Saturday, March 12, 2016

INTEGRASI SAINS DENGAN BIDANG LAIN DALAM KURIKULUM


BAB I
PENDAHULUAN
           
Dari sekian banyak unsur sumber daya pendidikan, kurikulum merupakan salah satu unsur yang bisa memberikan kontribusi yang signifikan untuk mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi peserta didik. Jadi tidak dapat disangkal lagi bahwa kurikulum, yang dikembangkan dengan berbasis pada kompetensi sangat diperlukan sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta didik menjadi: (1) manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah; dan (2) manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri; dan (3) warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Pengembangan dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi merupakan salah satu strategi pembangunan pendidikan nasional sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Zaman terus berubah, sehingga harus ada perkembangan kurikulum dibanding sebelumnya. Rencana revisi kurikulum baru sebagai pengganti kurikulum lama KTSP 2006 telah lama dicanangkan oleh pemerintah. Berdasarkan laporan McKinsey Global Institute ”Indonesia Today”, yang selalu menjadi acuan pemerintah, kompetensi dan kreativitas pelajar Indonesia berada di bawah Jepang, Thailand, Singapura, dan Malaysia, terutama di bidang matematika dan sains. Padahal, kedua bidang itu merupakan dasar dari kemampuan berpikir rasional. Harapan pemerintah, kurikulum yang baru itu juga akan mampu menjawab konvergensi peradaban. Ada keinginan, Indonesia tidak sekadar membangun ilmu pengetahuan, tetapi juga membangun peradaban dunia. Untuk mencapai itu, kompetensi siswa dan guru mau tidak mau harus diubah karena tuntutan zaman pun berubah. Yaitu  IPA dn IPS  menjadi obyek pembelajaran dalam tematik integratif. Artinya, kedua bidang itu tidak menjadi mata pelajaran tersendiri, tetapi bergabung ke dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.



BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian Integrasi
Kata “integrasi” berasal dari bahasa latin integer, yang berarti utuh atau menyeluruh. Berdasarkan arti etimologisnya itu, integrasi dapat diartikan sebagai pembauran hingga menjadi kesatuan yang utuh atau bulat. Yang dimaksud dengan integrasi bangsa adalah proses penyatuan berbagai kelompok sosial dan budaya ke dalam kesatuan wilayah dalam rangka pembentukan suatu identitas nasional. Arti lainnya dari integer adalah tidak bercampur murni.
Integrasi berasal dari bahasa inggris "integration" yang berarti kesempurnaan atau keseluruhan. Integrasisosial dimaknai sebagai proses penyesuaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memilki keserasian fungsi. Definisi lain mengenai integrasi adalah suatu keadaan di mana kelompok-kelompok etnik beradaptasi dan bersikap komformitas terhadap kebudayaan mayoritas masyarakat, namun masih tetapmempertahankan kebudayaan mereka masing-masing.
Integrasi memiliki 2 pengertian, yaitu :
a.    Pengendalian terhadap konflik dan penyimpangan sosial dalam suatu sistem sosial tertentu.
b.    Membuat suatu keseluruhan dan menyatukan unsur-unsur tertentu. Sedangkan yang disebut integrasi sosial adalah jika yang dikendalikan, disatukan, atau dikaitkan satusama lain itu adalah unsur-unsur sosial atau kemasyarakatan.Suatu integrasi sosial di perlukan agar masyarakat tidak bubar meskipun menghadapi berbagai tantangan, baik merupa tantangan fisik maupun konflik yang terjadi secara sosial budaya.
B. Pengertian Kurikulum
Kurikulum adalah program pendidikan yang disediakan oleh lembaga pendidikan (sekolah) bagi siswa. Berdasarkan program pendidikan tersebut siswa melakukan berbagai kegiatan belajar, sehingga mendorong perkembangan dan pertumbuhanya sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, dengan program kurikuler tersebut, sekolah atau lembaga pendidikan menyediakan lingkungan pendidikan bagi siswa untuk berkembang. Itu sebabnya, kurikulum disusun sedemikian rupa yang memungkinkan siswa melakukan beraneka ragam kegiatan belajar. Kurikulum tidak terbatas pada sejumlah mata pelajaran, namun meliputi segala sesuatu yang dapat mempengaruhi perkembangan siswa, seperti: bangunan sekolah, alat pelajaran, perlengkapan sekolah, perpustakaan, karyawan tata usaha, gambar-gambar, halaman sekolah, dan lain-lain.
Dalam sistem pendidikan nasional, dinyatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan isi dan lahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan  kegiatan belajar mengajar. Rumusan ini lebih spesifik yang mengandung pokok-pokok pikiran, sebagai berikut:
1)   Kurikulum merupakan suatu rencana/perencanaan.
2)   Kurikulum merupakan pengaturan, berarti mempunyai sistematika dan struktur tertentu.
3)   Kurikulum memuat/berisikan isi dan bahan pelajaran, menunjuk kepada perangkat mata ajaran atau bidang pengajaran tertentu.
4)   Kurikulum mengandung cara, atau metode atau strategi penyampaian pengajaran.
5)   Kurikulum merupakan pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.
6)   Kendatipun tidak tertulis, namun telah tersirat didalam kurikulum, yakni kurikulum dimaksudkan untuk mencapai tujuan pendidikan.
7)   Berdasarkan butir 6, maka kurikulum sebenarnya adalah suatu alat pendidikan.

