Saturday, March 12, 2016

MEMILIH DAN MENGGUNAKAN SUMBER BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPA

BAB I
Secara sederhana sumber belajar dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat dijadikan sumber belajar untuk mempelajari IPA. Sumber belajar berbeda dengan media belajar. Media pembelajaran adalah segala jenis sarana yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Media pembelajaran merupakan hal alat yang digunakan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, media pembelajaran merupakan bagian integral dari proses belajar-mengajar sehingga pemanfaatnya mengacu pada tujuan, materi, pendekatan, dan metode pembelajaran. Media pelajaran merupakan sarana untuk mencapai tujuan. Charta, model, benda asli, over head projector (OHP), dan multimedia adalah beberapa contoh media pembelajaran yang banyak digunakan dalam pelajaran IPA. Manusia (narasumber), bahan pengajaran, situasi belajar (lingkungan), alat dan perlengkapan belajar, aktivitas (teknik), dan pesan merupakan sumber-sumber belajar yang tidak termasuk media pembelajaran. Dengan demikian sumber belajar sifatnya lebih luas dibandingkan dengan media pembelajaran.
1.    Menjelaskan Pengertian IPA dan Hakikat Pembelajaran IPA
2.    Menjelaskan Pengertian Sumber Belajar serta Macam-macamnya
3.    Menjelaskan Bentuk-bentuk Sumber Pembelajaran
4.    Menjelaskan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sumber Belajar
5.    Menjelaskan Sumber Belajar dalam Pembelajaran
6.    Menjelaskan Pendekatan Belajar Berbasis Aneka Sumber (BEBAS)





Dahulu saat ini, dan saat yang akan datang IPA atau Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) memegang peranan sangat penting dan alam kehidupan manusia. Hal ini disebabkan karena kehidupan kita sangat tergantung dari alam, zat terkandung di alam, dan segala jenis gejala yang terjadi di alam.
IPA merupakan rumpuan ilmu, memiliki karekteristik khusus yaitu mempelajari fenomena alam yang factual (factual), baik berupa kenyataan (reality) atau kejadian (events) dan hubungan sebab-akibatnya. Cabang ilmu yang termasuk anggota rumpun IPA saat ini antara lain Biologi, Fisika, IPA, Astronomi/Astrofisika, dan Geologi.
IPA merupakan ilmu yang pada awalnya diperoleh dan dikembangkan berdasarkan percobaan (induktif) namun pada perkembangan selanjutnya IPA juga diperoleh dan dikembangkan berdasarkan teori (deduktif). Ada dua hal berkaitan yang tidak terpisahkan dengan IPA, yaitu sebagai produk, pengetahuan IPA yang berupa pengetahuan faktual,  konseptual, prosedural, dan metakognitif, dan IPA sebagai proses, yaitu kerja ilmiah. Saat ini objek kajian IPA menjadi semakin luas, meliputi konsep IPA, proses, nilai, dan sikap ilmiah, aplikasi IPA dalam kehidupan sehari-hari, dan kreativitas (Kemendiknas, 2011). Definisi adalah salah satu definisi IPA dan bersifat sederhana.
Berikut beberapa definisi yang senada (Subianto, 1988)
1)    Suatu cabang pengetahuan yang menyangkut fakta-fakta yang tersusun secara sistematis dan menunjukan berlakunya hukum-hukum umum.
2)    Pengetahuan yang didapatkan dengan jalan stadi dan praktek.
3)    Suatu cabang ilmu yang bersangkut paut dengan observasi dan klasifikasi fakta-fakta, terutama dengan disusunnya hukum umum dengan induksi dan hipotesis.
Oleh karena itu, peserta didik dapat menemukan banyak definisi dari berbagai sumber. Salah satu definisi yang lengkap diberikan oleh Gagne (2010), science should be viewed as a way of thinking in the pursuit of understanding nature, as a way of investigating claims about phenomena, and as a body of knowledge that has resulted from inquiry. (IPA harus dipandang sebagai cara berpikir dalam pencarian tentang pengertian rahasia alam, sebagai cara penyelidikan terhadap gelaja alam, dan sebagai batang tubuh pengetahuan yang dihasilkan dari inkuiri).
