang pada umumnya, hal itu merupakan hal penting dan
layak untuk diselidiki.
Contoh : Orang menganggap hal yang
biasa ketika melihat benda-benda jatuh, tetapi tidak biasa bagi seorang Issac
Newton pada waktu itu. Beliau berpikir keras mengapa buah apel jatuh ketika dia
sedang duduk istirahat di bawah pohon tersebut. Pemikiran ini ditindaklanjuti
dengan menyelidiki selama bertahun-tahun sehingga akhirnya ditemukannya hukum
Gravitasi.
B.
TUJUAN
PEMBELAJARAN IPA
Pembelajaran merupakan suatu proses penyampaian pengetahuan, yang
dilaksanakan dengan menuangkan pengetahuan kepada siswa (Oemar Hamalik, 2008: 25).
Bila pembelajaran dipandang sebagai suatu proses, maka pembelajaran merupakan
rangkaian upaya atau kegiatan guru dalam rangka membuat siswa belajar. Proses
tersebut dimulai dari merencanakan progam pengajaran tahunan, semester dan
penyusunan persiapan mengajar (lesson plan) berikut persiapan perangkat
kelengkapannya antara lain berupa alat peraga dan alat-alat evaluasinya (Hisyam
Zaini, 2004: 4).
Berdasar beberapa pendapat diatas maka disimpulkan pembelajaran
adalah suatu proses dan rangkaian upaya atau kegiatan guru dalam rangka membuat
siswa belajar, pembelajaran juga merupakan persiapan di masa depan dan sekolah
mempersiapkan mereka untuk hidup dalam masyarakat yang akan datang. Ilmu
Pengetahuan Alam merupakan mata pelajaran di SD yang dimaksudkan agar siswa
mempunyai pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam
sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah
antara lain penyelidikan, penyusunan dan penyajian gagasan-gagasan.
IPA adalah pengetahuan khusus yaitu dengan melakukan observasi,
eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori dan demikian seterusnya kait
mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain (Abdullah, 1998: 18). IPA
berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga
IPA bukan hanya penguasaan kumpulan sistematis dan IPA bukan hanya penguasaan
kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau
prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (Sri Sulistyorini,
2007: 39).
Menurut Iskandar IPA adalah ilmu yang mempelajari
peristiwa-peristiwa yang terjadi alam (Iskandar, 2001: 2). Ilmu Pengetahuan
Alam merupakan mata pelajaran di SD yang dimaksudkan agar siswa mempunyai
pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar, yang
diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain
penyelidikan, penyusunan dan penyajian gagasan-gagasan. Pada prinsipnya,
mempelajari IPA sebagai cara mencari tahu dan cara mengerjakan atau melakukan
dan membantu siswa untuk memahami alam sekitar secara lebih mendalam (Depdiknas
dalam Suyitno, 2002: 7).
Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan pembelajaran
IPA adalah ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam
dengan melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori agar
siswa mempunyai pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam
sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah
antara lain penyelidikan, penyusunan dan penyajian gagasan-gagasan.
Adapun tujuan Pembelajaran
IPA di SD/MI bertujuan agar siswa:
1) Mengembangkan rasa ingin
tahu dan suatu sikap positif terhadap sains, teknologi dan masyarakat.
2) Mengembangkan
keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan
membuat keputusan.
3) Mengembangkan
pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep sains yang akan bermanfaat dan dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
4) Mengembangkan kesadaran
tentang peran dan pentingnya sains dalam kehidupan sehari-hari.
5) Mengalihkan pengetahuan,
keterampilan dan pemahaman ke bidang pengajaran lain.
6) Ikut serta dalam
memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam. Menghargai berbagai macam
bentuk ciptaan Tuhan di alam semesta ini untuk dipelajari (Sri Sulistiyorini,
2007: 40)
Adapun tujuan pembelajaran Sains di sekolah dasar berdasarkan
kurikulum 2004 yaitu:
1) menanamkan pengetahuan
dan konsep-konsep Sains yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari,
2) menanamkan rasa ingin
tahu dan sikap positif terhadap sains dan teknologi,
3) mengembangkan
keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan
membuat keputusan,
4) ikut serta dalam
memelihara, manjaga, dan melestarikan lingkungan alam,
5) mengembangkan
kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara Sains,
lingkungan, teknologi, dan masyarakat, dan menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan (Depdiknas, 2003: 27).