C.  Konsep Kurikulum
Kurikulum adalah rencana tertulis tentang kemampuan yang harus dimiliki berdasarkan standar nasional, materi yang perlu dipelajari dan pengalaman belajar yang harus dijalani untuk mencapai kemampuan tersebut, dan evaluasi yang perlu dilakukan untuk menentukan tingkat pencapaian kemampuan peserta didik, serta seperangkat peraturan yang berkenaan dengan pengalaman belajar peserta didik dalam mengembangkan potensi dirinya pada satuan pendidikan tertentu.
·      Standar nasional pendidikan adalah pernyataan mengenai kualitas hasil dan komponen-komponen sistem yang berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan diseluruh wilayah hukum R.I. Pada jenjang, jenis atau jalur pendidikan tertentu. Standar nasional pendidikan mencakup standar isi, standar pembelajaran, standar pengembangan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, dan standar evaluasi pendidikan yang wajib dicapai oleh masing-masing satuan pendidikan pada setiap jenis dan jenjang pendidikan.
·      Pengajaran adalah proses interaksi peserta didik dan sumber belajar disuatu lingkungan belajar tertentu dalam upaya pendidikan tertentu.
·      Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi dirinya melalui pengalaman belajar yang tersedia pada jalur, jenis, dan jenjang pendidikan tertentu.
·      Satuan pendidikan adalah lembaga penyelenggaraan pendidikan, seperti kelompok bermain, tempat penitipan anak, taman kanak-kanak, sekolah, perguruan tinggi, kursus dan kelompok belajar.

Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan tahap perkembangan peserta didik dan kesesuaiannya dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian, sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing satuan pendidikan.
a.    Komponen-komponen Kurikulum
Kurikulum sebagai suatu sistem keseluruhan memiliki komponen-komponen yang berkaitan satu dengan yang lainnya, yakni:
1) Tujuan                          4) Organisasi, dan
2) Materi                           5) Evaluasi
3) Metode
Komponen-komponen tersebut, baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama menjadi dasar utama dalam upaya mengembangkan sistem pembelajaran.

b.    Peranan Kurikulum
Kurikulum sebagai pedoman pendidikan yang telah direncanakan secara sistematis, mengemban peranan yang sangat penting bagi pendidikan siswa. Kalau kita analisis sifat dari masyarakat dan kebudayaan, dimana sekolah sebagai institusi sosial melaksanakan operasinya, maka kita akan menentukan paling tidak 3 jenis peranan kurikulum yang dinilai sangat penting, yakni: 1). Peranan Konservatif, 2). Peranan Kritis dan Evaluatif, dan 3). Peranan Kreatif. Ketiga peranan ini sama pentingnya dan antara ketiganya perlu dilaksanakan secara berkeseimbangan.

D.  Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) diberlakukan mulai tahun ajaran 2006/2007. Berbeda dengan kurikulum sebelumnya, KTSP disusun oleh satuan pendidikan masing-masing. Pemerintah (Depdiknas) hanya memberikan rambu-rambu penyusunan atau pengembangannya. Melalui rambu-rambu yang telah ditetapkan diharapkan satuan pendidikan (SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA) diharapkan bisa mengembangkan KTSP sebagai dasar untuk merencanakan, melaksanakan, dan menilai pembelajaran bagi siswa.
KTSP yang merupakan penyempurnaan dari kurikulum 2004 (KBK) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan/sekolah. Penyusunan KTSP yang dipercayakan pada setiap tingkat satuan pendidikan hampir senada dengan prinsip implementasi KBK (Kurikulum 2004) yang disebut Pengelolaan Kurikulum Berbasis Sekolah (KBS). Prinsip ini diimplementasikan untuk memberdayakan daerah dan sekolah dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengelola serta menilai pembelajaran sesuai dengan kondisi dan aspirasi mereka. Prinsip pengelolaan KBS mengacu pada “kesatuan dalam kebijaksanaan dan keberagaman dalam pelaksanaan”. Yang dimaksud dengan “kesatuan dalam kebijaksanaan” ditandai dengan sekolah-sekolah menggunakan perangkat dokumen KBK yang “sama” dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional. Sedangkan “keberagaman dalam pelaksanaan” ditandai dengan keberagaman silabus yang akan dikembangkan oleh sekolah masing-masing sesuai dengan karakteristik sekolahnya.