Carin dan Sund (1993) mendenifisikan IPA sebagai “pengetahuan yang sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku umum (universal), dan berupa kumpulan data hasil observasi dan eksperimen”. Merujuk pada definisi Carin dan Sund tersebut maka IPA memiliki empat unsur utama, yaitu:
a.     Sikap: IPA memunculkan rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, mahluk hidup, serta hubungan sebab akibat. Persoalan IPA dapat dipecahkan dengan menggunakan prosedur yang bersifat open ended.
b.    Proses: Proses pemecahan masalah pada IPA memungkinkan adanya prosedur yang runtut dan sistematis melalui metode ilmiah. Metode ilmiah meliputi penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan.
c.     Produk: IPA menghasilkan produk berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum.
d.    Aplikasi: Penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam proses pembelajaran IPA keempat unsur itu diharapkan dapat muncul sehingga peserta didik dapat mengalami proses pembelajaran secara utuh dan menggunakan rasa ingin tahunya untuk memahami fenomena alam melalui kegiatan pemecahan masalah yang menerapkan langkah-langkah metode ilmiah. Oleh karena itu, IPA sering kali disamakan dengan the way of thinking.
Pembelajaran IPA dapat digambarkan sebagai suatu sistem, yaitu sistem pembelajaran IPA. Sistem pembelajaran IPA, sebagaimana sistem-sistem lainnya terdiri atas komponen masukan pembelajaran, proses pembelajaran,  dan keluaran pembelajaran.
Pembelajaran IPA adalah interaksi antara komponen-komponen pembelajaran dalam bentuk proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang berbentuk kompetensi yang telah ditetapkan. Tugas utama guru IPA adalah melaksanakan proses pembelajaran IPA. Proses pembelajaran IPA terdiri dari atas tiga tahap, yaitu perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran.
Proses pembelajaran IPA harus memperhatikan karakteristik IPA sebagai proses dan IPA sebagai produk. IPA sebagai integrative science atau IPA terpadu telah diberikan di SD/MI dan SMP/MTs sebagai mata pembelajaran IPA Terpadu dan secara terpisah di SMA/MA sebagai mata pembelajaran ilmu Biologi, Fisika, IPA, serta Bumi dan Antariksa.
Seorang guru/atau dosen IPA wajib memiliki empat kompetensi sebagaimana telah diterapkan dalam Undang-Undang Guru dan Dosen (UU No. 14 Tahun 2005) dan Standar Nasional Pendidikan (PP No. 19 Tahun 2005). Kompetensi tersebut ialah:
1.    Kompetensi pedagogik, yaitu kemampuan melaksankan proses pembelajaran IPA.
2.    Kompetensi profesional, yaitu kemampuan menguasai materi IPA.
3.    Kompetensi kepribadian, yaitu kemampuan menjadi teladan bagi peserta didik dan sejawat, atasan, dan bawahan.
4.    Kompetensi sosial, yaitu kemampuan hidup bermasyarakat di sekolah maupun di luar sekolah.
Terdapat beberapa pengertian mengenai sumber belajar yang ditemukan oleh para praktisi pendidikan, yaitu sebagai berikut:
a.     Sumber belajar adalah sekumpulan bahan atau situasi yang diciptakan dengan sengaja atau dibuat agar memungkinkan siswa belajar sendiri dan secara individual (Percial&Ellington, 1988).
b.    Semua sumber yang dapat digunakan oleh pelajar baik secara terpisah maupun dalam bentuk gabungan untuk memberikan fasilitas belajar (AECT, 1986).
