A. Pengertian.
1.
Pengertian Ketrampilan dan
Pengertian berpikir
Pengertian keterampilan menurut
Anwar Jasmin (1996: 42) adalah kemampuan fisik dan mental yang secara relatif
mudah di praktekan secara terpisah. Keterampilan ialah kegiatan yang
berhubungan dengan urat-urat saraf dan otot yang lazimnya tampak dalam kegiatan
jasmaniah seperti menulis, mengetik, dan sebagainya.
Proses berpikir dikelompokkan
menjadi 4 yaitu pemecahan masalah, pengambilan keputusan, berpikir kritis, dan
berpikir kreatif. Dalam mengembangkan berpikir kreatif diperlukan
latihan-latihan dan mempertimbangkan kondisi khas peserta didik.
Berpikir kreatif menurut Presseien
(1985:45) adalah menggunakan proses berpikir dasar, untuk menemukan novel,
estetik, produk, ide yang membangun yang berhubungan dengan persepsi seperti
halnya konsep.
Menurut Susianna (2003), perkembangan optimal
dari kemampuan berpikir kreatif peserta didik dalam lingkungan pembelajaran
berhubungan erat dengan cara guru mengajar. Pola pengajaran dan interaksi yang
lebih memberi kepercayaan, penghargaan dan dorongan terhadap kemampuan peserta
didik untuk mencari pemecahan masalah dari setiap kasus pengajaran yang
dihadapi akan lebih membangkitkan keberanian untuk mencoba, mengemukakan dan
mengkaji gagasan atau cara-cara baru yang merupakan benih terciptanya kemampuan
kreativitas. Dalam hal ini peran utama pendidik antara lain adalah
mengembangkan sikap dan kemampuan peserta didik yang dapat membantu untuk
menghadapi persoalan-persoalan dimasa yang akan datang secara kreatif dan
inovatif.
2. Ciri-Ciri Kemampuan Berpikir Kreatif
Menurut
Munandar USC (1992: 88-92) terdapat ciri-ciri kemampuan berpikir kreatif
diantaranya:
a.
Keterampilan Berpikir Lancar
Ø Definisi
: Mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah atau pertanyaan.
Ø Perilaku
siswa : Lancar mengungkapkan gagasan-gagasanya.
b. Keterampilan
Berpikir Luwes (Fleksibel)
Ø Definisi
: Menghasilkan gagasan, jawaban atau pertanyaan yang bervariasi.
Ø -
Perilaku Siswa : Menerapkan suatu
konsep atau asas dengan cara yang berbeda-beda.
c. Keterampilan
Berpikir Orisinil
Ø Definisi
: Mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik
Ø Perilaku
Siswa: setelah mermbaca atau mendengar gagasan-gagasan, bekerja untuk menemukan
penyelesaian yang baru.
d. Keterampilan
Memperinci (Mengelaborasi)
Ø Definisi:
Mampu memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan atau produk.
Ø -Perilaku
Siswa: menambahkan garis-garis, warna-warna, dan detil-detil (bagian-bagian)
terhadap gambarannya sendiri atau gambar orang lain.
e. Keterampilan
Menilai (mengevaluasi)
Ø Definisi:
Tidak hanya mencetuskan gagasan, tetapi juga melaksanakannya.
Ø Perilaku
Siswa: Memberi pertimbangan atas dasar sudut pandangannya sendiri.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Keterampilan Berpikir
Berpikir
kreatif tumbuh subur apabila didukung oleh faktor personal dan situasional
diantaranya adalah:
a.
Kemampuan Kognitif
Ternasuk kemampuan diatas rata-rata
dan fleksibilitas kognitif, cara ini diperoleh dengan mengoptimalkan potensi
otak.
b.
Sikap yang Terbuka
Orang kreatif mempersiapkan dirinya
menerima stimuli internal dan eksternal, saat sifat terbuka dimiliki maka
banyak informasi dan kesempatan yang dapat kita manfaatkan untuk menjadi
kreatif.
c.
