Friday, March 11, 2016

PERKEMBANGAN INTELEKTUAL DAN PEMBELAJARAN IPA

A. PERKEMBANGAN INTELEKTUAL
              Perkembangan intelektual dikenal juga dengan istilah perkembangan kognitif, sedangkan intelektual itu sendiri menurut Jean Piaget berasal dari istilah bahasa Inggris yaitu intellect, yang berarti akal budi yang berdasarkan aspek-aspek kognitifnya, khususnya proses berfikir yang lebih tinggi (Bybee dan Sund, 1982). Sedangkan intelligence atau intelegensi menurut Jean Piaget diartikan sama dengan kecerdasan, yaitu seluruh kemampuan berfikir dan bertindak secara adaptif, termasuk kemampuan mental yang kompleks seperti berfikir, mempertimbangkan, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi, dan menyelesaikan persoalan-persoalan. Jean Piaget membagi perkembangan intelek/kognitif menjadi 4 tahapan, yaitu:
1.        Tahap sensori-motoris
Tahap ini dialami pada usia 0-2 tahun. Pada tahap ini, anak berada dalam suatu masa pertumbuhan yang ditandai oleh kecenderungan-kecenderungan sensori-motoris yang sangat jelas. Segala perbuatan merupakan perwujudan proses pematangan aspek sensori-motoris tersebut, sedangkan sensori-motoris itu sendiri adalah saraf-saraf yang terdapat pada setiap manusia. Bayi yang baru lahir sangat bergantung kepada orang dewasa disekitarnya. Ia tidak tahu sedikit pun tentang dunia tempat ia terdampar. Ia sadar akan perubahan disekitarnya, misalnya perubahan suhu, perasaan diangkat dan digendong, sejumlah suara, sinar terang dan kedekatan tubuh manusia lainnya. Tetapi ini semua adalah pengalaman yang tidak bisa dikendalikannya walaupun dapat bereaksi terhadap beberapa situasi tadi dengan sedikit gerakan, karena system sarafnya belum cukup berkembang untuk memberinya kendali atas tubuhnya. Kendali ini diperoleh dalam jumlah tertentu selama dua belas bulan berikutnya dan pencapaian kendali ini adalah perhatian yang utama selama tahun tersebut.
2.        Tahap Praoperasional
Tahap ini berlangsung pada usia 2-7 tahun. Tahap ini juga disebut tahap intuisi, sebab perkembangan kognitifnya memperlihatkan kecenderungan yang ditandai oleh suasana intuitif. Artinya semua perbuatan rasionalnya tidak didukung oleh pemikiran tetapi oleh unsur perasaan, kecenderungan alamiah, sikap-sikap yang diperoleh dari orang-orang bermakna, dan lingkungnan sekitarnya. Pada tahap ini anak sangat bersifat egosentris, sehingga sering mengalami masalah dalam berinteraksi. Pada tahap ini pula anak mampu menyimpan kata-kata serta menggunakannya, terutama yang berhubungan eret dengan dengan kebutuhan mereka.
3.        Tahap Operasional Konkret
Tahap ini berlangsung antara usia 7-11 tahun. Pada tahap ini, anak mulai menyesuaikan diri dengan realitas konkret dan sudah mulai berkembang rasa ingin tahunya. Pada tahap ini,interaksinya dengan lingkungan, termasuk dengan orang tuanya sudah semakin berkembang dengan baik karena egosentrisnya sudah semakin berkurang. Anak sudah dapat mengamati, menimbang, mengevaluasi, dan menjelaskan pikiran-pikiran orang lain dalam cara-cara yang kurang egosentris dan lebih objektif.
4.        Tahap Operasional Formal
Tahap ini dialami oleh anak usia 11 tahun keatas. Pada masa ini, anak telah mampu mewujudkan suatu keseluruhan dalam pekerjaannya yang merupakan hasil dari berfikir logis. Aspek perasaan dan moralnya juga telah berkembang sehingga dapat mendukung penyelesaian tugas-tugasnya. Interaksinya dengan lingkungan sudah amat luas, menjangkau banyak teman sebayanyadan bahkan berusaha untuk dapat berinteraksi dengan orang dewasa. Kondisi seperti ini tidak jarang menimbulkan masalah dalam interaksinya dengan orang tua. Namun, sebenarnya diam-diam mereka juga mengharapkan perlindungandari orang tua karena belum sepenuhnya mampu memenuhi kebutuhan dirinya sendiri. Jadi, pada tahap ini ada semacam tarik-menarik antara ingin bebas dengan ingin dilindungi.

B. HUBUNGAN INTELEK DENGAN TINGKAH LAKU
Intalegensi menurut Piaget merupakan pernyataan dari tingkah laku adaptif yang terarah terhadap kontak dengan lingkungan. Apa yang dikatakan oleh Piaget ini kenyataannya memang benar, sebab organisme tidak pernah terpisah dari lingkungannya dan juga tidak semacam penerima yang pasif. Interaksi antara organisme dengan lingkungannya lebih bersifat interaksi timbal balik hanya dalam bentuk interaksinya juga, setiap perubahan tingkah laku adalah merupakan hasil dialegtis pengaruh timbal balik antara organisme dan lingkungannya

C. KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN INTELEK/KOGNITIF
Ada pun karakteristik setiap tahapan perkembangan intelek tersebut adalah sebagai berikut:
1. Karakteristik sensori-motoris dengan tahap:
a. Fase pertama (0-1 bulan) memiliki karakteristik: individu mampu bereaksi secara refleks; individu mampu menggerak-gerakan anggota badan meskipun belum terkoordinir; individu mampu masimilasi dan meakomodasikan berbagai pesan yang diterima dari lingkungannya.
b. Fase kedua (1-4 bulan) memiliki karakteristik bahwa individu mampu memperluas skema yang dimilikinya berdasar kan hereditas.
c. Fase ketiga (4-8 bulan) memiliki karakteristik bahwa individu mulai dapat memahami hubungan antara perlakuannya terhadap benda dengan akibat yang terjadi pada benda itu.
d. Fase keempat (8-12 bulan) memiliki karakteristik: individu mampu memahami bahwa benda tetap ada meskipun untuk sementara waktu hilang dan akan muncul lagi diwaktu lain; individu mulai mampu mencoba sesuatu; individu mampu menentukan tujuan kegiatan tanpa tergantung kepada orang tua.
e. Fase kelima (12-18 bulan) memiliki karakteristik: individu mulai mampu untuk meniru; individu mampu untuk melakukan berbagai cobaan terhadap lingkungannya secara lebih lancar.
f. Fase keenam (18-26 bulan) memiliki karakteristik: individu mulai mampu untuk mengingat dan berfikir; individu mampu untuk berfikir dengan menggunakan simbol-simbol bahasa sederhana; individu mampu befikir untuk memecahkan masalah sederhan sesuai dengan tingkat perkembangannya; individu mampu memhami diri sendiri sebagai individu yang sedang berkembang.
2. Karakteristik tahap praoperasional, ditandai dengan karakteristik :
a. Individu telah mengombinasikan dan mentransformasikan berbagai informasi.
b. Individu telah mampu mengemukakan alasan menyatakan ide.
c. Individu telah mengerti adanya hubungan sebab akibat dalam suatu peristiwa konkret. Cara berfikir individu bersifat egosentris ditandai oleh tingkah laku: befikir imajinatif; berbahasa egosentris; memiliki ego yang tinggi; menampakan dorongan ingin tahu yang tinggi; perkembangan bahasa mulai pesat.
3. Karakteristik tahap operasional konket. Tahap oprasional konkret ditandai dengan karakteristik menonjol bahwa segala sesuatu dipahami sebagaimana yang tempak saja atau sebagaimana kenyataan yang mereka alami.
4. Karakteristik tahap oprasional formal. Tahap operasional formal ditandai dengan karakteristik menonjol sebagai beriku.
a. Individu dapat mencapai logika dan rasio serta dapat menggunakan abstraksi.
b. Individu mulai mampu mampu berfikir logis dengan objek-objek yang abstrak.
c. Individu mulai mampu memecahkan persoalan-persoalan yang bersifat hipotesis.
d. Individu bahkan mulai mampu membuat perkiraan (forecasting) dimasa depan.
e. Individu mulai mampu untuk mengintropeksi diri sendiri seehingga kesadaran diri sendiri tercapai.
f. Individu mulai mampu membayangkan peranan-peranan yang akan diperankan sebagai orang dewasa.
g. Individu mulai mampu untuk menyadari diri mempertahankan kepentingan masyarakat di lingkungannya dan seseorang dalam masyarakat tersebut.



D. FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERKEMBANGAN INTELEK KOGNITIF
1. Faktor Hereditas
Semenjak dalam kandungan, anak telah memiliki sifat-sifat yang menentukan daya kerja intelektualnya. Secara potensial anak telah membawa kemungkinan, apakah akan menjadi kemampuan berfikir setaraf normal, di atas normal, atau dibawah normal. Namun, potensi ini tidak berkembang atau terwujud secara optimal apabila lingkungan tidak member kesempatan untuk berkembang. Oleh karena itu, peranan lingkungan sangat menentukan perkembangan intelektual anak.
2. Faktor Lingkungan
Ada dua unsur lingkungan yang sangat penting perannya dalam memengaruhi perkembangan intelek anak, yaitu keluarga dan sekolah.
a. Keluarga. Intervensi yang paling penting dilakukan oleh keluarga atau orang tua adalah memberikan pengalaman kepada anak dalam berbagai bidang kehidupan sehingga anak memiliki informasi yang banyak yang merupakan alat bagi anak untuk berfikir. Cara-cara yang digunakan, misalanya memberi kesempatan kepada anak untuk merealisasikan ide-idenya, menghargai ide-ide tersebut, memuaskan dorongan keingintahuan anak dengan jalan seperti menyediakan bacaan, alat-alat keterampilan, dan alat-alat yang dapat mengembangkan daya kreativitas anak. Member kesempata atau pengalaman tersebut akan menuntut perhatian orang tua.
b. Sekolah, adalah lembaga formal yang diberi tanggung jawab untuk meningkatkan perkembangan anak termasuk perkembangan berfikir anak. Dalam hal ini, guru hendaknya menyadari bahwa perkembangan intelektual anak terletak di tangannya. Beberapa cara di antaranya adalah sebagai berikut: menciptakan interaksi atau hubungan yang akrab dengan peserta didik; memberi kesempatan kepada para peserta didik untuk berdialog dengan orang-orang alih dan berpengalaman dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan, sangat menunjang perkembangan intelektual anak; menjaga dan meningkatkan pertumbuhan fisik anak, baik melalui kegiatan olahraga maupun menydiakan gizi yang cukup, sangat penting bagi perkembangan berfikir peserta didik; meningkatkan kemampuan berbahasa peserta didik, baik melalui media cetak maupun dengan menyediakan situasi yang memungkinkan para peserta didik berpendapat atau mengemukakan ide-idenya.

E. DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohammad & Ansori, Mohammad. 2000. Psikologi Remaja (Perkembangan Peserta Didik). Bandung: Bumi Aksara
Sunarto . 1999 . Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta.
Suparwoto, dkk. 2007. Psikologi Perkembangan. Semarang: Unnes Press

0 comments:

Post a Comment

 
Copyright 2013 Lestary's Note