Dari pengertian tersebut, maka maksud dari sumber belajar meliputi segala sesuatu yang digunakan untuk memfasilitasi belajar.  Sumber belajar tersebut meliputi pesan, manusia, atau bahan, peralatan, teknik, dan lingkungan yang dipergunakan secara sendiri-sendiri maupun dikombinasikan untuk memfasilitasi terjadinya tindak belajar (AECT, 1997). Selanjutnya, menurut AECT sumber belajar dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
a.     Sumber belajar yang direncanakan (by design): semua sumber belajar yang secara khusus telah dikembangkan sebagai “komponen” sistem instruksional untuk memberikan fasilitas belajar yang terarah dan bersifat formal.
b.    Sumber belajar karena dimanfaatkan (by utilization): sumber-sumber yang tidak secara khusus didesain untuk keperluan pembelajaran namun dapat ditemukan, diaplikasikan dan digunakan untuk keperluan belajar.
Zainuddin HRL dan kawan-kawan (1985), menjelaskan mengenai jenis-jenis sumber belajar sebagai berikut.
1.    Manusia (narasumber), salah satu sumber belajar adalah orang atau masyarakat yang direncanakan dalam kegiatan belajar mengajar seperti guru, konseler, administrator pendidikan, tutor, dan sebagainya. Untuk kepentingan pelajaran IPA guru bisa mengundang orang-orang yang memiliki keahlian tersebut ke sekolah atau mengajak siswa mengunjungi tempat kerja orang-orang tersebut ke sekolah atau mendapatkan penjelasan langsung dari mereka. Misalnya, pada saat membahas tentang organ tubuh manusia guru bisa mengundang dokter atau tenaga medis.
2.    Bahan pengajaran, biasanya bahan ini berisi pesan. Bahan yang direncanakan sebagai sumber belajar dinamakan media pengajaran yang meliputi bahan cetak, film strip, slide, dan sebagainya yang biasanya kombinasi dari semua sumber yang ada. Film adalah bentuk rekaman gambar-gambar yang bergerak yang disertai dengan suara manusia atau suara lainnya yang releven dengan gambar yang disajikan terkait dengan topic pembelajaran IPA tertentu.
3.    Situasi belajar (lingkungan), yang dimaksud dengan situasi belajar (lingkungan) ialah tempat dan lingkungan belajar. Situasi dan lingkungan yang terutama sebagai sumber belajar adalah gedung sekolah, perpustakaan, laboratorium, kebun sekolah dan sebagainya. Misalnya, pembelajaran IPA dapat dilakukan diluar kelas (out door education) dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar. Hal ini dapat dilakukan dengan menanami kebun sekolah jika ada, dan jika sekolah tidak mempunyai kebun dapat dibuat dengan penanaman bertingkat (vertikultur). Dengan adanya kebun sekolah, siswa mampu mengaplikasikan segala materi pelajaran bersama alat peraga langsung yang berasal dari alam sebagai media pembelajaran.
4.    Alat dan perlengakapan belajar, dapat diartikan sebagai alat dan perlengkapan untuk produksi, pameran, peragaan, simulasi, dan sebagainya. Misalnya, sumber belajar yang digunakan dalam pelajaran IPA adalah patung torso.
5.    Aktivitas (teknik), diartikan sebagai sumber belajar yang selaras dengan sumber belajar lainnya. Aktifitas yang direncanakan sebagai sumber belajar lebih banyak merupakan  teknik khusus yang memberikan fasilitas belajar. Misalnya, teknik tanya jawab menggunakan sejumlah pertanyaan yang harus di jawab oleh para siswa.
6.    Pesan adalah ajaran atau informasi yang diteruskan oleh komponen lain dalam bentuk ide, fakta, arti, politik, ekonomi, IPA atau ilmu fisika, kesehatan, keterampilan, dan lain-lain.
Maksud dari sumber belajar adalah bahan-bahan apa saja yang dapat dimanfaatkan untuk membantu guru maupun peserta didik dalam upaya mencapai tujuan. Adapaun bentuk-bentuk sumber belajar, yaitu sebagai berikut.
a.     Bahan-bahan tercetak dapat digunakan untuk menunjang pemahaman terhadap apa yang dipelajari meliputi:
1.    Manual, yakni buku petunjuk untuk melakukan sesuatu kegiatan.
2.    Buku kerja, yakni buku yang digunakan untuk latihan dalam upaya meningkatkan kemampuan dan kecakapan hasil belajar.