Berdasarkan
tujuan tersebut dapat disimpulkan bahwa pemberian pendidikan IPA di SD
bertujuan agar siswa mampu menguasai konsep IPA dan keterkaitannya serta mampu
mengembangkan sikap ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya
sehingga lebih menyadari kebesaran dan kekuasaan Pencipta-Nya.
II.
METODE
ATAU PENDEKATAN IPA
A.
Strategi
dan Metode Pembelajaran IPA di SD
1. Srategi
Pembelajaran IPA di SD
Dalam
dunia pendidikan, strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai pola umum atau
perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu. Sebelum menentukan strategi pembelajaran, perlu
dirumuskan tujuan yang jelas yang dapat diukur keberhasilannya. Namun kita
perlu mengingat bahwa tidak seua strategi pembelajaran cocok digunakan untuk mencapai
semua tujuan dan semua keadaan.
Berikut ini beberapa strategi pembelajaaran ipa :
a)
Strategi Pembelajaran Langsung
Strategi ini adalah yang paling banyak digunakan oleh guru.
Strategi ini efektif untuk menentukan informasi atau membangun keterampilan
tahap demi tahap. Kelebihan strategi ini adalah mudah
untuk direncanakan dan digunakan oleh guru. Sedangkan kelemahannya adalah siswa
dituntut memiliki sikap yang diperlukan untuk pemikiran kritis.
b)
Strategi Pembelajaran Tak
Langsung
Strategi
ini berlawanan dengan strategi pembelajaran langsung. Strategi pembelajaran tak
langsung biasanya berpusat pada siswa. Pada strategi ini guru berperan sebagai
fasilitator, yang mengelola lingkungan belajar dan memberikan kesempatan kepada
siswa untuk terlibat langsung dalam pembelajaran.
Kelebihan
strategi ini adalah mendorong kreativitas dan pengembangan keterampilan
interpersonal dan memberikan pemahaman yang lebih baik kepada siswa. Sedangkan
kelemahannya adalah memerlukan waktu yang panjang dalam penerapannya.
c)
Strategi Pembelajaran Interaktif
Strategi
ini menekankan pada diskusi dan sharing diantara peserta didik. Kegiatan
seperti ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat saling berbagi
pengalaman yang mereka miliki dalam mengerjakan suatu tugas.
Kelebihan
strategi ini adalah siswa dapat belajar dari temannya dan gurunya dan belajar
menghargai pendapat temannya. Sedangkan kekurangannya adalah bahwa pembelajaran
sangat bergantung pada kecakapan guru dalam menyusun dan mengembangkan dinamika
kelompok.
d)
Strategi Pembelajaran Empiric
Strategi
ini berpusat pada siswa dan berbasis aktivitas.
Kelebihan strategi ini adalah
meningkatkan partisipasi siswa, meningkatkan sifat kritis siswa. Sedangkan
kelemahannya adalah penekanan hanya pada proses bukan pada produk dan
memerlukan waktu yang panjang.
e)
Strategi Pembelajaran Mandiri
Strategi
ini bertujuan untuk membangun inisiatif individu, kemandirian, dan peningkatan
diri. Stratgi ini kurang cocok sebenarnya untuk anak SD tapi tidak salah
apabila digunakan.
Kelebihan
strategi ini adalah membentuk peserta didik yang mandiri dan bertanggungjawab.
Sedangkan kelemahannya adalah memerlukan pemikiran yang kritis dan pemikiran
yang dewasa, sehingga sulit menggunakannya untuk anak usia SD.
2.
Metode Pembelajaran IPA di SD
Metode adalah cara yang digunakan oleh guru untuk
mengaplikasikan strategi belajar yang sudah ditentukan untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan.
Berikut ini adalah beberapa metode
pembelajaran ipa di sd :
1. Metode Diskusi
Metode
diskusi adalah metode dimana guru membagi siswa dalam beberapa kelompok,
kemudian memberikan suatu persoalan atau masalah untuk dipecahkan secara
bersama-sama dengan teman satu kelompoknya.
Ciri-ciri metode ini adalah :
· Siswa
dibagi dalam beberapa kelompok
· Ada
permasalahan yang sedang dicarikan solusinya
· Ada
yang menjadi pemimpin
· Ada
proses tukar pendapat
· Ada
hasil diskusi.
2. Metode Demonstrasi
Metode
demonstrasi adalah metode mengajar yang digunakan guru dengan menggunakan
peragaan untuk memperjelas suatu pengertian ataupun konsep-konsep IPA kepada
siswa. Metode mengajar yang seperti ini sangat disukai oleh siswa karena adanya
pergerakan pada proses belajar-mengajar.
