Saturday, March 12, 2016

Quantum Learning

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah quantum, pada awalnya hanya digunakan oleh pakar fisika modern menjelang abad 20, kemudian berkembang secara luas merambat ke bidang-bidang kehidupan manusia lainnya. Dalam bidang pendidikan, muncul konsep belajar quantum yang berupaya untuk meningkatkan proses pembelajaran, baik yang bersifat individual maupun kelompok. Saat ini, mulai dirasakan bahwa kehidupan individu dan organisasi, bisnis atau social, sedang menghadapi tantangan global, yakni perubahan besar-besaran dalam music seluruh aspek, misal sekolah.
Setiap pendididkan selalu berurusan dengan manusia, karena hanya manusia yang dapat dididik dan harus selalu dididik. Manusia adalah satu-satunya makhluk yang dikaruniai potensi untuk selalau menyempurnakan diri melalui proses belajar. Tentu sangat logis bagi manusia untuk memilih jalur pendidikan untuk meningkatkan potensi belajarnya. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru berpangkal pada suatu kurikulum, dan dalam proses pembelajaran guru juga berorientasi pada tujuan kurikulum, pada suatu sisi guru adalah pengembang kurikulum, sedangkan pada sisi lainnya guru adalah pembelajar siswayang secara aktif membelajarkan siswa sesuai dengan kurikulum sekolah.
Pada hakekatnya, mengajar itu adalah suatu proses dimana pengajar dan murid menciptakan lingkungan yang baik, agar terjadi kegiatan belajar yang bsrdaya guna,. Untuk mengatasi problematika dalam pelaksanaan pembelajaran,tentu diperlukan model-model mengajar. Model mengajar adalah suatu deskripsi dari lingkungan belajar yang menggambarkan perencanaan kurikulum, kursus-kursus, desain unit-unit pelajaran dan pembelajaran, perlengkapan belajar, pelajaran, bulu-buku kerja, program multimedia, dan bantuan belajar melalui program computer.
Ada banyak model pembelajaran yang dapat memudahkan guru melaksanakan tugas utama sebagai agen pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang terkenal adalah model pembelajaran kuantum. Quantum Learning  menguraikan cara-cara baru yang memudahkan proses pembelajaran lewat pemaduan unsur seni dan pencapaian-pencapaian yang terarah, apapun mata pelajaran yang diajarkan, Quantum Learning merupakan belajar yang meriah dengan segala nuansanya yang menyertakan segala interaksi dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar dan berfokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas.
Secara sederhana, pembelajaran kuantum dapat diartikan sebagai pembelajaran yang mengorkestrasikan berbagai interaksi menjadi cahaya yang melejitkan prestasi siswa, dengan menyingkirkan hambatan belajar melalui penggunaan cara dan alat yang tepat, sehingga siswa dapat belajar secara mudah dan alami.
Jika sejenak membayangan kelas, ruang kuliah ataupun ruang tempat siswa siswa belajar dan kemudian didalamnya terdengar suara dengungan para siswa yang tertarik dan memperhatikan guru saat menerangkan pokok pelajaran, tangan-tangan teracung dengan antusias, tubuh-tubuh condong kedepan penuh rasa ingin tahu dan gemuruh sukaria penuh dengan perayaan. Maka akan ada rasa keriangan berbagi wawasan dan kehangatan saling tukar perkataan yang menyemangati para siswa. Keadan ini adalah meupakan efek yang muncul dari pemakaian Quantum Learning.
B. Rumusan Masalah
           1.         Apakah pengertian dari Quantum Learning?
           2.         Apakah Karakteristik Quantum Learning ?
           3.          Apakah Tujuan Quantum Learning?
           4.         Bagaimanakah penerapan Quantum Learning pada pembelajaran IPA
C. Tujuan
           1.         Mengetahui pengertian Quantum Learning
           2.         . Mengetahui karakteristik Quantum Learning
           3.         Mengetahui tujuan Quantum Learning
           4.         Mengetahui penerapan Quantum Learning pada pembelajaran IPA
D. Manfaat
         1.         Meningkatkan keterampilan guru dalam mengajar menggunakan Strategi Quantum Learning
         2.         Menambah wawasan tenntang strategi Quantum Learning
         3.         Menumbuhkan sikap ingin tahu dalam mempelajari berbagai bidang ilmu pengetahuan





BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Quantum Learning
Pengertian quantum learning ini sendiri berawal dari upaya Dr.Georgi Lozanov (dalam DePorter, 2000), seorang pendidik berkebangsaan Bulgaria yang bereksperimen dengan “segestology” atau “sugestopedia”. Prinsipnya bahwa sugesti itu dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar, dan setiap detail apapun itu dapat memberikan sugesti positif atau negatif. Pembelajaran kuantum merupakan terjemahan dari bahasa asing yaitu quantum learning. “Quantum Learning  adalah kiat, petunjuk, strategi dan seluruh proses belajar yan1g dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta membuat belajar sebagai suatu proses yang menyenangkan dan bermanfaat” (Bobbi DePorter & Mike Hernacki, 2011:16 ). Quantum Learning  mencakup aspek-aspek penting dalam program neurolingustik (NLP), yaitu suatu penelitian tentang bagaimana otak mengatur informasi, program ini meneliti tentang hubungan antara bahasa dan prilaku dan dapat di gunakan untuk menciptakan jalinan pengertian antara siswa dan guru para pendidik dengan pengetahuan NLP mengetahui bagaimana menggunakan bahasa yang positif untuk meningkatkan tindakan–tindakan positif merupakan faktor penting untuk meransang fungsi otak yang paling efektif.
Kolaborasi antara Dr. Paul Maclean, Dr. Joseph LeDoux dan Daniel Goleman menyatakan bahwa ketika otak menerima ancaman atau tekanan kapasitas saraf untuk berfikir rasional mengecil otak di bajak oleh emosional.  Teori ini menyatakan bahwa belajar hendaknya melibatkan emosi siswa. Prinsip ini di bangun dari konsep otak triune yang menjelaskan bahwa setiap informasi akan menuju ke otak tengah ia berfungsi sebagai pusat pengarah dan yang mengendalikan emosi. Jadi jika siswa yang belajar dengan emosi yang positif maka siswa dapat mengingat dengan baik, maka memasukkan musik, ilustrasi, permainan dan iringan lagu emosi akan terlibat dengan positif sehingga orang akan belajar lebih baik. Jika tanpa keterlibatan emosi, kegiatan saraf otak itu kurang dari yang membutuhkan untuk  merekatkan pelajaran ke dalam ingatan.
Dengan demikian, Quantum Learning  dapat dikatakan sebagai strategi pembelajaran yang menekankan untuk memberikan manfaat yang bermakna dan juga menekankan pada tingkat kesenangan dari peserta didik atau siswa.



B. Karakteristik Quantum Learning
Selanjutnya, Bobbi DePorter & Mike Hernacki (2011:30) mengungkapkan mengenai karakterisitik dari pembelajaran kuantum (quantum learning) yaitu sebagai berikut.
1.      Pembelajaran kuantum berpangkal pada psikologi kognitif, bukan fisika kuantum meskipun serba sedikit istilah dan konsep kuantum dipakai.
2.      Pembelajaran kuantum lebih bersifat humanistis, bukan positivistis-empiris, “hewan-istis”, dan atau nativistis.
3.      Pembelajaran kuantum lebih bersifat konstruktivis, bukan positivistis-empiris, behavioristis, dan atau maturasionistis.
4.      Pembelajaran kuantum berupaya memadukan (mengintegrasikan), menyinergikan, dan mengkolaborasikan faktor potensi diri manusia selaku pembelajar dengan lingkungan (fisik dan mental) sebagai konteks pembelajaran.
5.      Pembelajaran kuantum memusatkan perhatian pada interaksi yang bermutu dan bermakna, bukan sekadar transaksi makna.
6.      Pembelajaran kuantum sangat menekankan pada pemercepatan pembelajaran dengan taraf keberhasilan tinggi.
7.      Pembelajaran kuantum sangat menekankan kealamiahan dan kewajaran proses pembelajaran, bukan keartifisialan atau keadaan yang dibuat-buat.
8.      Pembelajaran kuantum sangat menekankan kebermaknaan dan kebermutuan proses pembelajaran.
9.      Pembelajaran kuantum memiliki model yang memadukan konteks dan isi pembelajaran. Konteks pembelajaran meliputi suasana yang memberdayakan, landasan yang kukuh, lingkungan yang menggairahkan atau mendukung, dan rancangan belajar yang dinamis.
10.  Pembelajaran kuantum memusatkan perhatian pada pembentukan keterampilan akademis, keterampilan (dalam) hidup, dan prestasi fisikal atau material.
11.  Pembelajaran kuantum menempatkan nilai dan keyakinan sebagai bagian penting proses pembelajaran.
12.  Pembelajaran kuantum mengutamakan keberagaman dan kebebasan, bukan keseragaman dan ketertiban.
13.  Pembelajaran kuantum mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran dalam proses pembelajaran.