3.    Buku-buku acuan, yakni buku atau bahan bacaan yang menjadi acuan atau rujukan bahan yang dipelajari.
4.    Buku-buku teks, yakni buku yang menjadi pegangan dasar dalam belajar.
5.    Modul, yakni perangkat lunak dalam belajar perseorangan yang memungkinkan setiap siswa untuk belajar secara mandiri.
Berbagai media komunikasi masa seperti koran, majalah, jurnal, dan sebagainya.
b.    Alat bantu pandang-dengar, dapat digunakan dalam pengajaran. Keragaman setiap jenis alat memiliki tingkat keefektifan sendiri-sendiri. Penggunaan untuk meningkatkan keefektifan belajar bergantung pada jenis dan kemampuan menggunakannya. Konsep tentang kemanfaatan alat bantu pandang-dengar didasarkan atas konsep tentang perolehan pengalaman seseorang melalui media (perantara) yang digunakan.
            Penggunaan sumber belajar dan alat-alat pelajaran tertentu untuk membantu kegiatan belajar seharusnya disesuaikan dengan isi bahan pelajaran dan tujuan yang hendak dicapai. Di samping kesesuaian tersebut, faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan, yaitu sebagai berikut.
1.    Waktu yang tersedia dan diperlukan untuk belajar menggunakan sumber belajar dan alat-alat tersebut. Jika penggunaannya memerlukan waktu yang tidak sesuai dengan waktu yang tersedia dapat menggunakan keberhasilan belajar. Oleh karena itu, perlu dipilih sumber belajar dan alat yang dapat membangun kegiatan belajar, tetapi waktu yang diperlukan untuk menggunakannya sesuai dengan waktu yang tersedia.
2.    Kecakapan guru maupun siswa menggunakan sumber dan alat. Setiap bentuk sumber dan alat menuntut kecakapan dan bermanfaat untuk membantu kegiatan belajar, bila yang menggunakannya mempunyai kecakapan atau kemampuan.
3.    Dana yang tersedia untuk pengadaan sumber dan alat pelajaran yang diperlukan. Pada umumnya masalah dana memberi pengaruh pengadaan sumber bahan dan alat-alat pelajaran yang diperlukan. Kreativitas guru sering dapat mengatasi masalah pengadaan sumber dan alat, meskipun pengadaan itu bersifat sederhana.
Manfaat sumber belajar adalah untuk memfasilitasi kegiatan belajar agar menjadi lebih efektif dan efisien. Oleh karena itu, secara rinci manfaat dari sumber belajar itu adalah sebagai berikut,
a.     Dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih konkret dan langsung, misalnya pergi berdarmawisata ke pabrik-pabrik, ke pelabuhan, dan lain-lain.
b.    Dapat menyajikan sesuatu yang tidak mungkin diadakan, dikunjungi, atau dilihat secara langsung, misalnya model, denah, foto, film, dan lain-lain.
c.     Dapat menambah dan memperluas cakrawala sains yang ada di dalam kelas, misalnya buku teks, foto film, nara sumber, dan lain-lain.
d.    Dapat memberikan informasi yang akurat dan terbaru, misalnya buku teks, buku bacaan, majalah, dan lain-lain.
e.    Dapat membantu memecahkan masalah pendidikan baik makro maupun dalam lingkup mikro, misalnya penggunaan modul untuk Universitas Terbuka dan belajar jarak jauh (makro), simulasi, pengaturan lingkungan yang menarik, penggunaan OHP, dan film (mikro).
f.     Dapat memberikan motivasi positif, lebih-lebih bila diatur dan dirancang secara tepat.
g.    Dapat merangsang untuk berpikir lebih kritis, merangsang untuk bersikap lebih positif dan merangsang untuk berkembang lebih jauh, misalnya dengan membaca buku teks, buku bacaan, melihat film, dan lain sebaginya yang dapat merangsang pemakai untuk berpikir, menganalisa, dan berkembang lebih lanjut.