3. Metode Tanya
Jawab
Metode
Tanya jawab adalah cara penyajian bahan ajar dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan
yang memerlukan jawaban untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Kelebihan metode ini adalah :
· Suasana belajar yang lebih aktif
· Siswa
memperoleh kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami
· Guru
dapat mengetahui tingkat penguasaan peserta didik secara langsung
· Dapat
melatih siswa untuk mengemukakan pendapat secara lisan.
Kelemahan metode ini adalah :
· Pertanyaan yang diberikan cenderung meminta
jawaban yang bersifat hafalan
· Guru sulit mengetahui secara pasti tentang siswa
yang tidak mengajukan pertanyaan, apakah sudah menguasai atau belum.
4. Metode Ceramah
Metode
ceramah merupakan cara mengajar yang paling tradisional dan tidak asing lagi
dan telah lama dijalankan dalam sejarah pendidikan. Cara ini kadang
membosankan, maka dalam pelaksanaannya memerlukan keterampilan tertentu, agar
penyajiannya tidak membosankan dan dapat menarik perhatian siswa.
Kelebihan metode ini adalah :
· Merupakan
metode yang murah dan mudah
·
Dapat menyajikan materi yang pelajaran yang luas
· Dapat
mengontrol keadaan kelas
· Dapat
diikuti jumlah siswa yang besar
· Dapat
menyelesaikan materi pelajaran dengan cepat.
Kelemahan metode ini adalah :
· Materi
yang dikuasai siswa akan terbatas pada apa yang dikuasai guru
· Guru
yang kurang memiliki kemampuan bertutur yang baik, maka siswa akan merasa bosan
·
Guru sulit mengetahui apakah seluruh siswa sudah mengerti tentang materi yang sudah
dijelaskan oleh guru
· Cenderung
membuat siswa pasif.
5. Metode
Eskperimen
Metode
pembelajaran eksperimen adalah cara pengelolaan pembelajaran dimana siswa
melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri konsep
IPA yang dipelajarinya.
6. Metode
Study Tour
Metode
ini adalah metode mengajar dengan mengajak peserta didik mengunjungi suatu
objek guna memperluas pengetahuan dan selanjutnya peserta didik membuat laporan
dan mendiskusikan serta membukukan hasil kunjungan dengan didampingi oleh
pendidik.
7. Metode
Resitasi
Metode pembelajaran resitasi adalah metode pengajaran dengan
mengharuskan siswa membuat resume dengan kalimat sendiri
B. Beberapa Pendekatan Dalam
Pembelajaran IPA di SD
Pendekatan
pembelajaran adalah titik tolak (guru) terhadap proses pembelajaran, yang
merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih
sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari
metode pembelajaran.
a) Pendekatan
Ekspositori
Pendekatan
ini lebih bersifat “memberi tahu”. Artinya guru lebih dominan dalam proses
pembelajaran. Dalam hal ini siswa bersifat pasif, hanya menerima
pelajaran yang diberikan oleh guru. Yang dilakukan guru pada pendekatan ini
umumnya adalah memberi ceramah, mendemonstrasikan sesuatu dan lain-lain.
Keuntungan
dengan menggunakan pendekatan ini adalah bahwa bahan pelajaran dapat
diselesaikan dengan cepat dan dimengerti oleh siswa. Pendekatan ini dapat
digambarkan sebagai DDCH (Duduk, Dengar, Catat, Hafal). Sehingga dalam
pendekatan ini gurunya aktif sedangkan siswanya pasif.
b) Pendekatan Inkuari
Pendekatan
ini lebih bersifat “mencari tahu”. Artinya siswa sangat aktif mencari sendiri
informasi yang ia perlukan. Dalam pendekatan ini dominasi guru lebih sedikit.
Dari penjelasan tersebut, dapat kita ketahui bahwa pendekatan inkuari bertolak
belakang dengan pendekatan ekspositori. Pendekatan ini menginginkan keaktifan
siswa untuk memperoleh informasi sampai menemukan konsep-konsep IPA. Dalam
pendekatan ini guru membimbing siswa menemukan sendiri konsep-konsep itu
melalui kegiatan belajarnya.