Sifat yang bebas, otonom, dan percaya
pada diri sendiri
Orang kreatif tidak senang
“digiring” ingin menampilkan diri semampu dan semaunya (Nggermanto 2002: 73)
Keterampilan
berpikir adalah keterampilan kognitif untuk memunculkan dan mengembangkan
gagasan baru, ide baru sebagai pengembangan dari ide yang telah lahir
sebelumnya dan keterampilan untuk memecahkan masalah secara divergen (dari
berbagai sudut pandang). Dalam penelitian ini keterampilan berfikir yang diukur
mencakup empat aspek (William dalam Munandar, 1987: 88-91) yaitu: (1) fluency
(berpikir lancar), (2) flexibility (berpikir luwes), (3) originality
(orisinalitas berpikir), (4) elaboration (penguraian). Untuk mengukur
keterampilan berpikir kreatif ini digunakan tes uraian untuk memperoleh data
keterampilan berpikir kreatif sebelum dan sesudah pembelajaran. Secara
keseluruhan, aspek dan indikator keterampilan berpikir kreatif yang diukur
dalam penelitian ini ditunjukkan pada tabel berikut:
Aspek KBK
|
Indikator Keterampilan Berpikir Kreatif
Siswa
|
Fluency
|
a. Menjawab
dengan sejumlah jawaban jika ada pertanyaan;
b. Lancar mengungkapkan gagasan-gagasannya;
c. Dapat dengan cepat melihat kesalahan dan kelemahan
dari suatu objek atau situasi.
|
Flexibility
|
a. Memberikan
bermacam-macam penafsiran terhadap suatu gambar, cerita, atau masalah;
b. Jika diberi
suatu masalah biasanya memikirkan bermacam cara yang berbeda untuk
menyelesaikannya;
c. Menggolongkan
hal-hal menurut pembagian (kategori) yang berbeda.
|
Originality
|
Setelah membaca atau mendengar
gagasan-gagasan, bekerja untuk menyelesaikan yang baru
|
Elaboration
|
a. Mencari arti
yang lebih mendalam terhadap jawaban atau pemecahan masalah dengan melakukan
langkah terperinci
b. Mengembangkan
atau memperkaya gagasan orang lain;
c. Mencoba/menguji
detail-detail untuk melihat arah yang akan ditempuh.
|
Keterampilan berfikir diarahkan untuk
memecahkan masalah, dapat dilukiskan sebagai upaya mengeksplorasi model-model
tugas pelajaran di sekolah agar model-model itu menjadi lebih baik dan memuaskan.
Terkadang model dapat mendorong para pemikir untuk berpikir lebih jauh
berdasarkan informasi perseptual yang mantap yang diperoleh dari lingkungannya
(Bruner, 1957), dan mampu mengantisipasi hasil-hasilnya tanpa melalui perlakuan
mencoba salah.
B.Jenis Berpikir ada dua yaitu:
1.
Berpikir Kreatif
Adalah
kegiatan menciptakan model-model tertentu, dengan maksud untuk menambah agar
lebih kaya dan menciptakan yang baru.
Ciri-ciri
berpikir kreatif, sebagai berikut.
1)
Sangat lancar dalam menjabarkan ide umum
ke dalam ide yang spesifik.
2)
Sangat lentur (fleksibel) dalam mengkaji
ide dari berbagai sudut pandangan.
3)
Terampil melakukan elaborasi, menambah,
dan memperkaya ide menjadi lebih menarik.
4)
Bersifat original dalam menjabarkan ide
yang unik.
5)
Menggunakan cara dalam memecahkan
masalah.
6)
Suka mempertimbangkan banyak faktor.
7)
Terjamin konsekwenannya.
8)
Menggunakan kiasan (metapor) dalam
mencurahkan pikirannya, seperti dalam hal karang mengarang.
9)
Suka membuat daftar atribut dari sebuah
pernyataan melalui gambar-gambar tertentu.
10) Suka
membuat alat yang berfungsi mngecek ide yang disampaikannya
11) Suka
mempertajam hubungan pengetahuan satu dengan yang lainnya.
12) Suka
mengambil resiko dari tanggung jawab yang dipikulnya.
13) Bayangannya
kuat, subur ide, dan kaya konsep.
14) Sangat
kuat dalam membandingkan sesuatu terhadap yang lainnya.
15) Penggambarannya
lengkap .
16) Jenis
kata (morphologis) yang digunakannya tajam.
17) Mudah
menurunkan pertanyaan-pertanyaan.
18) Pertanyaan
dan aktifitasnya bersifat terbuka
2.Berpikir
Kritis
Adalah kegiatan menganalisis ide
atau gagasan ke arah yang lebih spesifik, membedakannya secara tajam, memilih,
mengidentifikasi, mengkaji dan mengembangkannya ke arah yang lebih sempurna.
Ciri-ciri
berpikir kritis adalah sebagai berikut.
a.
Mengenal secara rinci bagian-bagian dari
keseluruhan.
b.
Pandai mendeteksi permasalahan.
c.
Mampu membedakan ide yang relevan dengan
yang tidak relevan.
d.
Mampu membedakan fakta dengan pendapat.
e.
Mampu mengidentifikasi
perbedaan-perbedaan .
f.