Untuk memperoleh manfaat yang lebih maksimal, maka kita harus mengetahui ciri-ciri dari sumber belajar tersebut. Adapaun ciri-ciri dari sumber belajar adalah sebagai berikut.
a.     Mempunyai daya atau kekuatan yang dapat memberikan sesuatu yang kita perlukan dalam proses pengajaran. Jadi walaupun ada sesuatu daya, tetapi tidak memberikan sesuatu yang kita inginkan, sesuai dengan tujuan pengajaran, maka sesuatu daya tersebut tidak dapat disebut sumber belajar. Misalnya, ada seorang ahli dalam bidang elektronika, maka ahli dalam bidang kesehatan tersebut bukan sumber belajar, karena dia tidak dapat memberi daya yang kita perlukan.
b.    Sumber belajar dapat merubah tingkah laku yang lebih sempurna sesuai dengan tujuan. Apabila dengan sumber belajar membuat seseorang berbuat negatif, maka sumber belajar tersebut tidak dapat disebut sebagai sumber belajar.
c.     Sumber belajar dapat dipergunakan secara sendiri-sendiri (terpisah), tetapi juga dapat dipergunakan secara kombinasi (gabungan).
d.    Sumber belajar dibedakan menjadi dua, yaitu sumber belajar yang dirancang  (by designed), dan sumber belajar yang tinggal pakai (by  utilization). Sumber belajar yang dirancang adalah adalah sesuatu yang memang dari semula dirancang untuk keperluan belajar, sedangkan sumber belajar yang tinggal pakai adalah sesuatu yang mulanya tidak dimaksudkan untuk kepentingan belajar, tetapi kemudian dimanfaatkan untuk kepentingan belajar. Ciri utama sumber belajar yang tinggal pakai adalah tidak terorganisir dalam bentuk isi yang sistematis, tidak memiliki tujuan pembelajaran yang eksplisit, hanya dipergunakan tujuan tertentu dan bersifat insidental, dan dapat dipergunakan untuk berbagai tujuan pembelajaran yang releven dengan sumber belajar tersebut.
Selain memiliki ciri-ciri seperti di atas, terdapat empat faktor yang berpengaruh terhadap sumber belajar: faktor perkembangan teknolgi, faktor nilai budaya setempat, faktor ekonomi, dan faktor pemakai. Dengan demikian, hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat memilih sumber belajar adalah seperti berikut.
1.    Tujuan yang ingin dicapai
Masing-masing sumber belajar memiliki kelebihan dan kekurangan. Karenanya, terdapat sejumlah tujuan yang ingin dicapai, dengan menggunakan sumber belajar. Apakah sumber belajar dipergunakan untuk menimbulkan motivasi, untuk keperluan pengajaran, untuk keperluan penelitian, atau memecahkan masalah?
2.    Ekonomis
Ekonomis apabila dapat digunakan oleh banyak orang, dalam kurun waktu yang relatif lama, serta pesan yang terkandung lebih dapat dipertanggungjawabkan kadar ilmiahnya, seperti penayangan program kuliah jarak jauh melalui sumber belajat TV, dengan menampilkan seorang pakar yang representatif.
3.    Praktis dan sederhana
Sumber belajar yang praktis dan sederhana, yang tidak memerlukan peralatan dan perawatan khusus tidak sulit dicari, tidak mahal harganya, dan tidak memerlukan tenaga terampil yang khusus, adalah sumber belajar yang harus mendapatkan prioritas utama dan pertama.
4.    Mudah didapat
Sumber belajar yang tidak baik adalah yang ada di sekitar kita dan mudah didapat. Kita tidak perlu membeli produk luar negeri atau memproduksi sendiri. Bila di sekitar kita atelah tersedia dan tinggal menggunakan, maka hal yang penting adalah sesuaikan sumber belajar tersebut dengan tujuan yang ingin dicapai.