1.    Pembelajaran IPA dalam KTSP
Suatu program pembelajaran akan dapat mencapai hasil seperti yang diharapkan apabila direncanakan dengan baik. Ditengarai ada tiga hal yang menjadi perhatian banyak pihak dalam kegiatan pembelajaran. materi apa yang akan diajarkan, bagaimana cara mengajarkan serta bagaimana cara mengetahui bahwa proses pembelajaran dapat berlangsung dengan efektif.
Pertama, Kurikulum Tingkat Satuan Pendiidkan dirancang untuk dapat menghasilkan lulusan yang kompeten memiliki pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak sesuai dengan tiga hal pokok dalam pembelajaran.
Kurikulum IPA pada Sekolah Menengah Pertama (SMP) juga dirancang sebagai pembelajaran yang berdimensi kompetensi. Sebab, IPA memegang peranan penting sebagai dasar pengetahuan untuk mengungkap bagaimana fenomena alam terjadi. Dengan begitu, IPA menjadi sangat penting dalam kehidupan manusia sebagai bagian dari pengetahuan yang harus dimiliki memasuki era informasi dan teknologi. IPA sekaligus memberi kontribusi besar bagi pengetahuan yang terkait dengan isu-isu global dan mutakhir.
Standar kompetensi IPA untuk lulusan SMP dirumuskan dengan mempertimbangkan standar kompetensi yang telah dikuasai lulusan sekolah dasar dan juga tingkat perkembangan mental peserta didik SMP. Pengembangan kurikulum IPA merespon secara proaktif berbagai perkembangan informasi, ilmu pengetahuan, dan teknologi, serta tuntutan desentralisasi. ini dilakukan untuk meningkatkan relevansi program pembelajaran dengan keadaan dan kebutuhan setempat.
Lebih lanjut, IPA umumnya memiliki peran penting dalam peningkatan mutu pendidikan, khususnya di dalam menghasilkan peserta didik yang berkualitas, yaitu manusia yang mampu berfikir kritis, kreatif, logis dan berinisiatif dalam menanggapi isu di masyarakat yang diakibatkan oleh dampak perkembangan IPA dan teknologi. Sehingga pengembangan kemampuan peserta didik dalam bidang IPA merupakan salah satu kunci keberhasilan peningkatan kemampuan dalam menyesuaikan diri dengan perubahan dunia memasuki era teknologi informasi.
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pokok pembelajaran IPA memiliki materi yang memuat kajian dimensi objek, tingkat organisasi objek dan tema atau persoalan aspek fisis, kimia dan biologi. Pada aspek biologi, IPA mengkaji berbagai persoalan yang berkait dengan berbagai fenomena pada makhluk hidup berbagai tingkat organisasi kehidupan dan interaksinya dengan faktor lingkungan. Untuk aspek fisis, IPA memfokuskan diri pada benda tak hidup.  Untuk aspek kimia, IPA mengkaji berbagai fenomena atau gejala kimia baik pada makhluk hidup maupun benda tak hidup yang ada di alam semesta.
Meminjam bahasanya Bentley dan Watts bahawa Pengajaran IPA dikembangkan berdasarkan persoalan atau tema IPA untuk dapat dikaji dari aspek kemampuan peserta didik yang mencakup aspek mengkomunikasikan konsep secara ilmiah, aspek pengembangan konsep dasar IPA, dan pengembangan kesadaran IPA dalam konteks ekonomi dan social . Konsep pembelajaran IPA tersebut berarti mengandung seluruh aspek yang berhubungan dengan pengetahuan untuk dapat menanggapi isu lokal, nasional, kawasan, dunia,  sosial, ekonomi, lingkungan dan etika, serta menilai secara kritis  perkembangan dalam bidang IPA dan teknologi serta dampaknya.
Agar peserta didik SMP dapat mempelajari IPA dengan benar, maka IPA harus dikenalkan secara utuh, baik menyangkut objek, persoalan, maupun tingkat organisasi dari benda-benda yang ada di dalam alam semesta. Dengan begitu agar peserta didik SMP dapat mengenal kebulatan IPA sebagai ilmu, maka seluruh tema dan persoalan IPA pada berbagai jenis objek dan tingkat organisasinya hendaknya kajiannya luas memenuhi keutuhannya. Dengan kata lain bahwa IPA sebagai mata pelajaran di SMP hendaknya diajarkan secara utuh atau terpadu, tidak dipisah-pisahkan antara biologi, fisika, kimia dan bumi antariksa.
Pada konteksnya IPA di SMP diajarkan dengan pemisahan antara biologi, fisika dan kimia. Ketidakutuhan konsep IPA dalam pembelajarannya sebagai ilmu yang mencakup aspek IPA, teknologi dan masyarakat tidak terlingkupi, juga secara psikologis berat bagi peserta didik SMP. Padahal, mengingat perkembangan mental peserta didik usia SMP oleh Piaget sebagian besar pada taraf transisi dan fase kongkrit ke fase operasi formal, maka diharapkan sudah mulai dilatih untuk mampu berpikir abstrak. Artinya, pembelajaran IPA di SMP secara utuh mengajak peserta didiknya untuk mulai ke arah berpikir abstrak dengan mengenalkan IPA secara utuh dengan harapan muncul upaya penyelidikan-penyelidikan ilmiah.
Menjadikan materi IPA di SMP secara terpadu seperti yang digariskan oleh Kurikulum KTSP semata untuk merespon pertanyaan kritis mengenai materi IPA sebelumnya yang hanya menekankan pada “subject matter oriented program”. Sehingga, materi IPA kurikulum KTSP untuk SMP didesain untuk menjawab persoalan-persoalan pada masalah-masalah global. Sayangnya, sistem pendidikan nasional secara nyata sampai saat ini belum melahirkan secara khusus guru IPA, melainkan menghasilkan guru biologi, kimia dan fisika. Untuk itulah IPA di SMP diajarkan secara terpisah sekaligus mengakomodasi keberadaan guru biologi dan fisika.

2.    Implementasi Pembelajaran IPA
Landasan filosofis pembelajaran IPA terpadu ialah filsafat pendidikan Progresivisme yang dikembangkan oleh para ahli pendidikan seperti John Dewey, William Kilpatrick, George Count, dan Harold Rugg diawal abad 20 . Progresvisme merupakan pendidikan yang berpusat pada siswa dan memberi penekanan lebih besar pada kreativitas, aktivitas, belajar “naturalistik”, hasil belajar “dunia nyata” dan juga pengalaman teman sebaya.
Pembelajaran IPA terpadu merupakan konsep pembelajaran IPA dengan situasi lebih alami dan situasi dunia nyata, serta mendorong siswa membuat hubungan antar cabang IPA dan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari hari. Pembelajaran IPA terpadu merupakan pembelajaran bermakna yang memungkinkan siswa menerapkan konsep-konsep IPA dan berpikir tingkat tinggi dan memungkinkan mendorong siswa peduli dan tanggap terhadap lingkungan dan budayanya.
Dalam pembelajaran IPA hendaknya guru dapat merancang dan mempersiapkan suatu pembelajaran dengan memotivasi awal sehingga dapat menimbulkan suatu pertanyaan. Dengan begitu, guru yang bertugas dapat mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir siswa dalam melaksanakan pembelajaran berdasarkan inkuari. Ciri utama pembelajaran IPA adalah dimulai dengan pertanyaan atau masalah dilanjutkan dengan arahan guru menggali informasi, mengkonfirmasikan dengan pengetahuan yang sudah dimiliki dan mengarahkan pada tujuan apa yang belum dan harus diketahui. Jadi terlihat bahwa siswa akan dapat menemukan sendiri jawaban dari masalah atau pertanyaan yang timbul diawal pembelajaran. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh diharapkan tidak dengan jalan mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi dengan jalan menemukan dan menggeneralisasi sendiri sebagai hasil kemandiriannya.
Dengan begitu, untuk pembelajaran IPA hendaknya dilakukan dalam kelompok-kelompok kecil yang anggotanya heterogen, untuk dapat bekerja sama, saling berinteraksi dan mendiskusikan hasil secara bersama sama, saling menghargai pendapat teman, sampai dapat memutuskan kesimpulan yang disepakati bersama.
Beberapa model pembelajaran yang sesuai untuk diterapkan dalam pembelajaran antara lain adalah: model pembelajaran langsung, model pembelajaran kooperatif, model pembelajaran berdasarkan masalah, dan sebagainya.