Ditinjau
dari kadar keterlibatan guru dalam pembelajaran, pendekatan ini terdiri dari :
v Pendekatan Free Discovery (Penemuan Bebas)
Dengan
pendekatan ini siswa diberi kebebasan untuk memilih sendiri masalah yang akan
dipelajari maupun cara untuk memecahkan masalah tersebut. Pendekatan ini cocok
bagi mereka yang sudah memiliki kemampuan untuk berfikir formal. Namun menurut
pengalaman piaget, ternyata tidak banyak anak usia SD yang sudah mencapai
tingkat pemikiran semacam itu.
v Pendekatan Guide Discovery (Penemuan Terbimbing)
Pendekatan
ini dapat dikatakan sebagai gabungan dari pendekatan ekspositori dengan
inkuari, tujuannya adalah untuk mendapatkan efektivitas yang optimal khususnya
bagi anak usia SD. Carin dan Sund (1985) mengatakan anak-anak yang masih sangat
muda, perlu mendapat bimbingan guru yang relatif besar.
Pendekatan
ini merupakan pendekatan yang paling tepat digunakan untuk anak usia SD. Dalam
hal ini siswa aktif melakukan eksplorasi atau observasi atas bimbingan guru.
Kegiatan ini dapat meningkatkan intelektual siswa, dan hasil belajar menjadi
lebih tinggi serta dapat mengembangkan sikap positif terhadap IPA.
v Pendekatan Eksploratory Discovery (Penemuan
Eksploratorik)
Dalam pendekatan ini tugas guru
antara lain:
b)
Melontarkan
masalah-masalah dan mengundang siswa untuk memecahkan masalah tersebut.
c)
Memberi
motivasi belajar.
d)
Membantu
siswa yang benar-benar memerlukan agar tidak mengalami jalan buntu atau
frustasi.
e)
Bila
perlu, guru sebagai narasumber.
Keuntungan dengan menggunakan
pendekatan ini antara lain:
a)
Dapat
memberi kemampuan awal kepada siswa untuk melakukan sendiri suatu penelitian.
b)
Dapat
memacu keberanian siswa untuk melakukan penelitian secara mandiri dimasa yang
akan datanng.
c) Pendekatan Proses
Pendekatan
ini senada dengan pendekatan inkuari, karena pendidikan ini menginginkan
keaktifan siswa dan juga guru tidak dominan dalam proses pembelajaran
tetapi bertindak sebagai organisator dan fasilitator saja.
Pendekatan
ini memiliki cirri-ciri khusus:
v Ilmu pengetehuan tidak dipandang sebagai produk
semata tetapi sebagai proses.
v Siswa dilatih untuk terampil dalam memperoleh
dan memproses informasi dalam pikirannya.
d) Pendekatan Konsep
Konsep
adalah suatu ide yang menghubungkan beberapa fakta. Dalam pencapaian atau
pembentukan konsep biasanya peserta didik memerlukan benda-benda konkrit untuk
diotak-atik, eksplorasi fakta-fakta dan ide-ide secara mental. Pendekatan
konsep memerlukan lebih dari sekedar menghafal, lebih menunjukkan gambaran yang
lebih tepat tentang IPA.
e) Pendekatan STM
Pendekatan
ini diyakini oleh para pakar pendidikan IPA di Amerika sebagai pendidikan IPA
yang paling tepat sebab mempersiapkan murid-murid untuk menghadapi abad ke 21
yaitu abad ketergantungan manusia kepada sains dan teknologi. Rasional dari
pendekatan ini adalah segala penemuan dalam bidang sains dan teknologi dapat
untuk kesejahteraan manusia. Didalam pendekatan IPA dengan pendekatan STM, guru
membantu murid-murid mempelajari sains dengan menggunakan isu-isu dalam
masyarakat yang merupakan dampak sains dan teknologi sebagai piñata
pembelajaran IPA.
f) Pendekatan
Factual
Pendekatan
ini menekankan penemuan fakta-fakta dalam IPA . contoh informasi yang
didapatkan murid dengan pendekatan ini, misalnya ular termasuk golongan reptil,
merkurius adalah planet yang terdekat dengan matahari. Metode yang digunakan
dalam pendekatan ini adalah membaca, mengulang, melatih dan lain-lain.
Pada dasarnya pembelajaran IPA dengan pendekatan ini akan menimbulkan kebosanan
pada diri murid-murid dan tidak memberikan gambaran yang benar tentang IPA.
BAB III
PENUTUP
·
KESIMPULAN
1. Secara umum pengertian Sains
adalah sejumlah proses kegiatan mengumpulkan informasi secara sistematik
tentang dunia sekitar. Secara khususnya Sains adalah proses kegiatan yang dilakukan
para saintis dalam memperoleh pengetahuan dan sikap terhadap proses kegiatan
tersebut.