Dapat membedakan argumentasi logis dan
tidak logis.
g.
Mampu mengembangkan kriteria atau
standar penilaian data.
h.
Suka mengumpulkan data untuk pembuktian
faktual.
i.
Dapat membedakan di antara kritik
membangun dan merusak.
j.
Mampu mengetes asumsi dengan cermat.
k.
Mampu mengkaji idea yang bertentangan dengan
peristiwa dalam lingkungan.
l.
Mampu mengidentifikasi atribut-atribut
manusia, tempat dan benda seperti dalam sifat, bentuk, wujud dan lain-lain.
m.
Mampu mendaftar segala akibat yang mungkin terjadi atau
alternatif pemecahan terhadap masalah, ide dan situasi.
n.
Mampu membuat hubungan yang berurutan
antara satu masalah dengan masalah yang lainnya.
o.
Mampu menarik kesimpulan dari data yang
telah ada dan terseleksi
p.
Sanggup memberikan pembuktian-pembuktian
yang kondusif.
Keterampilan berpikir berpusat pada dua jenis
sumber berpikir, yaitu :
Sumber Kognitif
Mencakup
konsep, keterampilan, pengetahuan dan akal muslihat disamping alat alat verbal
yang dibutuhkan. Dalam buku Blagg (1988) Somerset Thinking Skills Course,
disingkat STSC, memuat contoh-contoh sumber kognitif berdasarkan konsep,
keterampilan, pengetahuan dan alat-alat verbal.
Strategi Kognitif
Masalah
yang dihadapi guru membina siswanya memiliki pengetahuan dan keterampilan
strategi adalah bagaimana membina pengetahuan dan keterampilan strategi itu
bersifat fleksibel yang dapat digunakan dalam berbagai situasi.
Pernyataan-pernyataan
perilaku yang melukiskan pengetahuan dan keterampilan strategis kognitif
sekalipun strategi itu di dalam pelaksanaannya sering berubah-ubah.
Pengetahuan
dan keterampilan itu adalah sebagai berikut.
a. Mengumpulkan
dan mengadmisnistrasi semua informasi yang relevan.
b. Mengenal
dan merumuskan masalah.
c. Menjabarkan
alternatif solusi.
d. Merencanakan
taktik.
e. Memantaukan
kegiatan.
f. Mengecek
relevansi kegiatan dengan tujuan yang hendak dicapainya.
g. Memperbaiki
perencanaan dan strategi yang relevan dengan tujuan yang hendak dicapainya.
h. Mengevaluasi
strategi dan kegiatan yang dilakukannya.
i.
Mentransfer pengetahuan teori ke dalam
praktik.
j.
Mengkomunikasikannya dengan jelas.
Pernyataan perilaku seseorang yang
memiliki keterampilan dalam bidang strategi kognitif dikemukakan oleh Blagg yang dituangkannya ke
dalam STSC meliputi : mengumpulkan dan mengorganisasi, mengenal dan merumuskan,
menjabarkan, merencanakan, memantau dan mengecek, mengevaluasi, mentransfer
dan mengkomunikasikan.
Masalah pokok yang dihadapkan kepada
guru adalah bagaimana mengembangkan fleksibilitas siswa
dalam berfikir.
Dua keterampilan di atas sangat
berguna bagi pengembangan cara-cara berfikir pemecahan masalah yang lebih
mendalam, sekalipun sangat sulit untuk mengajarkannya.
C. Untuk mengembangkan kemampuan
berpikir, ada 3 pendekatan yang digunakan, yaitu:
1) Mengajar untuk Berpikir
Upaya
yang harus dilakukan guru dalam membina siswa pandai berpikir adalah
menciptakan kondisi lingkungan yang kondusif, baik di dalam kelas maupun di
luar kelas. Strategi mengajar lebih banyak ditampilkan keterampilan memecahkan
masalah dari pada menyampaikan pengetahuan.
2) Mengajar tentang Berpikir
Pengertiannya
merujuk pada pengajaran tentang strategi keterampilan berpikir, melatih
cara-cara bepikir kreatif dan kritis dalam menangani masalah yang sedang
dihadapinya.
3) Mengajar mengenai Berpikir
Pengertiannya
berpusat pada upaya membina siswa sadar akan keterbatasan-keterbatasan dirinya
dan proses-proses yang dilakukan oleh orang lain dalam berpikir, dalam situasi
kehidupan nyata. Pendekatan ini disebut pengenalan medan yaitu melibatkan siswa
dalam merefleksi informasi dan bagaimana mereka memecahkan masalah.
2 comments:
GOOD...GOOD...
I LIKE AARTIKEL
Post a Comment