3.    Intergrasi Sains dengan Bidang Lain dalam KTSP
Integrasi sains dalam pembelajaran di SD yaitu menggunakan pembelajaran tematik. Pembelajaran tematik dapat diartikan suatu kegiatan pembelajaran dengan mengintegrasikan materi beberapa mata pelajaran dalam satu tema/topik pembahasan. Sutirjo dan Sri Istuti Mamik (2004: 6) menyatakan bahwa pembelajaran tematik merupakan satu usaha untuk mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, nilai, atau sikap pembelajaran, serta pemikiran yang kreatif dengan menggunakan tema. Dari pernyataan tersebut dapat ditegaskan bahwa pembelajaran tematik dilakukan dengan maksud sebagai upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan, terutama untuk mengimbangi padatnya materi kurikulum. Disamping itu pembelajaran tematik akan memberi peluang pembelajaran terpadu yang lebih menekankan pada partisipasi/keterlibatan siswa dalam belajar. Keterpaduan dalam pembelajaran ini dapat dilihat dari aspek proses atau waktu, aspek kurikulum, dan aspek belajar mengajar.
Ditinjau dari cara memadukan konsep, keterampilan, topic dan unit tematisnya, Forgaty (1991) mengemukakan bahwa ada sepuluh cara atau modeldalam merencanakan pembelajaran tematik :
1.      Model penggalan ( fragmented ) memisah-misahkan disiplin ilmu atas mata pelajaran-mata pelajaran, seperti matematika, bahasa Indonesia, IPA, dan sebagainya.
2.      Model keterhubungan (Connected) dilandasi oleh anggapan bahwa butir-butir pembelaaajaran dapat dipayungkan pada induk mata pelajaran tertentu.
3.      Model sarang (Nested) merupakan pemaduan bentuk penguasaan konsep keterampilan melalui sebuah kegiatan pembelajaran.
4.      Model urutan / rangkaian (Sequenced) merupakan model pemaduan topic-topik antar mata pelajaran yang berbeda secara pararel.
5.      Model bagian (Shared) merupakan pemaduan pembelajaran akibat adanya”overlapping”konsep atau ide pada dua mata pelajaran atau lebih.
6.      Model jarring laba-laba (Webbed) model ini bertolak dari pendekatan tematis sebagai pemadu bahan dan kegiatan pembelajaran.
7.      Model galur (Thereaded) merupakan model pemaduan bentuk ketrampilan.
8.      Model ketematikan (Integrated) merupakan pemaduan sejumlah topic dari mata pelajaran yang berbeda, tetapi esensinyasama dalam sebuah topic tertentu.
9.      Model celupan (Immerrsed) model ini dirancang untuk membantu siswa dalam menyaring dan memadukan berbagai pengalaman dan pengetahuan dihubungkan dengan pemakaiannya.
10.  Model jaringan (Networked) merupakan model pemaduan pembelajaran yang mengandalkan kemungkinan, pengubahan konsepsi, bentuk pemecahan masalah, maupun tuntutan bentuk ketrampilan baru setelah siswa mengadakanstudy lapangandalam situasi, kondisi maupun konteks yang berbeda-beda.
Dalam menerapkan dan melaksanakan pembelajaran tematik, ada beberapa prinsip dasar yang perlu diperhatikan yaitu 1) Bersifat terintegrasi dengan lingkungan, 2) Bentuk belajar dirancang agar siswa menemukan tema, dan 3) efisiensi. Agar diperoleh gambaran yang lebih jelas berikut ini akan diurakan ketiga prinsip tersebut,  berikut ini.
1.      Bersifat kontekstual atau terintegrasi dengan lingkungan.
Pembelajaran yang dilakukan perlu dikemas dalam suatu format keterkaitan, maksudnya pembahasan suatu topik dikaitkan dengan kondisi yang dihadapi siswa atau ketika siswa menemukan masalah dan memecahkan masalah yang nyata dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari dikaitkan dengan topik yang  dibahas.
2.      Bentuk belajar harus dirancang agar siswa bekerja secara sungguh-sungguh untuk menemukan tema pembelajaran yang riil sekaligus mengaplikasikannya. Dalam melakukan pembelajaran tematik siswa didorong untuk mampu menemukan tema-tema yang benar-benar sesuai dengan kondisi siswa, bahkan dialami siswa.
3.      Efisiensi
Pembelajaran tematik memiliki nilai efisiensi antara lain dalam segi waktu, beban materi, metode, penggunaan sumber belajar yang otentik sehingga dapat mencapai ketuntasan kompetensi secara tepat.

4.    Kurikulum 2013 (KURTILAS)
Terjadi perubahan struktur kurikulum dari KTSP ke Kuriklum 2013. Struktur kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran, beban belajar, dan kalender pendidikan. Mata pelajaran terdiri atas:
-    Mata pelajaran wajib diikuti oleh seluruh peserta didik di satu satuan pendidikan pada setiap satuan atau jenjang pendidikan
-    Mata  pelajaran pilihan yang diikuti oleh peserta didik sesuai dengan pilihan mereka.

Kedua kelompok mata pelajaran tersebut (wajib dan pilihan) terutama dikembangkan dalam struktur kurikulum pendidikan menengah (SMA dan SMK) sementara itu mengingat usia dan perkembangan psikologis peserta didik usia 7 – 15 tahun maka mata pelajaran pilihan belum diberikan untuk peserta didik SD dan SMP.
1.    Struktur Kurikulum SD
Beban belajar dinyatakan dalam jam belajar setiap minggu untuk masa belajar selama satu semester. Beban belajar di SD Tahun I, II, dan III masing-masing 30, 32, 34 sedangkan untuk Tahun IV, V, dan VI masing-masing 36 jam setiap minggu. Jam belajar SD adalah 40 menit.