2. Karakteristik
IPA meliputi: 1) IPA mempunyai nilai
ilmiah, 2) IPA merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara
sistematis, 3) IPA merupakan pengetahuan Teoritis, 4) IPA merupakan suatu
rangkaian konsep yang saling berkaitan, dan 5) IPA meliputi empat unsure yaitu
produk, proses, aplikasi, dan sikap.
3. Kedudukan
IPA sebagai poses, produk, dan sikap ilmiah
4. Tujuan
pembelajaran IPA di SD adalah bertujuan
agar siswa mampu menguasai konsep IPA dan keterkaitannya serta mampu
mengembangkan sikap ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya
sehingga lebih menyadari kebesaran dan kekuasaan Pencipta-Nya
5. Pendekatan pembelajaran IPA
meliputi; Pendekatan ekspositori,iquiry, proses, konsep, STM, Faktual.
6. Setrategi
pembeljaran IPA meliputi; strategi pembelajaran langsung, strategi pembelajaran
tidak langsung, strategi pembeljaran interaktif,strategi pembelajan empiric,
dan strategi pembelajran mandiri.
7. Metode adalah cara yang
digunakan oleh guru untuk mengaplikasikan strategi belajar yang sudah
ditentukan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
·
SARAN
Sebagai calon seorang guru yang nantinya akan mengajar dalam
kelas, kita harus memiliki wawasan yang luas, tentang bagaimana cara mengajar
yang menarik bagi siswa dan tidak membosankan. Setelah membaca makalah ini,
disarankan kita dapat menggunakan metode mengajar yang sesuai dengan situasi
dan keadaan kelas, sehingga proses belajar-mengajar dapat berjalan dengan
optimal
DAFTAR PUSTAKA
Amadi,
Lif Khoiru dkk.2011.Strategi Pembelajaran.Jakarta:PT Prestasi Pustakaraya
Darmadjo, dan Jenry
kaligis.1992.Pendidikan IPA II.Medan:DEPDIKBUD
Iskandar, Srini M. 1996.Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Alam.Medan:DEPDIKBUD
Rulyanda,
Dodi.”hakikat dan tujuan pembelajaran di SD” 19 september 2015.
http://dodirullyandapgsd.blogspot.co.id/2014/08/hakikat-dan-tujuan-pembelajaran-ipa.html
4 comments:
terima kasih atas pengetahuannya
jangan lupa kunjungi https://ppns.ac.id dan https://kehidupan12012001.wordpress.com
Apabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical,oli industri, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan konsultasi kepada Anda mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.
Salam,
(Tommy.k)
WA:081310849918
Email: Tommy.transcal@gmail.com
Management
OUR SERVICE
Boiler Chemical Cleaning
Cooling tower Chemical Cleaning
Chiller Chemical Cleaning
AHU, Condensor Chemical Cleaning
Chemical Maintenance
Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
Degreaser & Floor Cleaner Plant
Oli industri
Rust remover
Coal & feul oil additive
Cleaning Chemical
Lubricant
Other Chemical
RO Chemical
Hand sanitizer
Apabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical,oli industri, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan solusi Chemical yang tepat kepada Anda,mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.Harga
Terjangkau
Cost saving
Solusi
Penawaran spesial
Salam,
(Tommy.k)
WA:081310849918
Email: Tommy.transcal@gmail.com
Management
OUR SERVICE
Coagulan
Flokulan
Boiler Chemical Cleaning
Cooling tower Chemical Cleaning
Chiller Chemical Cleaning
AHU, Condensor Chemical Cleaning
Chemical Maintenance
Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
Garment wash
Eco Loundry
Paper Chemical
Textile Chemical
Coagulant
Flokulan,nutrisi, bakteri
Degreaser & Floor Cleaner Plant
Oli industri
Rust remover
Coal & feul oil additive
Cleaning Chemical
Lubricant
Other Chemical
RO Chemical
Hand sanitizer
Evaporator
Oli Grease
Karung
Synthetic PAO.. GENLUBRIC VG 68 C-PAO
Zinc oxide
Thinner
Macam 2 lem
Alat-alat listrik
Packaging
Pallet
CAT COLD GALVANIZE COMPOUND K 404 CG
Almunium
Soccer Betting, Soccer Odds & Tips - AcademyBet 카지노사이트 카지노사이트 カジノ シークレット カジノ シークレット 448Silver Ganapathi: A Pragmatic Guide to Success
Post a Comment