5.    Fleksibel atau luwes
Sumber belajar yang baik harus dapat dimanfaatkan dalam berbagai kondisi dan situasi. Semakin fleksibel, maka akan semakin mendapat prioritas untuk dipilih.
Belajar berbasis aneka sumber mencakup berbagai cara dan sarana. Dalam pendekatan ini, siswa dapat belajar dengan berbagaicara, mulai dari bantuan guru sampai belajar secara mandiri (Brown&Smith, 1996). BEBAS juga merupakan suatu sistem belajar yang berorientasi pada siswa dengan menggunakan bahan-bahan belajar mandiri atau yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran (Ellington & Harris, 1986). BEBAS adalah pendekatan belajar yang berorientasi pada siswa dengan menggunakan sumber belajar manusiawi dan non-manusiawi secara optimal (Percival & Ellington, 1988).
Belajar berbasis aneka sumber terkait dengan beberapa pengertian dan sistem pembelajaran, di antaranya:open learning, distance learning, flexible learning, learning resources, dan resources based. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Dorrell (1993), sebagai berikut.
a.       Open learning adalah prinsip belajar terbuka untuk semua orang. Dengan kata lain, tidak ada prakualifikasi seperti batas usia, status sosial, ekonomi, dan lain-lain. Pemelajar dapat memilih di mana, kapan, bagaimana, mereka akan belajar serta bebas dari segala interupsi.
b.      Distance learning, pendidikan jarak jauh adalah sistem atau proses yang langsung menghubungkan pembelajar dengan sumber-sumber yang jauh. Bahan-bahan yang digunakan sama dengan yang digunakan dengan pendidikan terbuka.
c.       Flexible learning adalah jenis belajar yang dapat menggunakan berbagai sumber dalam semua bentuk. Belajar flexible dapat dipakai untuk segala pola yang menggunakan sumber belajar.
d.      Learning resources adalah sumber belajar, termasuk di dalamnya bahan-bahan pembelajaran seperti video, buku, kaset, audio CBT, IV, dan paket pembelajaran yang mengkombinasikan lebih dari satu media.
e.       Resource based learning adalah belajar berbasis aneka sumber (BEBAS), yaitu suatu sistem belajar yang berorientasi pada siswa yang menggunakan aneka sumber dalam proses pembelajarannya. Penerapan bebas secara luas juga dapat dikaitkan dengan jenis sistem pendidikan terbuka, jarak jauh, belajar fleksibel yang menggunakan aneka sumber.
Mengapa belajar berbasis aneka sumber sangat diperlukan dan mutlak diterapkan dalam pendiidkan maupun pembelajaran masa kini? Hal ini dikarenakan adanya perubahan paradigma pendidikan, yaitu dari pendidikan yang berfokus pada penguasaan isi mata pelajaran bergeser kepada pendidikan yang difokuskan pada pengalaman belajar yang berorientasi pada pemerolehan pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai. Di era informasi, peserta didik setiap saat dihadapkan pada berbagai informasi dalam jumlah lebih banyak dari sebelumnya, segingga dituntut kemampuan siswa untuk menyeleksi dan memanfaatkan sumber-sumber tersebut untuk kepentingan belajar secara optimal. Begitu pula dengan adanya kurikulum berbasis kompetensi dan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang menuntut penggunaan berbagai sumber belajar, agar dapat memperkaya pengalaman belajar siswa.
Sesuai uraian di atas, pada prinsipnya terdapat tiga hal pokok yang harus diperhatikan dalam proses perencanaan kegiatan pembelajaran, yaitu sebagai berikut.
a.       Belajar aneka sumber memungkinkan setiap belajar melakukan kegiatan belajar sesuai dengan sumber-sumber yang dimilikinya. Contoh, pemelajaran dapat mendengarkan rekaman audio dalam belajar bahasa asing atau memanfaatkan program televisi yang bernuansa pendidikan dan pembelajaran untuk mendukung proses belajar.