Struktur Kurikulum SD adalah sebagai berikut:
MATA  PELAJARAN
ALOKASI WAKTU BELAJAR PER MINGGU
I
II
III
IV
V
VI
Kelompok A


1.
Pendidikan Agama
4
4
4
4
4
4
2.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
5
6
6
6
6
6
3.
Bahasa Indonesia
8
8
10
10
10
10
4.
Matematika
5
6
6
6
6
6
Kelompok B
1.
Seni Budaya dan Keterampilan
(termasuk muatan lokal)
4
4
4
6
6
6
2.
Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan
(termasuk muatan lokal)
4
4
4
4
4
4
Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu
30
32
34
36
36
36
= Pembelajaran  Tematik Terintegrasi
Kelompok A adalah mata pelajaran yang memberikan orientasi kompetensi lebih kepada aspek intelektual dan afektif sedangkan kelompok B adalah mata pelajaran yang lebih menekankan pada aspek afektif dan psikomotor.
Integrasi konten IPA dan IPS adalah berdasarkan makna mata pelajaran sebagai organisasi konten dan bukan sebagai sumber dari konten. Konten IPA dan IPS diintegrasikan ke dalam mata pelajaran PPKn, Bahasa Indonesia dan Matematika yang harus ada berdasarkan ketentuan perundang-undangan.Pembelajaran tematik merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran.
Pengintegrasian tersebut dilakukan dalam 2 (dua) hal, yaitu integrasi sikap, kemampuan/keterampilan dan pengetahuan dalam proses pembelajaran serta pengintegrasian berbagai konsep dasar yang berkaitan. Tema memberikan makna kepada konsep dasar tersebut sehingga peserta didik tidak mempelajari konsep dasar tanpa terkait dengan kehidupan nyata. Dengan demikian, pembelajaran memberikan makna nyata kepada peserta didik. Tema yang dipilih berkenaan dengan alam dan kehidupan manusia. Keduanya adalah pemberi makna yang substansial terhadap bahasa, PPKn, matematika dan seni budaya karena keduanya adalah lingkungan nyata dimana peserta didik dan masyarakat hidup. Disinilah kemampuan dasar/KD dari IPA dan IPS yang diorganisasikan ke mata pelajaran lain yang memiliki peran penting sebagai pengikat dan pengembang KD mata pelajaran lainnya.
            Berdasarkan sudut pandang psikologis, tingkat perkembangan peserta didik tidak cukup abstrak untuk memahami konten mata pelajaran secara terpisah-pisah. Pandangan psikologi perkembangan dan Gestalt memberi dasar yang kuat untuk integrasi KD yang diorganisasikan dalam pembelajaran tematik. Dari sudut pandang transdisciplinarity maka pengotakan konten kurikulum secara terpisah ketat tidak memberikan keuntungan bagi kemampuan berpikir selanjutnya.
2.    Struktur Kurikulum SMP
Beban belajar di SMP untuk Tahun VII, VIII, dan IX masing-masing 38 jam per minggu. Jam belajar SMP adalah 40 menit.
Struktur Kurikulum SMP adalah sebagai berikut:
MATA PELAJARAN
ALOKASI WAKTU BELAJAR PER MINGGU
VII
VIII
IX
Kelompok A



1.
Pendidikan Agama
3
3
3
2.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
3
3
3
3.
Bahasa Indonesia
6
6
6
4.
Matematika
5
5
5
5.
Ilmu Pengetahuan Alam
5
5
5
6.
Ilmu Pengetahuan Sosial
4
4
4
7.
Bahasa Inggris
4
4
4
Kelompok B
1.
Seni Budaya (termasuk muatan lokal)
3
3
3
2.
Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan
(termasuk muatan lokal)
3
3
3
3.
Prakarya
(termasuk muatan lokal)
2
2
2
Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu
38
38
38

Kelompok A adalah mata pelajaran yang memberikan orientasi kompetensi lebih kepada aspek intelektual dan afektif sedangkan kelompok B adalah mata pelajaran yang lebih menekankan pada aspek afektif dan psikomotor.


3) STRATEGI  IMPLEMENTASI
A.  Implementasi Kurikulum
Implementasi kurikulum adalah usaha bersama antara Pemerintah dengan pemerintah daerah propinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota.
1.      Pemerintah bertanggungjawab dalam mempersiapkan guru dan kepala sekolah untuk melaksanakan kurikulum.
2.      Pemerintah bertanggungjawab dalam melakukan evaluasi pelaksanaan kurikulum secara nasional.
3.      Pemerintah propinsi bertanggungjawab dalam melakukan supervisi dan evaluasi terhadap pelaksanaan kurikulum di propinsi terkait.
4.      Pemerintah kabupaten/kota bertanggungjawab dalam memberikan bantuan profesional kepada guru dan kepala sekolah dalam melaksanakan kurikulum di kabupaten/kota terkait.



















BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Jadi dapat disimpulkan bahwa “Integrasi Sains dengan Bidang lain dalam kurikulum”  adalah penyesuaian di antara bidang-bidang pelajaran lain yang saling berbeda dalam kurikulum sehingga menghasilkan pola yang memilki keserasian fungsi. Dimana kelompok-kelompok mata pelajaran beradaptasi dan bersikap komformitas terhadap mata pelajaran lain, namun masih tetap mempertahankan  jati diri masing-masing.















DAFTAR PUSTAKA

Oemar Hamalik. Cet ke-2 2007. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Masnur Muslich. Cet ke-3 2008. KTSP; Dasar Pemahaman dan Pengembangan. Jakarta: Bumi Aksara.
Fauzi,Ahmad.2014. Manajemen Pembelajaran. Yogyakarta: Deepublish.





