C. Tujuan Quantum Learning
Menurut Bobbi DePorter & Mike Hernacki (2011:12) adapun tujuan dari pembelajaran kuantum (quantum learning) adalah sebagai berikut.
a.       Untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif.
b.      Untuk menciptakan proses belajar yang menyenangkan.
c.        Untuk menyesuaikan kemampuan otak dengan apa yang dibutuhkan oleh otak.
d.       Untuk membantu meningkatkan keberhasilan hidup dan karir.
e.       Untuk membantu mempercepat dalam pembelajaran
Tujuan di atas, mengindikasikan bahwa pembelajaran kuantum mengharapkan perubahan dari berbagai bidang mulai dari lingkungan belajar yaitu kelas, materi pembelajaran yang menyenangkan, menyeimbangkan kemampuan otak kiri dan otak kanan, serta mengefisienkan waktu pembelajaran.
Menurut Kompasiana (2010) Lingkungan belajar dalam pembelajaran kuantum terdiri dari lingkungan mikro dan lingkungan makro. Lingkungan mikro adalah tempat siswa melakukan proses belajar, bekerja, dan berkreasi. Lebih khusus lagi perhatian pada penataan meja, kursi, dan belajar yang teratur. Lingkungan makro yaitu dunia luas, artinya siswa diminta untuk menciptakan kondisi ruang belajar di masyarakat. Mereka diminta berinteraksi sosial ke lingkungan masyarakat yang diminatinya, sehingga kelak dapat berhubungan secara aktif dengan masyarakat.
Selain itu, Bobbi DePorter,et al., (2004:14) menyatakan mengenai lingkungan dalam konteks panggung belajar. “Lingkungan yaitu cara guru dalam menata ruang kelas, pencahayaan warna, pengaturan meja dan kursi, tanaman, musik, dan semua hal yang mendukung proses belajar”.
Jadi, dapat dikatakan bahwa pembelajaran kuantum sangat memperhatikan pengkondisian suatu kelas sebagai lingkungan belajar dari peserta didik mengingat model pembelajaran kuantum merupakan adaptasi dari model pembelajaran yang diterapkan di luar negeri.
D. Pengembangan Strategi Quantum Learning pada pembelajaran IPA

  1. Metode TANDUR
Agar proses pembelajarn dengan model quantum learning ini dapat benar-benar sedinamis mungkin. Maka, perlu melalui tahap- tahapan di bawah ini yang sering dikenal sebagai kerangka rancangan Quantum Learning TANDUR yaitu :