b.      Kesempatan belajar yang dimiliki. Dengan kesempatan tersebut, seorang pembelajar dapat mengatur waktu belajarnya, kapan ingin melakukan kegiatan belajar, pagi hari, malam hari atau pun saat gairah untuk belajar datang.
c.       Kemampuan atau motivasi untuk belajar. Kemampuan ini dapat meningkatkan taraf hidup sampai dengan keinginan untuk aktualisasi diri, dapat pula berupa motivai eksternal, seperti dorongan dari teman dan lain-lain. Hal ini akan sangat mempengaruhi proses belajar siswa. Tanpa motivasi yang tinggi, prestasi belajar akan sulit di capai walau tersedia berbagai sumber belajar.
Belajar berbasis aneka sumber memiliki manfat, antara lain sebagai berikut.
a.       Memupuk bakat yang terpendam. Pengembangan keinginan untuk mengembangkan diri setelah tamat pendidikan formal adalah bentuk pendidikan sepanjang hayat.
b.      Mengusahakan sumber-sumber belajar yang memungkinkan pembelajaran berlangsung sepanjang tahun dan dapat menyimbangkan antara keterampilan dan pengetahuan.
c.       Seorang dapat belajar sesuai dengan kondisi tanpa merasa cemas dan merasakan suasana persaingan.
Adapun implementasi belajar berbasis aneka sumber, antara lain sebagai berikut.
a.       Proses pendidikan berpusat pada siswa atau mahasiswa. Siswa pada dasarnya memiliki dua segi mental, yaitu IQ dan dimensi emosional. Dalam pendekatan ini, guru sebagai pembimbing melatih, memotivasi, memfasilitasi agar siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, pengajaran melibatkan siswa untuk aktif dalam setiap proses pembelajaran. Keseluruhan proses ini akan mengembangkan kemampuan anak didik yang tidak hanya terfokus pada isi materi.
b.      Teknologi pendidikan harus terlebih dahulu digerakkan pada visi tentang pendidikan dan pelatihan abad 21, terkait dengan peranan institusi pendidikan “elektronik” dengan semakin majunya teknologi. Visi tersebut harus memperhatikan potensi teknologi, dan apa yang dapat dilakukan oleh teknologi dunia pendidikan dan pelatihan. Dampak sosial dan pendidikan dari bertemunya media dan teknologi dengan kecepatan tinggi, akan menjadi revolusioner, dan sangat menantang bagi institusi-institusi pendidikan yang sudah mapan.
c.       Prinsip pedagogik dan desain antarbudaya serta sumber pembelajaran untuk siswa merupakan perhatian utama di seluruh dunia, karena berada dalam arena pendidikan tanpa batas yang dipenuhi melalui worl wide web (www). World wibe web mempunyai kapasitas atau pemirsa yang luas, bila dimanfaatkan sebagai sumber belajar, maka perlu memperhatikan prinsip pedagogi. Tujuan pembelajaran on-lineadalah menjamin bahwa pedagogi dan kurikulum fleksibel, dapat menyesuaikan diri dan relevan bagi siswa dari berbagai latar belakang, sehingga aspek pedagogis bersifat mendukung kebutuhan antarbudaya.
Untuk dapat menerapkan belajar berbasis aneka sumber di sekolah-sekolah, diperlukan upaya yang serius dari pihak pendidik. Pendidik sendiri harus melakukan dan membiasakan diri untuk memanfaatkan aneka sumber, sehingga akan memudahkan bagi menentukan strategi yang tepat dalam memanfaatkan aneka sumber yang memungkinkan terjadinya pencapaian kompetensi yang diharapkan. Jika dalam sistem pendidikan, peserta didik tidak dipersiapkan untuk dapat memberi makna terhadap informasi, serta menciptakannya menjadi pengetahuan, kemudian menggunakan serta mengevaluasi pengetahuan yang diciptakan orang lain, maka mereka akan menjadi selalu tertinggal. Lebih jauh, Bardiman dan Franspotter yang juga dikutip Evans dan Nations (2000) menjelaskan, bahwa di masa depan akan ada penekanan pada pentingnya kemampuan-kemampuan berikut ini.
a.     Kemampuan belajar dan terus belajar secara bebas dan mandiri.
b.    Kemampuan berkomunikasi dengan orang lain.
c.     Kemampuan bekerjasama dengan orang lain.
d.    Kemampuan bekerjasama dengan orang lain dalam kelompok.
e.    Kemampuan memperlihatkan kepekaan sosial.
f.     Kemampuan menerima tanggungjawab kemasyarakatan.