CONTOH RPP INTEGRASI UNTUK IPA SD & SMP
CONTOH RPP INTEGRASI UNTUK IPA SD
 























































Subtema 1 : Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku

Pemetaan Kompetensi Dasar 1 dan 2







Pemetaan Kompetensi Dasar 3 dan 4










Pembelajaran 1

Jaringan Kompetensi Dasar dan Indikator




RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Nama Sekolah           : SD Negeri 16 lembak
Kelas/Semester          : IV / 1
Tema                          : Peduli Terhadap Makhluk Hidup
Subtema 1                  : Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku
Pembelajaran            :  1
Fokus Pembelajaran : Matematika, IPA, dan SBdP
Alokasi Waktu           : 6 X 35 menit

I.     Kompetensi Inti
1.    Menerima, menjalankan menghargai dan ajaran agama yang dianutnya.
2.    Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga.
3.    Memahami pengetahuan faktual dengan care mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.
4.    Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

II. Kompetensi Dasar           
1.    Matematika
3.1 Mengenal konsep pecahan senilai dan melakukan operasi hitung pecahan menggunakan benda kongkret/gambar.
4.3 Mengurai sebuah pecahan menjadi sebagai hasil penjumlahan atau pengurangan dua buah pecahan lainnya dengan berbagi kemungkinan jawaban.
2.IPA
3.1 Menjelaskan bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan dan fungsinya.
4.1 Menuliskan hasil pengamatan tentang bentuk luar (morfologi) tubuh hewan dantumbuhan serta fungsinya.
3.    SBdP
3.2 Mengenal gambar alambenda, dan kolase.
4.2 Membuat karya seni kolasedengan berbagai bahan di lingkungan sekitar.

III.   Indikator
1Matematika
a. Menentukan pecahan setelah mengamatigambar dan melengkapi table.
b. Membedakan pecahan senilai dan tidaksenilai setelah melakukan eksplorasidengan gambar pecahan dan diskusi kelas.

2.  IPA
a. Menjelaskan bentuk luar (morfologi)tubuh hewan dan fungsinya setelahmengamati gambar.
3.  SBdP
a. Menciptakan karya seni kolasemenggunakan bahan alam dan barangbekas.

IV.   Tujuan Pembelajaran
1.    Saat mengamati gambar dan membaca teks tentang hewan dilingkungan rumahku, pada saat diskusi semua siswa mampu melengkapi tabeldan  menentukan nilaipecahan dengan benar.
2.    Setelah melakukan diskusi di kelas, siswa mampu menentukanpecahan senilai dengan pecahan yang ditentukan.
3.    Setelah mengamati gambar, siswa mampu menjelaskan bentuk luar (morfologi) tubuhhewan dan fungsinya dengan benar.
4.    Dengan menggunakan bahan alam dan barang bekas, siswa mampu membuat karyaseni kolase dengan teknik yang benar.

V.  Materi
1.    Matematika      : Pecahan Senilai
2.    IPA                    : Hewan dan Tumbuhan
3.    SBdP                 :Karya Seni Kolase

VI.   Model dan Metode Pembelajaran
1.    Pendekatan Pembelajaran      : Scientific
2.    Metode Pembelajaran             :Ceramah, Tanya jawab, Diskusi, Penugasan,dan
Percobaan.

VII. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Alokasi Waktu
Pendahuluan





3.   Guru mengucapkan salam (assalamualaikum wr.wb)
4.   Mengajak semua siswa membaca do’a menurut agama dan kepercayaannya masing-masing.
5.   Mengecek kehadiran siswa.
6.   Menata kelas sampai kondusif (mengajak siswa untuk merapikan tempat duduknya, dan meminta siswa mengeluarkan alat-alat tulisnya).
7.   Melakukan apersepsi :
Guru bertanya “ Coba siapa yang bisa menyanyikan lagu mawar melati dan burung kakak tua ? “
“ Siapa yang dirumahnya ada tanaman bunga melati dan bunga mawar ? “
“ Siapa yang memelihara burung-burung dirumahnya ?” coba burung apa saja ?
8.  Menuliskan tema di papan tulis
9.   Menyebutkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
10 menit
Inti

















10.  Siswa diminta mengamati gambar dan membaca teks tentang hewan di lingkungan rumahku.
11.  Setelah mengamati gambar dan membaca teks siswa diminta membentuk kelompok untuk berdiskusi.
12.  Siswa dibagi dalam 4 kelompok yang heterogen (berdasarkan jenis kelamin, dan kemampuan kognitif) beranggotakan 5-6 orang siswa.
13.  Masing-masing anggota kelompok  diminta mengamati gambar, membaca teks, dan menjawab pertanyaan, dan kemudian mendiskusikan jawabandalam kelompok.
14.  Masing-masing kelompok diminta mendiskusikan pertanyaan dan menjawab soal diskusi.
15.  Setelah selesai salah satu perwakilan tiap kelompok membacakan hasil diskusi mereka didepan kelas.
16.  Setiap kelompok diberi kesempatan untuk memberikan pertanyaan pada kelompok yang membacakan hasil diskusi, dan kelompok yang ditanya menjawab berdasarkan hasil diskusi terhadap pertanyaan yang diberikan kelompok lain.
17.  Setelah selesai membahas diskusi, masing-masing ketua kelompok mengumpulkan hasil diskusi kepada guru.
190 menit
Penutup

18.  Siswa dibimbing guru merangkum pelajaran yang telah dipelajari pada hari ini.
19.  Siswa diminta mengerjakan evaluasi.
20.  Siswa diminta menuliskan renungan mereka di buku siswa.
21.  Siswa diberikan umpan balik berupa PR.
22.  Mengucapkan salam (wassalamuialaikum wr.wb).
10 menit

VIII. Media/ Alat Bantu dan sumber belajar
1.    Media/ Alat Bantu :
a.       Daun kering
b.      Kertas warna (origami).
c.       LKS (terlampir)
d.      Evaluasi (terlampir)
2.    Sumber Belajar :
a.     Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Peduli Terhadap Makhluk Hidup: Buku Guru / Buku Tematik Terpadu Kuikulum 2013. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
b.    Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Peduli Terhadap Makhluk Hidup : Buku Siswa / Buku Tematik Terpadu Kuikulum 2013. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

IX.   Penilaian Proses dan Hasil Belajar
1. Prosedur tes     :   -   Tes Proses
   -   Tes Akhir
2. Jenis tes            : Lisan dan Tulisan
3. Bentuk tes        : Essay
4. Alat penilaian   : - Soal-soal dan LKS (terlampir)
                                   - Kunci jawaban (terlampir)
                                   - Pensekoran (terlampir)

Pensekoran :
No.
Bobot Nilai
1
20
2
20
3
20
4
20
5
20
Jumlah Nilai
100



Mengetahui,                                                              Lubuk Enau, 6 Oktober 2014
Kepala SD N 16 Lembak                                         Wali Kelas IVC,



INNAMA, S.Pd.                                                         Tiurida Intika, S.Pd.
NIP. 196310151986052001










Bahan Ajar

Hewan di Lingkungan Rumahku

Amati gambar dan baca teks di halaman berikutnya.