a.       Tahap pertama: Tumbuhkan
Pada langkah ini guru harus menumbuhkan motivasi dan semangat belajar siswa. Dan memberi tahu siswa bahwa merekalah yang bertanggung jawab atas pendidikan mereka sendiri, mengaitkan pelajarn dengan masa depan dan berguna dalam dunia nyata.
b.      Tahap Kedua : Alami
Guru memberika pengalamn kepada siswa dan memanfaatkan hasrat alami otak untuk menjelajah. Karena pengalaman membangun keingintahuan siswa dan dapat menciptakn beberaap pertanyaan dalam benak mereka. Saaat pengalaman terbentang, guru mengumpulkan inforamasi untuk memaknai pengalamn tersebut. Inforamsi ini membuat yang abstrak menjadi konkrit.
c.       Tahap Ketiga : Namai
Setelah membuat siswapenasaran, penuh pertanyaan mengenai pengalaman mereka, maka penamaan dapat memuaskan keingintahuan siswa. Penamaan memuaskan hasrat alami otak untuk memberikan identitas, mengurutkan, dan mendefinisikan. Penamaan merupakan informasi, fakta, rumus, pemikiran, tempat dan sebagainya. Guru menyediakn kata kunci, konsep, model, rumus, strategi dan sebuah masukan.
d.      Tahap Keempat : Demonstrasi
Guru diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada siswa untukmenunjukkan bahwa mereka tahu. Guru memberikan peluang untuk menerjemahkan dan menerapkan pengetahuan mereka ke dalam pembelajaran yang lain dank e dalam kehidupan mereka serta mampu mempergakan tingkat kecakapan mereka dengan pengetahuan ynag baru saja mereka miliki.
e.       Tahap Kelima : Ulangi
Siswa diberi kesempatan untuk mengajarkan pengetahuan baru mereka kepada orang lain. Tentunya, dengan menggunaka cara yang berbeda dari asalnya. Pengulangan memperkuat koneksi saraf dan menumbuhkan rasa “aku tahu bahwa aku tahu ini”. Dan tentunya menunjukan pelajar cara-cara mengulang materi yang telah dibahas.
f.       Ahap Keenam: Rayakan
Pada langkah terakhir ini, saatnya untuk memberikan penghormatan atas usaha, keberhasilan dan ketekunan yang dilakukan dengan perayaan. Hal ini akan memperkuat kesuksesan dan memberi motivasi siswa. Perayaan disini dapat dilakukan dengan memberikan pujian, bernyanyi, bermain tepuk, pesta kelas dll.


2. Metode AMBAK
a.       A : Apa yang dipelajari
Guru hanya menetapkan apa saja yang akan dipelajari, anak didiklah yang menetukan tema sesuai minat masing-masing. Sebagai contoh pada pelajaran menggambar, guru hanya menentukan pelajaran menggambar dan para anak didiklah yang menentukan tema gambar yang akan di buatnya.
b.      M : Manfaat
Guru memberikan penjelasan tentang apa manfaat yang diperoleh dari setiap pelajaran.
c.       BAK : Bagiku
Bagiku artinya metode yang terkait dengan penjelasan guru kepada siswa tentang apa manfaat yang diperoleh siswa di masa yang akan datang setelah mempelajari bahan yang akan di ajarkan guru.
            Metode AMBAK adalah cara mengawali kegiatan pembelajaran dengan terlebih dahulu memberikan penjelasan tentang apa yang akan dipelajari dan memberikan pemahaman dan penyadaran kepada siswa tentang manfaat besar yang akan didapat siswa.
E. Contoh Pembelajaran dengan Quantum Learning
Tahapan Metode TANDUR
Penjelasan
Contoh Kegiatan
T =Tumbuhkan
Guru harus menum-buhkan motivasi dan minat siswa untuk belajar
·       Guru menyajikan media yang berkaitan dengan benda padat, cair, dan gas.
·       Guru memberikan beberapa  pertanyaan yang dapat menumbuhkan minat siswa. Adapun pertanyaan tersebut antara lain:
1.    Anak-anak ibu membawa satu botol air, jika air ini ibu tuangkan dalam sebuah mangkok, bagaimana bentuk air dalam mangkok? Apa yang menyebabkan hal tersebut terjadi?
2.    Anak-anak jika balon  ditiup, apa yang akan terjadi? Jika kemudian  balon dikempeskan, apa pula yang akan terjadi? Apakah kalian tahu apa yang menyebabkan hal tersebut terjadi ?

A=Alami
Guru memberikan penga-lamn kepada siswa dan memanfaatkan hasrat alami otak untuk menjelajah. Karena pengalaman membangun keingintahuan siswa dan dapat menciptakan beberapa pertanyaan dalam benak mereka
·        Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok heterogen sesuai dengan jumlah siswa.
·        Guru memberikan tugas kepada siswa berupa LKS (Lembar Kerja Siswa) untuk dikerjakan pada masing-masing kelompok.
·        Siswa melakukan langkah-langkah kegiatan percobaan yang ada dalam LKS bersama kelompoknya.