Sumber belajar adalah sekumpulan bahan atau situasi yang diciptakan dengan sengaja dan dibuat agar memungkinkan siswa belajar sendiri secara individual (Percival & Ellington, 1988). Sumber belajar meliputi manusia (narasumber), bahan pengajaran, situasi belajar (lingkungan), alat dan perlengkapan belajar, aktivitas (teknik), dan pesan. Gambaran yang rinci tentang macam-macam sumber belajar IPA adalah sebagai berikut ,
1.      Manusia (narasumber), salah satu sumber belajar adalah orang atau masyarakat yang direncanakan dalam kegiatan belajar mengajar seperti guru, konseler, administrator pendidikan, tutor, dan sebagainya. Untuk kepentingan pelajaran IPA guru bisa mengundang orang-orang yang memiliki keahlian tersebut ke sekolah atau mengajak siswa mengunjungi tempat kerja orang-orang tersebut ke sekolah atau mendapatkan penjelasan langsung dari mereka.
2.      Bahan pengajaran, biasanya bahan ini berisi pesan. Bahan yang direncanakan sebagai sumber belajar dinamakan media pengajaran yang meliputi bahan cetak, film strip  dan sebagainya yang biasanya kombinasi dari semua sumber yang ada.
3.      Situasi belajar (lingkungan), yang dimaksud dengan situasi belajar (lingkungan) ialah tempat dan lingkungan belajar. Situasi dan lingkungan yang terutama sebagai sumber belajar adalah gedung sekolah, perpustakaan, laboratorium, kebun sekolah dan sebagainya. Misalnya, pembelajaran IPA dapat dilakukan diluar kelas (out door education) dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar.
4.      Alat dan perlengakapan belajar, dapat diartikan sebagai alat dan perlengkapan untuk produksi, pameran, peragaan, simulasi, dan sebagainya. Misalnya, sumber belajar yang digunakan dalam pelajaran IPA adalah patung torso.
5.      Aktivitas (teknik), diartikan sebagai sumber belajar yang selaras dengan sumber belajar lainnya. Aktifitas yang direncanakan sebagai sumber belajar lebih banyak merupakan  teknik khusus yang memberikan fasilitas belajar.
6.      Pesan adalah ajaran atau informasi yang diteruskan oleh komponen lain dalam bentuk ide, fakta, arti, politik, ekonomi, IPA atau ilmu fisika, kesehatan, keterampilan, dan lain-lain.
Penggunaan sumber belajar dan alat-alat pelajaran tertentu untuk membantu kegiatan belajar seharusnya disesuaikan dengan isi bahan pelajaran dan tujuan yang hendak dicapai. Di samping kesesuaian tersebut, faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan, yaitu waktu yang tersedia dan diperlukan untuk belajar menggunakan sumber belajar dan alat-alat tersebut, kecakapan guru maupun siswa menggunakan sumber dan alat, dan dana yang tersedia untuk pengadaan sumber dan alat pelajaran yang diperlukan.

Sulistyowati, Eka. Dkk. 2013. Metodologi Pembelajaran IPA. Jakarta: PT Bumi Aksara
Siregar, Eveline. Dkk. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Ghalia Indonesia
Prihatin, Eka. 2008. Guru sebagai Fasilitator. Bandung: PT. Karsa Mandiri Persada


1 comments:

Andi said...

makasih yah min.. sudah menjelaskan

Post a Comment

 
Copyright 2013 Lestary's Note