Edo mempunyai halaman rumah yang luas.Halaman tersebut ditumbuhi pohon-pohon yangsangat rindang.Udara di sekitar rumah terasa sejuk.Ibu Edo juga mempunyai kebiasaan menanam bunga beraneka warna di halaman rumah. Suasana rumah Edo terlihat sangat hijau sehingga membuat berbagai burung dan serangga datang ke sana.

Pecahan

Setelah selesai mengamati hewan di taman, Edo menuju ke halaman belakang untukmengamati burung. Salah satu burung yang sering hinggap di pohon adalah burung pelatuk.Burung ini mempunyai kebiasaan membuat lubang pada pohon tersebut ketika lapar.
Dari pengamatan Edo, terdapat beberapa lubang pada pohon tersebut.Berikut adalah informasi dari Edo tentang lubang-lubang yang terdapat pada pohon.Bantulah Edo menggambar lubang sesuai yang disampaikan Edo.
Pecahan Senilai
Burung-burung yang berkunjung dan bermain di pohon-pohon belakang rumah Edosemakin banyak.Edo berencana membuat rumah singgah burung di atas salah satu pohon.Edo meminta bantuan ayah untuk membuat rumah tersebut.Edo mendapat tugas dari ayahnya memotong kayu dan hasilnya adalah sebagai berikut.
Semua kayu telah terpotong sesuai ukuran di atas. Sebelum merakitnya menjadi rumahsinggah burung, Ayah meminta Edo mengelompokkan potongan potongan kayu yang sama panjangnya dengan . Hal ini bertujuan untuk memudahkan melakukan perakitan.Bantulah Edo mengelompokkannya dengan melengkapi diagram.Sebelumnya perhatikan pecahan senilai berikut.
















LEMBAR KERJA SISWA

Kelompok                   : ………………………
Nama Kelompok         : 1. ……………………
  2. ……………………
  3. …………………....
  4. ……………………
  5. ……………………
 








Petunjuk :
Alat dan Bahan :
1.    Kertas Warna (origami)
2.    Lem Lukol

Pertanyaan :
Amati gambar dan baca teks di halaman berikutnya.
Edo mempunyai halaman rumah yang luas.Halaman tersebut ditumbuhi pohon-pohon yangsangat rindang.Udara di sekitar rumah terasa sejuk.Ibu Edo juga mempunyai kebiasaan menanam bunga beraneka warna di halaman rumah. Suasana rumah Edo terlihat sangat hijau sehingga membuat berbagai burung dan serangga datang ke sana.

Jawablah pertanyaan di bawah ini :

1.    Berapa banyak semua hewan ?
Jawab : ………………………………………………………………………………………
2.    Berapa banyak semua serangga ?
Jawab : ………………………………………………………………………………………
3.    Berapa banyak kucing pada hewan ?
Jawab : ………………………………………………………………………………………

Nyatakan dalam bentuk pecahan!
4.    Jumlah kucing terhadap jumlah seluruh hewan.
Jawab : ……………………………………………………………………………………..
5.    Jumlah ayam terhadap jumlah seluruh hewan.
Jawab : ……………………………………………………………………………………..
6.    Jumlah kupu-kupu terhadap jumlah seluruh hewan
Jawab : ……………………………………………………………………………………..


























EVALUASI
Nama : ………………………….
Kelas : ………………………….

 








Jawablah pertanyaan ini dengan tepat dan benar !

1.    Temukan pecahan senilai lainnya untuk 14 dan 13 dengan melengkapi jaringan berikut.

2. Bantulah Edo menuliskan bagian-bagian tubuh burung merpati dan lengkapi tabel di bawahnya.

No.
Bagian Tubuh
Fungsi
1.
Paruh

2.
Sayap

3.
Ekor

4.
Cakar

5.
Mata



Soal Renungan :
1.    Tuliskan apa saja yang telah kamu pelajari dari kegiatan hari ini.
2.    Materi apa yang sudah kamu pahami dengan baik? Jelaskan !
3.    Materi apa yang masih belum kamu pahami? Jelaskan!
4.    Apa yang ingin kamu ketahui lebih lanjut tentang hewan dan tumbuhan?

Soal Pekerjaan Rumah (PR) :
Hewan dan tumbuhan di sekitar rumahku
Kamu adalah seorang detektif hewan. Kamu akan melakukan petualangan di sekita rumah. Ajaklah orang tuamu melakukan petualangan ini.Temukan ciri-ciri hewan di sekitar rumahmu dan lengkapi tabel berikut. Hasil petualanganmu akan dilaporkan kepada guru dan didiskusikan bersama teman.
Ciri-ciri Hewan
No.
Nama Hewan
Fungsi
Ciri-ciri
1.



2.



3.



4.




Catatan:
Untuk pembelajaran esok hari, bawalah satu hewan yang ada di sekitar rumahmu (ayam, kucing, laba-laba, serangga, dan lain sebagainya) ke sekolah untuk diamati.





CONTOH RPP INTEGRASI UNTUK IPA SMP
 

































RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah                             :     SMP N 1 LEMBAK
Kelas / Semester               :     VII (tujuh)/Semester 1
Mata Pelajaran                :     IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
Alokasi waktu                   :     4 X 40’

Standar Kompetensi         :     1.     Memahami prosedur ilmiah untuk mempelajari benda-benda alam dengan menggunakan peralatan.
Kompetensi Dasar            :     1.1   Mendeskripsikan besaran pokok dan besaran turunan beserta satuan-nya.