N=Namai
Setelah membuat siswapenasaran, penuh pertanyaan mengenai pengalaman mereka, maka penamaan dapat memuaskan keingin-tahuan siswa. Penamaan memuaskan hasrat alami otak untuk memberikan identitas, mengurutkan, dan mendefinisikan
·       Siswa mengerjakan LKS yang telah diberikan bersama kelompoknya
·       Siswa menjawab pertanyaan yang ada dalam LKS bersama kelompoknya secara teliti

D=Demonstrasi
Guru diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan bahwa mereka tahu.
·       Guru melakukan penilaian proses pada saat siswa melakukan diskusi kelompok.
·       Selesai mengerjakan LKS, salah satu wakil kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.
·       Kelompok yang lain memperhatikan dan memberikan tanggapan terhadap hasil diskusi yang telah dipresentasikan.
·       Guru sebagai moderator memberikan tanggapan terhadap hasil diskusi yang telah disampaikan.





U=Ulangi




Siswa diberi kesempatan untuk mengajarkan pe-ngetahuan baru mereka kepada orang lain. Tentunya, dengan meng-gunaka cara yang berbeda dari asalnya.



·         Guru membahas kembali hasil diskusi yang telah disampaikan.
·         Bila ada hasil diskusi yang kurang tepat, guru memberikan perbaikan.
·         Guru meminta salah satu siswa untuk mengulangi, hasil diskusi yang telah diperoleh atau yang telah disampaikan tadi.
·         Guru memberikan evaluasi atau penilaian terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
R=Rayakan
Pada langkah terakhir ini, saatnya untuk mem-berikan penghormatan atas usaha, keberhasilan dan ketekunan yang dilakukan dengan perayaan.
·        Guru memberikan penghargaan kepada siswa yang menunjukkan sikap positif selama pembelajaran berlangsung dengan memberikan pujian atau reward berupa tepuk tangan serta tanda penghargaan.


















BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
         1.         Quantum Learning  adalah kiat, petunjuk, strategi dan seluruh proses belajar yang dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta membuat belajar sebagai suatu proses yang menyenangkan dan bermanfaat
         2.         Karakteristik Quantum Learning diantaranya Pembelajaran kuantum berupaya memadukan (mengintegrasikan), menyinergikan, dan mengkolaborasikan faktor potensi diri manusia selaku pembelajar dengan lingkungan (fisik dan mental) sebagai konteks pembelajaran
         3.         Tujuan Pembelajaran Quantum  adalah menciptakan lingkungan belajar yang efektif, menciptakan proses belajar yang menyenangkan, menyesuaikan kemampuan otak dengan apa yang dibutuhkan oleh otak.,membantu meningkatkan keberhasilan hidup dan karir, membantu mempercepat dalam pembelajaran
         4.         Kerangka Rancangan Belajar Quantum Teaching dikenal sebagai TANDUR ( Tumbuhkan, Alami, Namai, Demontrasikan, Ulangi, Rayakan) dan juga Metode AMBAK (A : Apa yang dipelajari, M : Manfaat, BAK : Bagiku).
B. Saran
           1.       Penerapan Quantum Learning perlu ditingkatkan mengingat siswa akan berminat mengikuti pembelajaran bila siswa tersebut menyukai pelajaran tersebut
           2.       Peningkatan keterampilan guru dalam mengajar salah satunya dengan strategi Quantum Learning
           3.       Menciptakan suasana kelas yang menyenangkan sesuai dengan karakteristik masing-masing siswa











Daftar Pustaka

Bobbi Deporter & Mike Hernacki, Quantum Learning , Bandung: Kaifa, 2010
Bobbi Deporter, Mark Reardon & Sarah Singer-Nourie, Quantum Teacing Mempraktekkan Quantum Learning  di Ruang-Ruang Kelas , Bandung: Kaifa, 2000




0 comments:

Post a Comment

 
Copyright 2013 Lestary's Note