Tujuan Pembelajaran       :     Peserta didik dapat:
                                                1.     Menjelaskan pengertian besaran dan satuan.
                                                2.     Mengelompokkan besaran pokok dan besaran turunan.
                                                3.     Menggunakan Satuan Internasional sesuai dengan besaran yang diukur dalam pengukuran.
                                                4.     Mengkonversi satuan panjang, massa dan waktu terhadap hasil pengukuran.
                                                5.     Memecahkan masalah yang berkaitan dengan besaran pokok dan besaran turunan dalam kehidupan sehari-hari.

v  Karakter siswa yang diharapkan :          Disiplin ( Discipline )
Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
Ketelitian ( carefulness)

Materi Pembelajaran       :     Besaran dan Satuan
Metode Pembelajaran      :     Model
                                                -       Direct Instruction (DI)
                                                -       Cooperative Learning
                                                Metode
                                                -       Diskusi kelompok
                                                -       Eksperimen

Langkah-langkah Kegiatan
PERTEMUAN PERTAMA
a.   Kegiatan Pendahuluan
      .     Motivasi dan apersepsi
            -     Apakah semua gejala alam termasuk ke dalam besaran?
            -     Apakah manfaat satuan dalam pengukuran yang kita lakukan?
      .     Prasyarat pengetahuan
            -     Apakah yang dimaksud dengan besaran dan satuan?
            -     Apakah Satuan Internasional?
      .     Pra eksperimen
            -     Berhati-hatilah dalam membaca skala mistar.

b.   Kegiatan Inti
§ Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
F  Menjelaskan pengertian besaran dan satuan
F  melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber;
F  menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain;
F  memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
F  melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan
F  memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan.

§ Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
F  membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna;
F  memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;
F  Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok.
F  Secara kelompok, peserta didik mendiskusikan pengertian besaran dan klasifikasinya, kemudian membuat kesimpulan sementara dan anggota masing-masing kelompok meng-komunikasikannya.
F  Guru menanggapi jawaban peserta didik dan memberikan informasi yang sebenarnya.
F  Setiap kelompok diberi tugas untuk mengukur panjang dan lebar meja guru dengan jengkalnya masing-masing dan mistar plastik.
F  Peserta didik secara berkelompok melakukan pengukuran panjang dan lebar meja guru dengan jengkalnya masing-masing dan mistar plastik.
F  memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;
F  memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;
F  memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar;
F  memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;
F  memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok;
F  memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan;
F  memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang  menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.

§ Konfirmasi
 Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
F  memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik,
F  memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber,
F  memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan,
F  memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar:
Ø  berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar;
Ø  membantu menyelesaikan masalah;
Ø  memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi;
Ø  memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;
Ø  memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif.

c. Kegiatan Penutup
      Dalam kegiatan penutup, guru:
F  bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan  pelajaran;
F  melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
F  memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
F  merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik;

PERTEMUAN KEDUA
a.   Kegiatan Pendahuluan
      .     Motivasi dan apersepsi
            Secara klasikal guru memberi pertanyaan; apakah manfaat Satuan Internasional?
      .     Prasyarat pengetahuan
            Peserta didik diminta untuk menyebutkan satuan untuk besaran panjang, waktu dan massa.

b.   Kegiatan Inti
§ Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
F  Guru memberikan informasi cara mengkonversikan satuan dengan memakai tangga konversi dimana setiap kali turun 1 anak tangga dikali 10, sedangkan jika naik dibagi 10.
F  melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber;
F  menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain;
F  memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
F  melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan
F  memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan.

§ Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
F  Melalui diskusi kelas, guru memberikan informasi tentang Satuan Internasional dari besaran pokok dan besaran turunan.
F  Melalui diskusi kelompok, peserta didik diberi tugas untuk menuliskan beberapa contoh penyajian hasil pengukuran, kemudian mengkonversikannya ke dalam Satuan Internasional.
F  Guru memberikan contoh soal latihan cara mengkonversi satuan panjang dengan menggunakan tangga konversi.
F  Peserta didik diminta untuk menyebutkan beberapa hasil pengukuran yang biasa mereka temui dalam kehidupan sehari-hari, kemudian mengkonversikannya ke dalam Satuan Internasional.

§ Konfirmasi
 Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
F  Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diktahui siswa
F  Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan  dan penyimpulan


c. Kegiatan Penutup
      Dalam kegiatan penutup, guru:
F  Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman.
F  Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal tentang besaran dan satuan

Sumber Belajar
a.   Buku IPA Terpadu
b.   Buku kerja
c.   Lingkungan sekitar
d.   Alat ukur

Penilaian    :              
Indikator Pencapaian Kompetensi
Teknik Penilaian
Bentuk Instrumen
Instrumen/ Soal
§ Mengidenti-fikasikan besaran-besaran fisika dalam kehidupan sehari-hari lalu mengelompok-kannya dalam besaran pokok dan besaran turunan.
§ Mengguna-kan Satuan Internasio-nal dalam pengukuran.
§ Mengkon-versi satuan panjang, massa dan waktu secara sederhana.
§ Mengguna-kan besaran pokok dan besaran turunan dalam kehidupan sehari-hari.
Tes tertulis
Tes uraian
a.   Berikan contoh Besaran Fisika dalam kehidupan

b.   Jelaskan dengan singkat Apa yang dimaksud Satuan Internasional

    c.   Konversikan macam macam satuan secara sederhana
           
Mengetahui,
Kepala SMP/MTs ……………

(__________________________)
NIP/NIK :

…..,……………………  20 …….
Guru Mapel Ilmu Pengetahuan Alam

(_______________________)
NIP/NIK :

                                                     

0 comments:

Post a Comment

 
Copyright 2013 Lestary's Note